Kick-off Piala Kemerdekaan terancam kembali mundur

Mahmud Alexander

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kick-off Piala Kemerdekaan terancam kembali mundur
BOPI meminta kick-off dimundurkan hingga dua pekan lagi. Persyaratan klub dan pelaksana turnamen belum komplit.


JAKARTA, Indonesia – Kick off Piala Kemerdekaan kembali misterius. Itu setelah Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) meminta kepada Tim Transisi agar berkas persyaratan verifikasi klub dilengkapi terlebih dulu.

BOPI menyarankan penundaan hingga dua pekan. Sebab, berkas yang harus dilengkapi cukup banyak. Mulai dari melengkapi daftar pemain hingga daftar rekening klub. Selain itu, pelaksana turnamen juga belum melengkapi berkas-berkasnya.  

Saran untuk menunda kick-off dua pekan sejatinya cukup lama. Sebab, sejumlah klub peserta Piala Kemerdekaan sanggup untuk melengkapinya dalam tempo satu pekan. 

(BACA: 18 klub sepak bola terbagi dalam tiga grup Piala Kemerdekaan)

“Kami dapat masukan bagus dari BOPI dalam rapat malam ini. Setelah melihat kenyataan, banyak klub peserta yang belum siap. Setelah berkas diverifikasi, ternyata baru 14 klub yang sudah memberikan daftar pemain,” kata Pokja Komunikasi Tim Transisi, Cheppy Wartono, Senin, 27 Juli.

Sejatinya, masih ada waktu kurang lebih tiga hari sampai kick-off pada 2 Agustus. Tim Transisi seharusnya bisa menekan klub dan pelaksana turnamen untuk segera melengkapinya. Tapi, mereka tidak mau melakukannya. 

“Masukan BOPI bagus juga. Mundur iya, tapi kepastiannya kami rapatkan dulu,” kata Cheppy. 

Kinerja Tim Transisi dianggap terlalu lambat

Jadwal kick-off Piala Kemerdekaan memang beberapa kali dimundurkan. Paling tidak tiga kali Tim Transisi merevisinya. Awalnya, turnamen bakal digelar 24 Juli.

Kemudian dimundurkan menjadi 1 Agustus. Belakangan, jadwal kembali mundur lagi  sampai 2 Agustus. 

Padahal, Tim Transisi mengatakan bahwa tanggal 2 Agustus ini sebagai jadwal paling akhir kick-off. Sebab, saat menghadap Presiden Joko “Jokowi” Widodo, tim berjanji bahwa tanggal 2 adalah paling lama turnamen diputar kembali setelah lama vakum. 

Namun, BOPI yakin bahwa Presiden Jokowi akan memakluminya. “Daripada turnamen berjalan tapi berantakan. Biarlah ini jadi pelajaran bagi Tim Transisi bahwa mengelola turnamen itu tidak mudah,” ujar  Sekjen BOPI Heru Nugroho.

Akmal Marhali, salah seorang pengamat sepak bola tanah air, mengkritik kebijakan tersebut. Mantan wartawan tersebut menilai Tim Transisi seharusnya bisa bergerak lebih cepat. Tidak hanya untuk segera memutar kompetisi, tapi juga mengurus kembali sanksi pembekuan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) oleh federasi sepak bola dunia (FIFA). 

“Tugas mereka ini kan membentuk PSSI baru, kemudian melobi FIFA agar ada jalan untuk diakui. Sekarang ada celah, setelah kondisi FIFA sedang terpuruk saat ini,” kata Akmal.

Lambannya kinerja Tim Transisi, kata Akmal, tidak sebanding dengan langkah berani yang dilakukan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi.

“Kasihan Menpora yang sudah pasang badan, tapi tim kerjanya lamban,” dia. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!