Rupiah menunggu keputusan The Fed

Haryo Wisanggeni

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Rupiah menunggu keputusan The Fed
Hari ini, rupiah dilaporkan terdepresiasi hingga sempat menembus angka 14.400 per dolar AS

JAKARTA, Indonesia — Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) diprediksi tak akan menaikkan tingkat suku bunga acuannya dalam pertemuan rutin Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang akan berlangsung pada 16-17 September 2015 waktu setempat. 

“Prediksi saya tidak akan sekarang (menaikkan suku bunga acuan),” kata ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Imaduddin Abdullah, Selasa, 15 September 2015.

“Pertama, situasi perekonomian Amerika belum pulih sepenuhnya. Selanjutnya, saat ini perekonomian global masih belum stabil karena gejolak di Tiongkok dan Eropa,” katanya lagi.

Dampaknya bagi Indonesia

Bagi Indonesia, kenaikan tingkat suku bunga acuan The Fed diprediksi bisa menekan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat hingga menembus angka Rp 15.000 per dolar AS.

“Iya, memang akan terdepresiasi (rupiah) kalau The Fed menaikkan suku bunga sekarang. Bisa lewat 15.000 (per dolar AS),” kata Imaduddin.

Tingkat suku bunga acuan di Amerika Serikat adalah salah satu faktor utama penentu jumlah permintaan terhadap dolar AS.

Sesuai dengan hukum dasar ekonomi, jumlah permintaan terhadap suatu barang, termasuk mata uang, akan menentukan harganya.

Sebagai mata uang internasional, harga dolar AS diukur dengan nilai tukarnya terhadap mata uang lain yang menjadikannya acuan, termasuk rupiah.

Inilah korelasi antara naik-turunnya tingkat suku bunga acuan The Fed dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Pada hari ini, rupiah dilaporkan terdepresiasi hingga sempat menembus angka 14.400 per dolar AS pada pukul 13:19 WIB.  

Tarik ulur terkait rencana The Fed menaikkan tingkat suku bunga acuan juga telah menjadi salah satu sumber ketidakpastian perekonomian global yang berlangsung belakangan dan turut berpengaruh negatif bagi perekonomian Indonesia. Rappler.com

Baca juga: 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!