Kalah tenang, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir kandas di semi final

Mahmud Alexander

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kalah tenang, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir kandas di semi final

DANY PERMANA

Salah satu unggulan juara Indonesia di sektor ganda campuran keok di semi final. Mental drop setelah kemenangan dicuri di game kedua.
JAKARTA, Indonesia — Satu target Indonesia di ajang kejuaraan dunia 2015 dipastikan melayang. Itu setelah pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir gugur di semi final setelah dipecundangi wakil Tiongkok Zhang Nan/Zhao Yunlei via rubber game 22-20, 21-23, dan 12-21. 
Rekor pertandingan di ajang Kejuaraan Dunia juga tercipta. Sebab, kedua pebulu tangkis bertanding dalam tempo yang cukup panjang. Total, tiga game membutuhkan waktu 91 menit!
Pertarungan unggulan pertama dan unggulan ketiga di kejuaraan dunia ini memang cukup seru. Terjadi saling susul-menyusul poin di setiap game. Keduanya sampai mengganti strategi permainan berkali-kali di tengah game berjalan untuk mengamankan poin.
Di game pertama, laga sempat mendebarkan saat terjadi deuce 20-20. Dukungan para pendukung Indonesia di Istora Senayan mampu membuat pemain Tiongkok benar-benar tertekan. Hasilnya, Owi/Butet akhirnya mengambil game pertama. 
Pada game kedua, kualitas permainan kedua pasangan belum juga menurun. Keduanya saling kejar-mengejar poin. Mereka juga memainkan bola cepat. Skill dua mantan juara dunia itu memang luar biasa dan membuat deg-degan suporter tuan rumah.
Benar saja, deuce kemudian kembali terjadi. Namun, kali ini pemenangnya adalah Zhang/Zhao dengan skor 21-23.
Di game penentuan, Owi/Butet sempat terlihat bakal menang mudah. Namun, di luar prediksi, Zhang-Zhao mampu meninggalkan mereka 11-15, dan terus menekan sampai akhirnya mengalahkan pasangan tuan rumah 12-21.
“Saat kedudukan 20-18, kami kurang tenang dan gugup. Ada satu poin di mana saya terpengaruh juga dengan penonton. Bola yang seharusnya bisa saya matikan malah jadi bumerang. Kalau lawan mainnya tenang, kami justru sempat tegang,” kata Tontowi.
Soal kekalahan di game ketiga, Butet mengakui sangat terpengaruh dengan game kedua. Perasaan kecewa dan menyesal terbawa sampai game ketiga.
“Kami memang terpengaruh kekalahan di game  kedua. Rasanya langsung blank. Sebetulnya kami sudah berusaha mau melupakan kekalahan di game kedua. Namun, pada saat poin imbang lagi, namanya juga manusia, kami kepikiran lagi,” tutur Liliyana.
Sementara itu Zhang/Zhao mengakui bahwa mereka bisa lebih tenang. Kuncinya, mereka tidak mau memikirkan kalah atau menang. Yang penting kerja keras dan berfokus ke pertandingan.
“Tontowi/Liliyana adalah lawan yang kuat. Kami hanya berusaha mengeluarkan kemampuan terbaik kami. Kami tidak berpikir apapun. Yang kami incar jangan mati poin per poin saja,” kata Zhao.
Saat ini, Indonesia menyisakan tiga wakil di semifinal. Mereka harus meraih kemenangan untuk mengamankan tempat di final. Mereka adalah Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (ganda putra), Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari (ganda putri) dan Linda Wenifanetri (tunggal putri). — Rappler.com
BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!