Popcon Asia 2015: Dua film superhero lokal ‘Valentine’ dan ‘Volt’

Shinta Setiawan

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Popcon Asia 2015: Dua film superhero lokal ‘Valentine’ dan ‘Volt’
Dua film superhero lokal akan hadir tahun depan. Lebih rapi dan menjanjikan.

Tahun depan, bersiaplah untuk menyambut film tentang pahlawan super wanita Indonesia di layar lebar. Valentine, film superhero yang diangkat dari komik keluaran Skylar Comics Entertainment, telah merampungkan proses syutingnya.

Film Valentine tampil dalam panel presentasi di Popcon Asia 2015. Di panggung utama, hadir sang produser eksekutif, Sarjono Sutrisno; sang produser, Aswin Siregar; VFX supervisor dari Epix FX Studio, Eric Kawilarang; dan sutradara filmnya, Agus Pestol. Tak lupa, pemeran Valentine sendiri, Estelle Linden, turut hadir dalam acara ini.

Valentine yang dibuat dengan latar sebuah kota fiktif, Batavia City, menceritakan tentang seorang wanita bernama Sri Maya. Sri Maya yang memiliki mimpi untuk menjadi seorang aktris berubah nasibnya saat bertemu dengan Bono, seorang sutradara film, serta Wawan, wardrobe designer yang juga merupakan sahabat Bono.

Keduanya berencana membuat dummy film superhero dengan merekam sosok pahlawan yang sedang melawan perampok di minimarket. Hal ini kemudian mengarah pada hal-hal yang jauh lebih besar.

Dalam panel presentasi ini, Aswin Siregar menyatakan kelegaannya karena Valentine sudah menyelesaikan proses syutingnya. Totalnya, syuting berjalan sekitar 4 bulan. Tapi, perjalanan Valentine menuju layar lebar sudah lebih lama dari itu.

“Syuting film Valentine menghabiskan waktu 121 hari. Kalau dihitung dengan persiapan, kurang lebih hampir dua tahun,” kata Agus Pestol.

Meski diangkat dari komik Valentine yang diterbitkan Skylar Comics, kisah di komik dan filmnya memiliki perbedaan yang signifikan. Komik Valentine saat ini baru terbit sampai edisi ke-3. Dalam rangkaian komiknya, edisi 1 sampai 5 akan bercerita mengenai origin story Valentine.

Lima edisi berikutnya akan memperkenalkan Valentine sebagai sosok pahlawan super yang sudah matang. Sementara itu, di musim berikutnya, baru akan diperkenalkan musuh-musuhnya.

Selain perbedaan cerita serta alur, kostum dari Valentine pun sedikit diubah dalam versi filmnya. Namun, di luar semua itu, benang merah dari versi film dan komiknya sebenarnya sama.

Selain informasi mengenai cerita dan karakter, pengunjung panel presentasi ini juga disuguhi beberapa foto belakang layar pembuatan filmnya. Salah satu adegan yang ditunjukkan adalah perampokan bank di Batavia City.

“Ini adegan perampokan bank terbesar di Batavia City. Batavia City itu semua dibuat sendiri. Ini kita bangun set, bank ini kita bangun dalam waktu dua minggu,” terang Agus.

Batavia City sendiri merupakan lokasi fiktif yang digambarkan terletak di negara dekat Indonesia. Secara bahasa dan kultur, kota ini digambarkan lebih mirip Singapura.

Selain itu, Batavia City memiliki tampilan yang terlihat berbeda. Sebagian dari kota ini akan dibentuk dengan CGI dari Epix FX Studios yang dipimpin oleh Eric Kawilarang bersama tim yang berisi sekitar 30 orang. Aswin menganggap Eric sebagai arsitek dari Batavia City.

Sang pemeran Sri Maya alias Valentine, Estelle Linden, pun tak lupa untuk menceritakan pengalamannya selama masa persiapan hingga syuting.

“Kita persiapan sebelum syuting film ini, latihan martial arts dulu untuk setahun ya. Awalnya dimulai dengan basic silat. Terus abis itu evolve sedikit ke taekwondo, ada jiu jitsu-nya juga. Jadi pas syuting, I already know my basics. Cuman lebih sukanya karena harus pake kostum aja. It was exciting,” kata Estelle.

Apakah Estelle pernah mengalami cedera serius saat pembuatan filmnya?

“Kalau cedera yang scary sih nggak, cuman pernah keseleo jempol doang. Tapi pas shooting days-nya untungnya enggak ada cedera. Tapi pas latihan ada beberapa sih, selama setahun itu ada beberapa kena tonjokan beneran, terus ngerasain gimana rasanya. Tapi ya, untungnya pas syuting nggak ada cedera sama sekali.”

Beberapa poster karakter filmnya, mulai dari Valentine hingga musuh-musuhnya seperti Shadow dan Hydro juga diperlihatkan dalam presentasi ini. Yang terakhir, video teasernya pun diputar untuk memberi kilasan mengenai filmnya. Tak hanya secara singkat diperkenalkan pada para pemerannya, teaser ini juga menunjukkan kostum yang dikenakan Valentine, serta beberapa adegan tarung dan aksi yang terjadi di Batavia City.

 

Saat ditanya mengenai tantangan terbesar dalam menggarap Valentine, Agus Pestol menyatakan bahwa ada banyak tantangan yang dihadapi dalam film debutnya ini.

 

“Semua adegan buat saya menantang. Apalagi ini film layar lebar pertama saya. Yang paling menantang ketika bekerja sama dengan Matthew Settle (pemeran Rufus Humphrey dalam serial televisi Gossip Girl, serta pemeran Kapten Ronald Speirs dalam miniseri Band of Brothers). Itu artis Hollywood. Cast di sini kurang lebih sepuluh pemain. Misalnya di bank, itu ada extras 600 orang, hampir 800 orang yang main di film Valentine,” ujarnya.

Pemeran utama film ‘Volt’ diumumkan

Karena film Valentine dan Volt berada dalam semesta yang sama, panel presentasi ini pun dilanjutkan dengan kehadiran sutradara Volt, Anggy Umbara.

Dalam acara ini, Anggy membagikan kabar terbaru mengenai film superhero tersebut. Volt yang telah dipersiapkan sejak tahun lalu masih berada dalam tahap pengembangan skrip. Ia juga mengumumkan bahwa Marcelino Lefrandt telah dipilih menjadi pemeran utamanya.

It’s good to be back,” kata Marcelino. “Kita selama ini menyiapkan Marcelino menjadi karakter Volt. Dia pokoknya udah kita permak,” ujar Anggy.

Walaupun belum bisa menunjukkan footage apapun, Anggy bercerita sedikit mengenai kostum Volt yang nampaknya merupakan gabungan dari practical suit dan CGI.

Kostumnya itu, Volt itu kan dari medan energi gitu. Jadi kita bikin kostum khusus, tapi sebagian akan kita create di CGI, jadi selalu berubah-ubah kan. Mengeluarkan kekuatan yang mengubah detail-detailnya,” kata Anggy.

Melalui film ini, Marcelino berharap dapat mengangkat komik dan film Indonesia di dunia internasional. —Rappler.com 

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!