PLN turunkan tarif September

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

PLN turunkan tarif September

EPA

Penurunan kali ini akan lebih besar dibandingkan penurunan Agustus 2015 yang hanya Rp 1 per kWh
JAKARTA, Indonesia — (UPDATED) Tarif Tenaga Listrik (TTL) komersial atau nonsubsidi akan turun per September 2015. Merujuk pada siaran pers Perusahaan Listrik Negara (PLN), TTL golongan tegangan rendah akan mengalami penyesuaian Rp 23,17 per kilo Watt hour (kWh) dari Rp 1.546,60 per kWh, menjadi Rp 1.523,43 per kWh.
Sementara itu untuk golongan tegangan menengah dan tinggi, masing-masing mengalami penyesuaian dari Rp 1.218,26 per kWh menjadi Rp 1.200,01 per kWh dan dari Rp 1.086,12 per kWh menjadi Rp 1.069,85 per kWh.
Sebelumnya, PLN memang telah menyatakan bahwa TTL dipastikan akan kembali turun pada September 2015. Menurut PLN, besarnya penurunan kali ini akan relatif lebih signifikan dibandingkan penurunan pada Agustus.
“Tarif pasti akan turun karena harga minyak bumi posisi Juli 2015 turun dari harga posisi Juni 2015. Turunnya cukup berarti, bukan satu atau dua rupiah, tetapi belasan rupiah,” kata Kepala Divisi Niaga PLN Benny Marbun, Minggu, 23 Agustus, sebagaimana dikutip oleh media.
Kebijakan ini dapat membuat masyarakat Indonesia menghemat pengeluaran mereka. Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menunjukkan bahwa konsumsi listrik di Indonesia pada 2014 adalah sebesar 199 Twh atau 199.000.000.000 kWh. Empat puluh tiga persen atau 85.570.000.000 kWh di antaranya dikonsumsi oleh rumah tangga.
Sementara jumlah rumah tangga di Indonesia berdasarkan data Badan Pusat Statistik adalah sebanyak 64.041.200 rumah tangga. Memperhitungkan rasio elektrifikasi  2014 sebesar 84,35% maka ada 54.018.752 rumah tangga di antaranya yang telah menikmati pasokan listrik dari PLN.
Dengan demikian, satu rumah tangga di tanah air rata-rata mengonsumsi listrik sebesar kurang lebih 1.585 kWh per tahunnya. Dengan penurunan TTL sebesar Rp 11 hingga Rp 19 kWh maka potensi penghematan per rumah tangga per tahun adalah Rp 17.435 hingga Rp. 30.115.
Sumber: Presentasi Afrizal, ST. M.SC. MeC. DEV (Kasubdit Pengaturan dan Pengawasan Usaha Listrik Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral) dalam acara diskusi Jakarta Foreign Correspondent Club (JFCC). Terkait penurunan harga minyak yang disebut sebagai penyebab penurunan, harga minyak mentah Indonesia (ICP) memang menjadi salah satu indikator penentu TDL selain fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dan laju inflasi. 
Data tradingeconomics.com, sesuai pernyataan Benny menunjukkan bahwa harga minyak mentah di pasar global — yang juga turut menentukan harga ICP — memang mengalami tren penurunan sampai ke level terendah sejak 2009.
Apa penyebabnya? Dilansir oleh The New York Times, penurunan harga minyak mentah dunia dipicu oleh bertambahnya jumlah pasokan akibat kenaikan produksi di Amerika Serikat.
Di negeri Paman Sam, situasi ini mendorong mereka untuk melakukan eskpor minyak.
Sementara itu, bagi para negara produsen minyak yang selama ini menjadikan Amerika Serikat sebagai target pasar, mereka harus mencari pasar baru. Hukum ekonomi dasar pun berbicara, naiknya pasokan akan mendorong turunnya harga. 
TDL turun sejak Agustus
Dengan alasan yang sama, TDL sudah turun sejak Agustus 2015.
“Tarif Agustus 2015 mengalami sedikit penurunan dibanding Juli 2015, karena terpengaruh harga minyak bumi yang mengalami penurunan,” demikian tulis PLN dalam siaran persnya
Hanya saja, penurunan yang terjadi bulan ini tak sampai belasan rupiah melainkan hanya sebesar Rp 1 per kilowatt hour (kWh). —Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!