Napi teroris pemukul petugas dipindah, massa pendukung berdemonstrasi

Dyah Ayu Pitaloka

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Napi teroris pemukul petugas dipindah, massa pendukung berdemonstrasi
Menurut versi Kalapas, napi teroris ditegur petugas karena berdua di kamar mandi dengan istrinya.

MALANG, Indonesia— Tak terima karena sembilan narapidana teroris yang terlibat konflik dengan petugas Lembaga Permasyarakatan Lowokwaru dipindah, massa pendukung mereka berdemonstrasi di depan lapas, Minggu, 9 Agustus 2015. 

Menurut para pendukung ini, tiga petugas lapas telah memukuli 9 rekan mereka pada 8 Agustus. “Kami meminta pertanggungjawaban qisas (memberi balasan yang setimpal),” kata M Romli, salah satu pendemo. 

“Jika ini terjadi lagi, kami akan memburu mereka, mengerahkan massa yang lebih banyak,” katanya. 

Menanggapi ini, pihak lapas enggan ribut. Mereka menganggap permasalahan telah selesai. Mereka mengaku tak mengenal 3 orang petugas lapas yang diduga memukuli napi teroris yang dimaksud. 

“Yang terjadi malah sebaliknya, sipir kami yang ditendang. Ini sudah clear dan tidak ada pertemuan lanjutan,” kata Efendi Yulianto, Kepala Bidang Kegiatan Kerja Lapas Kelas 1 Lowokwaru Malang. 

Massa yang dipimpin Romli pun membubarkan diri dan meninggalkan halaman Lapas . 

Kenapa dipindah? 

Menurut versi Kepala Lapas Lowokwaru Enny Purwaningsih, 9 narapidana teroris dipindah ke lima lapas Jawa Timur pada Sabtu, 8 Agustus, karena menendang petugas. 

“Satu sipir kami ditendang, saat itu dia sedang mengingatkan bahwa jam kunjungan segera berakhir dan mengetuk kamar mandi dua kali, karena melihat ada dua orang masuk di dalam kamar mandi itu,” kata Enny. 

Napi yang dimaksud adalah Wiliam Maksum, napi teroris jaringan Abu Roban. Dia berada di dalam kamar mandi bersama istrinya, di tengah jam kunjungan pukul 11:45. Aturan di dalam lapas melarang lebih dari satu orang berada dalam satu kamar mandi bersamaan. 

“Ketika mengetuk pintu dan diingatkan itu, sipir kami ditendang oleh salah satu napi yang ada di ruangan berkunjung. Napi lain kemudian membuat gaduh dengan meneriakkan kalimat perlawanan,” katanya. 

Akibatnya narapidana lain jadi ikut terpancing. Mereka yang melihat kejadian tersebut segera melempari napi dengan batu bata.

“Mungkin mereka merasa tidak terima jika sipir diperlakukan seperti itu,” kata Enny.

Sembilan napi teroris yang menyerang petugas lapas segera diamankan di ruangan isolasi. Selanjutnya, mereka dipindahkan ke lima lapas lain di Jawa Timur pada Sabtu malam, 8 Agustus.

Wiliam Maksum dan Agung Hamid dipindahkan ke Lapas Madiun, Budi Utomo dan Khoirul Ihwan dipindahkan ke Lapas Porong, Agung Fauzi dan Fadli Sadama dipindahkan ke Lapas Pamekasan, Budi Supriantoro dipindahkan ke Lapas Probolinggo, Wagiono dan Thamrin dipindahkan ke Lapas Lumajang.  

 “Dalam kerusuhan itu tak ada yang terluka. Proses pemindahannya semua sudah berjalan aman, terakhir di Pamekasan sampai pada pukul 04:00 dinihari tadi,” kata Enny. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!