Indonesia

Apa kata mantan mahasiswa Indonesia di Australia soal PM Malcolm Turnbull?

Abdul Qowi Bastian

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Apa kata mantan mahasiswa Indonesia di Australia soal PM Malcolm Turnbull?

EPA

Apa pendapat mereka soal sosok Turnbull, dan efeknya bagi Indonesia?

JAKARTA, Indonesia — Media internasional menyebutnya sebagai “titik terendah” hubungan Indonesia dan Australia. 

Memang, hubungan Indonesia dan Australia sempat diwarnai cekcok sejak 2013. 

Bermula dari munculnya laporan WikiLeaks bahwa pemerintah Australia menyadap telepon mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Yang membuat SBY geram, bukan hanya dirinya yang disadap tapi juga jajaran menterinya dan istrinya, Ani Yudhoyono.

Indonesia pun menarik duta besarnya dari Australia.

RI pun alami pergantian presiden. Demi memberantas narkoba, Presiden Joko “Jokowi” Widodo menginstruksikan untuk mengeksekusi mati sejumlah pengedar narkoba, salah duanya warga negara Australia.

Australia mengamuk. Kedutaan Besar RI di Sydney sempat dilempari cat berwarna merah yang menyerupai darah. Warganya protes. Australia pun gantian yang menarik kembali duta besarnya dari Jakarta.

Kini Australia yang alami pergantian pemimpin. 

Tony Abbott dilengserkan dari jabatannya akibat konflik internal Partai Buruh. Ia digantikan oleh Malcolm Turnbull, yang kini didapuk sebagai perdana menteri.

Rappler bertanya kepada sejumlah alumni universitas di Australia asal Indonesia tentang situasi ini. 

Apa pendapat mereka soal sosok Turnbull, dan apa efeknya bagi Indonesia? 

Dirgayuza Setiawan (alumni Melbourne University) 

Menurut aku, kejadian ini akan buat lebih banyak orang Indonesia tertarik untuk pelajari politik Australia. Kok bisa seorang PM diganti begitu mudah? Dan kejadian ini sudah beberapa kali. Pergantian kepemimpinan empat kali dalam 3 tahun belakangan. 

Imbasnya untuk Indonesia belum bisa dilihat saat ini, karena selama ini Turnbull, mantan Menteri Komunikasi, lebih fokus ke ekonomi dalam negeri Australia. Kita harus tunggu. 

Irine Yusiana Roba (alumni Monash University) 

Kalau menurut saya, Indonesia perlu belajar banget mengenai bagaimana hiruk pikuk politik tidak memengaruhi kondisi ekonomi dalam negeri, seperti yang terjadi di Australia. 

Dan yang terpenting masyarakatnya tidak membawa isu politik ke dalam ranah pribadi, seperti yang terjadi di Indonesia saat ini.

Saya masih berduka terhadap beberapa orang yang masih menggembar-gemborkan isu kampanye tahun lalu antara Prabowo vs Jokowi. 

Ratna Dewi Purnamasari (alumni Swinburne University) 

Saya berharap Malcolm Turnbull bisa memberi efek yang baik untuk mental rakyat Australia yang senior agar lebih open terhadap perubahan global, seperti kebijakan immigrants, penyetaraan hak terhadap international students, dan semacamnya.

Untuk hubungan dengan Indonesia mungkin akan membaik karena ia adalah mantan menteri komunikasi, jadi bisa lebih respect  terhadap kita (Indonesia) daripada Tony Abbott yg berkesan “cari untung” aja selama ini. Saya sendiri juga enggak ngerti kenapa Abbott bisa terpilih dari awal. 

Alyssia Sastrosatomo (alumni Melbourne University) 

Di kala sentimen bisnis saat ini, yang bisa dikatakan stagnan dan investasi sedang menurun, kehadiran Malcolm Turnbull sebagai PM baru yang memiliki ikatan dan koneksi yang erat dengan komunitas bisnis, bisa menjadi titik balik. 

Sepengetahuan saya, Turnbull yang lebih memliki fokus terhadap economic leadership dan meningkatkan hubungan economic bilateral dengan beberapa negara, bisa menjadi salah satu agendanya. 

Ada kemungkinan ia dapat memperbaiki hubungan antara Australia dan Indonesia melalui peningkatan potensi perdagangan dan kesempatan investasi antara kedua negara. 

Anugrah Fitra Ramadhan (alumni La Trobe University) 

Menurut saya, hopefully hubungan Indonesia sama Australia membaik sejak PM Abbott diganti oleh Turnbull. Waktu itu kan sempat ditarik Dubes Australia untuk Indonesia pada zaman Abbott. Rasanya enggak enak aja, jika negara tetangga bersitegang. 

Bagaimana menurutmu? —Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!