LINI MASA: Kasus pembunuhan Salim Kancil

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

LINI MASA: Kasus pembunuhan Salim Kancil
Kepala Desa Selok Awar-Awar Haryono sudah ditetapkan sebagai tersangka

JAKARTA, Indonesia (UPDATED)—Salim Kancil tewas di tangan puluhan orang yang dengan sadis menganiayanya di Balai Desa Desa Selok Awar-Awar dan pemakaman umum setempat, Sabtu, 26 September. 

Bagaimana perjalanan kasus warga yang menolak tambang pasir liar yang diduga dikelola oleh tim sukses kepala desanya sendiri tersebut? Berikut lini masa perjalanan Salim, mulai dari memprotes tambang liar hingga tewas dikeroyok. 

2014

Penolakan terhadap tambang pasir yang diduga dikelola tim 12, mantan tim sukses Kepala Desa Selok Awar-Awar Haryono B, sudah terjadi setahun lalu. Warga menganggap penambangan pasir merusak pertanian mereka, selain merusak ekosistem setempat.

Tambang pasir itu tepatnya di Watu Pacak, Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

8-9 September 2015

Pada periode ini, warga mengaku menerima pesan ancaman, diduga dari tim 12. Isi ancaman antara lain meminta warga untuk berhenti melakukan protes pada pertambangan liar. 

10 September 2015 

Warga melaporkan pesan ancaman itu pada Kepolisian Sektor Pasirian, yang kemudian diteruskan ke Kepolisian Resor Lumajang.

Isi ancaman terkait aksi warga yang menentang penambangan pasir di Watu Pacak, Desa Selok Awar-Awar. Protes warga ini sudah berlangsung sejak setahun yang lalu.

26 September 2015 

Salim Kancil sedang menggendong cucunya yang berusia 5 tahun pada Sabtu, 26 September lalu. Segerombolan orang datang dan menyerangnya di depan rumahnya.

Beruntung ia masih sempat menyelamatkan cucunya ke dalam rumahnya yang terletak di Kecamatan Pasirian, Desa Selok Awar-Awar, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Mereka kemudian menyeret Salim dengan tali tampar yang biasa dibuat untuk menggiring sapi menuju Balai Desa Selok Awar-Awar, tempat Haryono biasa berkantor.

Mereka menyeret tubuh Salim masuk kantor Haryono dengan leluasa. Suasana lengang, karena pegawai libur di hari Sabtu.

Mereka kemudian merebahkan tubuh Salim untuk menyetrumnya. Upaya pembunuhan atas Salim dengan setrum itu diduga disaksikan oleh anak-anak PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), yang kebetulan sedang menggelar kelas di sebelah Balai Desa.

Anak-anak kecil pun ketakutan. Guru segera membubarkan sekolah PAUD saat itu juga.  

Salim akhirnya meninggal setelah disiksa dengan berbagai cara baik di Balai Desa maupun di tempat pemakaman umum. 

Malam itu juga, Kepala Kepolisian Resor Lumajang, Ajun Komisaris Besar Fadly Munzir Ismail, mengatakan pihaknya telah menangkap 10 orang yang diduga berperan dalam kasus terbunuhnya Salim alias Kancil, 52 tahun. 

27 September 2015

Kapolres Lumajang, AKBP Faddly Munzir Ismail mengatakan, pihak yang ditangkap bertambah menjadi 17, diduga terlibat pembunuhan aktivis petani tersebut. 

29 September 2015

Presiden Joko “Jokowi” Widodo memerintahkan Kepala Polisi RI (Kapolri) Jenderal Badrodin Haiti untuk mengusut tuntas kasus tewasnya Salim alias Kancil. Kata Kapolri, “Iya, kan sudah diusut.”

1 Oktober 2015

Kapolres Lumajang Ajun Komisaris Besar Fadli Munzir Ismail mengatakan telah menetapkan Kepala Desa Selok Awar-Awar, Haryono, sebagai tersangka dalam pembunuhan Salim. 

“Dia kita tetapkan karena memberikan fasilitas penganiayaan,” kata Fadly. —Rappler.com

BACA JUGA

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!