Pesan hoax diduga picu pembakaran gereja di Bantul

Mawa Kresna

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Pesan hoax diduga picu pembakaran gereja di Bantul
Informasi beredar di media sosial bahwa GBI Saman akan dibangun jadi gereja terbesar di Bantul

BANTUL, Indonesia — Dugaan bahwa pembakaran Gereja Baptis Indonesia di Saman terkait dengan pembakaran musala di Papua bisa jadi salah. Menurut pihak gereja, pembakaran diduga disebabkan pesan hoax yang beredar di media sosial.

Sebelum gereja tersebut dibakar orang tidak dikenal pada dini hari Senin, 20 Juli, sekelompok massa mengatasnamakan ormas Islam mendatangi gereja pada 5 Juli.

“Jadi ada informasi di media sosial, saya pun tidak tahu, yang isinya kami akan membuat gereja terbesar di Bantul,” kata pendeta GBI saman, Joni Teguh Haryadi, pada Rappler, Selasa, 21 Juli.

Salah seorang anggota ormas Islam tersebut mengatakan kepada Joni agar mengurungkan niatnya untuk mengurus Izin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk gereja tersebut. Joni tak langsung menuruti, ia malah menampik tudingan tersebut. 

“IMB itu kami urus setelah kami mendapat imbauan dari pemerintah Kabupaten Bantul bahwa rumah ibadah harus memiliki IMB. Karena gereja kami belum punya, maka saya kemudian mengurus IMB untuk bangunan gereja yang sudah ada ini. Bukan mau membangun lagi,” kata Joni.

Benarkah gereja Saman adalah yang terbesar di Bantul? 

Joni menjelaskan bahwa bangunan gereja yang ada sekarang hanya seukuran 20 x 5 meter dengan luas tanah 300 meter persegi, sehingga kabar tentang pembangunan gereja terbesar di Bantul pun jelas tidak masuk akal.

“Lihat saja ukurannya ini, cuma 20 x 5 meter untuk bangunannya. Ini pun dulunya adalah tanah hibah dari warga jemaat kami,” tuturnya.

Selain tuduhan akan mendirikan gereja terbesar, pihak GBI juga dituding melakukan intimidasi terhadap warga sekitar gereja untuk memberikan tanda tangan sebagai bukti persetujuan pembangunan gereja.

“Kami tidak melakukan intimidasi apa pun, gereja kami sudah sejak tahun 1992 ada di sini, dan kami tidak pernah bermasalah dengan warga. Syarat untuk mendapatkan IMB yaitu meminta persetujuan warga yang dibuktikan dengan tanda tangan. Memang ada warga yang menolak, tapi itu tidak banyak,” kata Joni. 

Bukan hanya sekali GBI Saman didatangi ormas Islam.  Pada 14 Juli, sekelompok orang yang mengatasnamakan Front Jihad Islam juga mendatangi lagi gereja tersebut. Mereka meminta pihak gereja untuk tidak menggunakan gedung gereja untuk ibadah sebelum mereka mendapatkan IMB. 

Mereka gagal masuk ke halaman gereja karena dihadang polisi.

Komunitas gereja dan warga hidup berdampingan

Api menghanguskan pintu dan bagian depan Gereja Baptis Indonesia di Saman, Senin, 20 Juli 2015. Foto dari Sobat KKB Jogjakarta

Sebelum terjadi aksi pembakaran gereja oleh orang tak dikenal tersebut, komunitas gereja dan warga di sekitar hidup berdampingan dengan damai. Bahkan tak jauh dari gereja tersebut ada sebuah masjid milik warga setempat.

Ratno, warga Saman yang rumahnya bersebelahan dengan gereja mengaku tidak pernah keberatan dengan keberadaan gereja tersebut. Berdasarkan pengalamannya selama ini, keberadaan gereja tidak mengganggu lingkungan sekitar. 

Nggak ada masalah, saya warga pendatang, waktu pindah ke sini, gereja ini sudah ada. Tidak pernah ada masalah, aman-aman saja,” terangnya. 

Selain itu jemaat gereja pun tidak pernah bermasalah dengan warga sekitar. Mereka bergaul dengan baik dengan warga yang mayoritas muslim.

Hal yang sama juga disampaikan Uge Musrianto, warga setempat yang adalah jemaat GBI Saman. Dalam pergaulan sehari-hari tidak pernah ada masalah dengan warga. Dia juga aktif dalam  kegiatan warga seperti ronda dan kegiatan lainnya.

“Saya itu sebelum kejadian sempat ronda dengan warga. Mereka itu malah bilang, kenapa ada kelompok mendatangi seperti itu, warga saja nggak masalah. Mereka menyayangkan kenapa harus ada kejadian seperti ini,” ungkapnya.

Uge menjelaskan saat gereja dibakar justru warga sekitar yang memadamkannya. 

“Saya itu rumah jarak sekitar 100 meter dari gereja, tapi waktu kejadian saya baru tahu pagi. Yang memadamkan itu warga sekitar gereja,” tambahnya.

Polisi buru pelaku pembakaran gereja

Kabid Humas Polda Yogyakarta AKBP Anny Pudjiastuti mengatakan saat ini kepolisian masih mendalami keterangan dari saksi-saksi di tempat kejadian perkara yang mengaku melihat pelaku pembakaran. Dari keterangan saksi, pelaku diduga lebih dari satu orang.

Menyikapi kejadian tersebut, Polda DIY meningkatkan keamanan melalui patroli 24 jam  di seluruh wilayah. Dia pun berharap kerjasama masyarakat dalam mengungkapkan kasus tersebut. 

“Tingkatkan pengamanan swakarsa, siskamling, serta tidak terprovokasi dengan kejadian yang ada. Kita harapkan manakala melihat hal yang mencurigakan segera lapor ke polsek terdekat,” ujar Anny.—Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!