Warga Kampung Pulo menolak digusur, bentrok dengan petugas

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Warga Kampung Pulo menolak digusur, bentrok dengan petugas

EPA

Kampung Pulo masuk dalam 4 daerah paling rawan banjir di Jakarta.

JAKARTA, Indonesia — Untuk kesekian kalinya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berniat menggusur warga Kampung Pulo, Jakarta Timur, hari ini, Kamis, 20 Agustus. Persiapan penggusuran sudah dilakukan mulai dari melobi warga sampai menawarkan ganti rugi. 

Menurut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja “Ahok” Purnama, penggusuran kali ini adalah harga mati. “Yang enggak mau tetap digusur,” kata Ahok, Rabu, 19 Agustus.

Sebelum penggusuran dilakukan, berbagai upaya dilakukan Ahok untuk membujuk warga Kampung Pulo untuk pindah dari lokasi yang kerap digenangi banjir karena terletak di bantaran Kali Ciliwung tersebut. 

Misal pada 4 Agustus kemarin, Ahok menemui perwakilan warga Kampung Pulo yang mewakili 917 kepala keluarga di Balai Kota. Pertemuan itu membahas rencana relokasi. Tapi warga tampaknya tak kompak. 

“Ada dua kelompok yang sama-sama mengklaim sebagai perwakilan warga,” kata Ahok. Sebagian warga meminta pembayaran ganti untung atas tanah dan bangunan yang bakal digusur, karena mereka dulu memperoleh tanah lewat skema jual-beli.  

Ahok kemudian menawarkan konversi 1,5 kali luas tanah menjadi 150 meter persegi rumah susun. Bila satu unit rumah susun seluas 30 meter persegi, warga itu berhak mendapat lima unit rumah susun. 

Warga bentrok dengan petugas 

Meski dialog sudah dilakukan berkali-kali, namun ternyata upaya penggusuran tak berjalan mulus. Sebab sebagian warga berkeras untuk bertahan. 

Bentrokan antara petugas Satpol PP dan warga Kampung Pulo kembali pecah. Gas air mata ditembakkan oleh petugas. Batu-batu beterbangan dari arah kubu warga. Suasana di Kampung Pulo pun mencekam. 

Akibat bentrokan tersebut, warga yang tersulut emosi merusak satu unit alat berat. Kaca unit pecah, mesinnya dibakar, sehingga tidak lagi bisa digunakan. 

Alat berat jenis becho tersebut berada di pinggir kali yang hendak digunakan untuk merobohkan bangunan di Kampung Pulo tersebut. 

Hingga berita ini diturunkan, upaya penggusuran masih dilakukan. 

Kampung langganan banjir 

Jika dilihat dari rekam kejadian, warga Kampung Pulo memang kerap menderita karena banjir.  

Banjir yang menggenangi kampung mereka bisa mencapai 3-8 meter. Tapi toh warga mengaku tak kapok.

“Ah, banjir segitu mah sudah biasa, enggak kaget,” kata Asep Syaifuddin yang rumahnya berjarak kurang dari 10 meter dari bantaran Kali Ciliwung. 

Ketua RW 2, Kamaluddin, membenarkan pernyataan Asep. Menurut Kamal, warga baru mau mengungsi jika banjir mencapai 8 meter. Itu berarti, banjir sudah mencapai atap.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane, Teuku Iskandar, mengatakan warga Kampung Pulo tak punya pilihan selain pindah karena lokasinya berada di bantaran kali dan masuk satu dari 4 daerah rawan banjir di Jakarta bersama Kalibata, Rawajati, dan sekitar Cipulir.

Lalu mampukah pemerintah meyakinkan warga untuk pindah? —Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!