Filipino bands

Pembangunan Mekah dan akal sehat kita

Arman Dhani

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Pembangunan Mekah dan akal sehat kita

EPA

Apa hubungannya penghancuran situs bersejarah di Mekah dan pembangunan Masjidil Haram ini dengan bencana yang menimpa umat Muslim?


Baiknya saya memulai tulisan ini dengan mendoakan setiap jemaah yang meninggal karena kecelakaan jatuhnya crane Jumat malam, 11 September, di Mekah, Arab Saudi.

Terlepas apapun mazhab dan keyakinan Anda, saya yakin tiap doa selalu didengar, dan tiap harapan baik yang dikirimkan akan mendapatkan balasan dari Tuhan.

Umat Muslim berduka karena jatuhnya crane, atau alat berat berat konstruksi, di Masjidil Haram, Mekah. Menurut otoritas Arab Saudi, sudah lebih dari 100 orang meninggal dan lebih dari 200 terluka dalam kecelakaan tersebut.  

Ahmed bin Mohammad al-Mansoori, juru bicara masjid, mengatakan pada kantor berita Saudi bahwa crane tersebut ambruk pada pukul 17:10 waktu setempat karena angin kencang dan hujan lebat. Menurut Kementerian Agama RI, 7 orang Indonesia meninggal dan puluhan lainnya terluka.

Mengapa ada crane besar di sekitaran Ka’bah? Menurut laporan Rappler, sebuah proyek besar sedang dilakukan untuk memperluas area masjid sebesar 400 ribu meter persegi, sehingga bisa memuat sampai 2,2 juta orang. 

Pembangunan ini membutuhkan peralatan yang tidak kecil, crane-crane raksasa dikerahkan untuk menggenjot pembangunan. Kemudian ketika cuaca tidak bersahabat, terjadilah kecelakaan karena peralatan tersebut tidak mampu menahan beban cuaca yang tak menentu. 

Tapi menarik juga bagaimana sebuah media menuliskan bahwa ketika Presiden RI Joko “Jokowi” Widodo datang ke Saudi, kecelakaan terjadi. Meski tidak ada korelasi antara kecelakaan tersebut dan kedatangan Jokowi, beberapa orang di media sosial menggoreng isu ini sebagai teori konspirasi. 

Beberapa menyebut bencana ini karena kedatangan Jokowi. Tapi apakah benar kecelakaan itu karena Jokowi datang ke Mekah? 

Saya kira kita perlu mundur beberapa tahun ke belakang untuk memahami sejarah konteks pembangunan yang ada di Arab Saudi. 

RUNTUH. Sebuah crane terjatuh di Masjidil Haram, Mekah, Saudi Arabia, 11 September 2015. Foto dari Twitter

Pembangunan ini bukan terjadi tahun ini saja, prosesnya telah berjalan bertahun lampau. Sempat terhenti karena beberapa protes minor, tapi selebihnya tetap berjalan. Apakah pembangunan yang ada melulu untuk kepentingan haji dan umat? Sayangnya, menurut investigasi dan beberapa artikel yang ada, tidak demikian.

November 2012, Muhammad Michael Knight, warga Amerika Serikat yang masuk Islam menuliskan sebuah esai pendek berjudul Paris Hilton in Mecca.  

Dalam artikel itu Knight mengkritisi dinasti Al-Saud, penguasa Arab Saudi, karena dianggap melanggengkan konsumerisme di Mekah — kota paling suci umat Islam. Di kota itu, tulis Knight, dibangun sebuah toko milik sosialita AS Paris Hilton. Dalam catatannya, Knight muak dengan segala konsumerisme yang membuat ibadah haji menjadi kehilangan maknanya.

Orang-orang tidak lagi berhaji untuk beribadah, namun untuk kemudian pamer menggunakan i-Phone mereka di media sosial. Beberapa dari mereka belanja di toko-toko mewah yang menjual barang barang bermerek. Kompleks pertokoan itu cukup dekat dengan Ka’bah. 

Hal ini yang dikritik Knight karena menghilangkan esensi spiritualisme yang semestinya melekat di Mekah. Kota suci itu semestinya lepas dari ragam silau duniawi. Tapi apakah itu penting?

Kritik Knight bukannya tak punya dasar. Pada September 2011, Jerome Taylor dari The Independent Inggris melaporkan sebuah artikel yang mengandaikan pemerintah Arab Saudi mengubah Mekah menjadi Las Vegas

Dalam laporan itu Taylor mengatakan bahwa ada tempat suci yang akan dihancurkan untuk pelebaran komplek Mekah. Tidak hanya itu, dalam laporan itu Taylor mengatakan bahwa penghancuran situs-situs bersejarah bagi umat Muslim itu akan digunakan untuk pembangunan mall dan hotel.

Dr Irfan al-Alawi, direktur eksekutif dari the Islamic Heritage Research Foundation Saudi Arabia, mengatakan bahwa selama 2011 telah ada 400-500 situs bersejarah (dan mungkin suci) bagi umat Islam dihancurkan dan dirusak untuk pembangunan. Al-Alawi mengatakan di Arab Saudi hampir tidak ada yang berani bersuara melawan rezim yang menghancurkan sejarah dan situs-situs suci umat Islam ini.

Penyebabnya adalah sikap Grand Mufti Arab Saudi, Sheikh Abdul Aziz Bin Abdullah al-Sheikh, yang mengatakan bahwa mensucikan tempat-tempat tertentu adalah perbuatan syirik. Maka perusakan situs-situs ini pun hampir tidak mendapatkan perlawanan sekali. 

SEBELUM MUSIBAH. Foto Masjidil Haram ini diambil pada Mei 2015, beberapa bulan sebelum musibah crane jatuh. Foto oleh Ilham Bintang

Beberapa situs suci dikabarkan telah dihancurkan, seperti Makam Sayyid Imam al-Uraidhi ibn Ja‘far al-Sadiq dihancurkan dengan menggunakan dinamit pada 13 agustus 2002. Juga penghancuran masjid di kompleks makam paman Nabi, Hamza ibn ‘Abd al-Muttalib, dan makam ibunda Nabi yang dibuldozer pada 1998. 

Rumah istri Kanjeng Nabi, Khadijah, dihancurkan dan diganti menjadi, coba tebak? Ya benar, toilet umum. Bayangkan, di rumah itu, rumah milik Istri Kanjeng Nabi, tempat Nabi mungkin pernah tinggal dan menerima wahyu, kini berganti fungsi tidak lebih menjadi tempat untuk buang air. 

Apa hubungannya kemudian penghancuran dan pembangunan di Saudi ini dengan bencana yang ada? 

Ya tidak ada, kecuali jika Anda sepakat bahwa ada teori konspirasi seperti karena Jokowi datang crane runtuh. Maka ada alternatif konspirasi lain yang semestinya bisa kita sepakati bersama. Seperti berdasar tulisan Andrew Johnson dari The Independent Inggris menuliskan esai pendek tentang penghancuran situs-situs suci di Mekah

Situs yang dimaksud adalah House of Mawlid, sebuah tempat yang dianggap sebagai rumah kelahiran Nabi Muhammad. Rumah itu akan dihancurkan untuk kepentingan perluasan komplek Mekah.

Jika Anda bilang bencana ini karena Jokowi, boleh dong saya bilang bencana ini karena perusakan situs suci di Mekah? —Rappler.com

BACA JUGA:

Arman Dhani adalah seorang penulis lepas. Tulisannya bergaya satire penuh sindiran. Ia saat ini aktif menulis di blognya www.kandhani.net. Follow Twitternya, @Arman_Dhani.

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!