Testimoni saksi mata musibah Masjidil Haram

Agence France-Presse

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Testimoni saksi mata musibah Masjidil Haram

EPA

Teriakan para korban menggantikan suara doa salat Maghrib yang baru saja dimulai beberapa menit sebelumnya

Suara gemuruh yang menggelegar masih menyisakan horor bagi sebagian jemaah haji di Masjidil Haram, Mekah, Saudi Arabia.

Saksi mata jatuhnya crane, atau alat berat konstruksi, di Masjidil Haram yang menewaskan lebih dari seratus orang mengatakan masih mengalami trauma sejak kejadian pada Jumat malam, 11 September.

“Tiba-tiba muncul awan. Langit dipenuhi oleh awan dan angin kencang,” kata Mohammed, seorang jemaah asal Maroko.

“Tiba-tiba saya mendengar gemuruh petir dan kemudian bunyi yang sangat kencang, bunyi yang datang dari jatuhnya crane.”

Seorang saksi mata lainnya mengatakan bahwa mobilnya “bergetar sangat hebat akibat angin yang sangat kencang.”

Qasim, jemaah dari Maroko lainnya, berkata bahwa pelaksanaan salat Maghrib berjamaah baru saja dimulai ketika hujan, disertai angin, datang.

“Dan kami mendengar suara gemuruh. Hanya Tuhan yang tahu, mungkin petir itu menyambar crane,” kata Qasim.

Seorang insinyur dari perusahaan kontraktor untuk peluasan Masjidil Haram mengatakan ia melihat pengait crane, yang mampu mengangkat ratusan ton benda berat, mulai bergoyang.

Pengait itu condong jatuh dan badan crane mengikuti hingga menimpa sebuah sisi masjid dan menewaskan jemaah haji di area lokasi, kata seorang pekerja dari Saudi Binladin Group.

Teriakan para korban menggantikan suara doa salat Maghrib yang baru saja dimulai beberapa menit sebelumnya.

“Kami melihat orang-orang meninggal dunia di depan mata kami,” kata Sheikh Abdul Raheem seperti dikutip Arab News.

Ahmed, seorang jemaah asal Mesir, berkata pada AFP bahwa saat kejadian ia berada di lantai dua masjid di mana sejumlah jemaah terluka karena terjatuh.

“Banyak orang yang terluka, lainnya meninggal. Beberapa terjatuh (dari lantai dua) ke area Ka’bah.

“Kami sangat takut, bahkan histeris. Tapi kami berhasil menyelamatkan diri dan juga mereka yang terluka,” kata Ahmed. —Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!