SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia – Senin, 24 Agustus, Gunawan dipanggil oleh Komisi Disiplin (Komdis) PSSI ke kantor PSSI, Senayan, Jakarta. Dia dengan mantap menyebut sudah ada kaki tangan mafia pengaturan skor, bandar judi, yang masuk ke Piala Kemerdekaan.
Bukan kali ini saja Gunawan membuka mulut soal match fixing, atau pengaturan skor ini. Sebelumnya, dia juga mengatakan bahwa ada match fixing di laga kasta kedua sepak bola Indonesia, Divisi Utama, pada 2013.
Gunawan berani menuding bahwa setiap grup Piala Kemerdekaan sudah disusupi match fixer. Dia meminta Komdis PSSI untuk membongkar pengaturan skor tersebut.
“Coach Gunawan menjelaskan bahwa bandar-bandar judi yang mengatur pertandingan sudah ada di Piala Kemerdekaan. Dia mengaku di beberapa grup turnamen tersebut sudah dimasuki oleh bandar-bandar tersebut dan siap membeberkan semua ini,” kata Ketua Komdis PSSI A Yulianto.
Mendengar pernyataan Gunawan, Tim Transisi langsung merespons. Zuhairi Misrawi, pokja komunikasi Tim Transisi, menantang Gunawan untuk membuktikan pernyataannya. Apabila dia tak bisa membuktikan tuduhannya, Tim Transisi akan membawanya ke ranah hukum.
“Kami Tim Transisi meminta kepada Gunawan untuk segera melaporkan ke Bareskrim perihal dugaan adanya match fixing,” kata Zuhairi.
Bukan hanya itu, jika tidak melaporkan ke Bareskrim sampai Kamis, 27 Agustus, maka pada Jumat 28 Agustus, Tim Transisi siap untuk melaporkan balik Gunawan ke Bareskrim.
“Apabila Gunawan tidak melaporkan ke Bareskrim 2×24 jam, maka kami akan melaporkan Gunawan sebagai (pelaku) pencemaran nama baik dan fitnah terhadap Tim Transisi,” tegas Zuhairi.
Tim Transisi langsung investigasi
Tim Transisi tak tinggal diam dengan kekhawatiran adanya isu match fixing di Piala kemerdekaan. Karena itu, mereka langsung bergerak dan menginvestigasi.
“Kami sudah melakukan investigasi. Tidak ada kejadian yang masuk dalam kategori itu,” tuturnya.
Menurut Zuhairi, komitmen pemain, wasit, pelatih, dan pengurus klub cukup tinggi untuk memperbaiki sepak bola nasional. Apalagi, sebelumnya juga sudah ada pakta integritas yang ditandatangani wasit, pemain, pelatih, dan manajemen klub.
“Kami yakin semua berkomitmen dengan pakta integritas tersebut,” kata Zuhairi.
Bukan hanya pakta integritas, Tim Transisi telah berusaha mencegah adanya match manipulation dan match fixing dengan bekerja sama bersama Polri dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). — Rappler.com
BACA JUGA:
- Dua mantan pelatih mengaku jadi saksi ‘match fixing’ sepak bola
- Singapore jails Indonesian for SEA Games match-fixing
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.