‘Hotel Transylvania 2’: Tertawa tanpa henti

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

‘Hotel Transylvania 2’: Tertawa tanpa henti

Sony Pictures Animation

'Hotel Transylvania 2’ memiliki alur yang simpel dalam menyampaikan lawakan yang segar"

 

Pixel karya Chris Colombus membuktikan bahwa ketika Adam Sandler memainkan peran sebagai pahlawan is a vicious offense to the senses and the soul (adalah sebuah kejahatan terhadap jiwa dan raga). Dalam film komedi Sandler lainnya seperti dua film Grown Ups tidak mengandung unsur kemanusiaan sebagai penetralisir kejijikan yang diperlihatkan.

Sandler menjadi sangat lucu ketika ia memainkan peran komedi yang tidak kehilangan sisi kemanusiaannya. Mungkin hal tersebut yang menjadikan peran Sandler sebagai Drakula yang lucu dalam Hotel Transylvania (2012) menjadi salah satu film terbaiknya. Sandler berhasil mengemas perannya melalui animasi yang menggemaskan serta mengandung unsur humor hingga akhir film.

Dalam sekuel film ini, Sandler melakukan hal yang sama, tetapi tidak membosankan. Semuanya terlihat menyenangkan.

Lelucon yang terangkai dengan baik

Sekuel ini dimulai dengan Dracula sebagai ayah yang bangga dengan putrinya, Mavis (Selena Gomez), yang akan menikah dengan manusia asal California, Jonathan (Andy Samberg). Upacara pernikahan tersebut dihadiri oleh para monster dan manusia serta dikemas dengan jenaka.

Beberapa bulan kemudian, Mavis melahirkan Dennis (Asher Blinkoff). Dennis sepertinya mewarisi ciri-ciri manusia Jonathan, termasuk rambutnya yang berwarna oranye. Namun Dennis sepertinya tidak memiliki kekuatan drakula seperti Mavis dan kakeknya.

KAKEK. Dennis (Asher Blinkoff) and Dracula (Adam Sandler) dengan Wayne (Steve Buscemi) dan Frank (Kevin James). Foto dari Columbia Pictures

Dracula, bersama Jonathan dan kru monsternya, masih berharap pada Dennis dan merencanakan agar kekuatan drakula dapat terlihat dari Dennis.

Hotel Transylvania 2 memiliki alur yang simpel dalam menyampaikan lawakan yang segar. Kisahnya sangat konyol, dan Sandler, yang juga membantu dalam penulisan skenario bersama Robert Smigel, memaksimalkan kekonyolan tersebut untuk menjaga narasi agar tetap sesuai dengan akarnya. Humor menjadi bahan bakar yang mendorong film ini.

Hal-hal lainnya, termasuk pelajaran tentang menerima perbedaan, hanyalah ornamen untuk mengemas lelucon-lelucon yang dilontarkan Dracula.

Foto dari Columbia Pictures

Setengah pertempuran

Komedi hanyalah setengah dari pertempuran yang ada. Sisanya tergantung pada imajinasi sang sutradara Genndy Tartakovsky. Beruntung, Tartakovsky adalah sutradara yang sangat kapabel. Ia mengetahui bahwa yang kini dibutuhkan untuk sebuah film animasi yang baik adalah bagaimana animasi dapat terlihat nyata sekaligus dapat melibatkan emosi para penonton.

Foto dari Columbia Pictures

Hotel Transylvania 2 tidak menawarkan animasi yang heboh, meskipun ada juga saat di mana film ini memutuskan untuk mengikuti tuntutan pasar yang menginginkan adegan balapan berkecepatan tinggi.

Tartakovsky berkonsentrasi pada pembangunan karakter secair mungkin sehingga dapat dengan mudah mengundang tawa penontonnya. Tidak terdapat detail yang berarti pada hiasan-hiasan, tetapi lebih fokus pada detail ekspresi serta gerak-gerik setiap karakter yang kemudian membungkus komedi dengan apik.

Foto dari Columbia Pictures

Banyak bagian lucu dari film ini yang mengandalkan unsur visualnya. Dalam sebuah adegan, Frankenstein (Kevin James) menasehati Dracula mengenai permasalahan cucunya. Dracula memutuskan untuk pergi ke toilet, meninggalkan Frankenstein sendiri untuk mencoba pakaian Dracula. Hasilnya, Dracula dan Frankenstein yang setengah telanjang berada di dalam kamar berdua dengan canggung.

Adegan tersebut sangatlah menghibur, namun mungkin saja tidak akan berhasil jika Tartakovsky tidak memiliki intuisi yang baik dalam menganimasi karakter tersebut untuk menunjukan kecanggungan mereka.

Dalam adegan perkelahian hampir di ujung film, Tartakovsky menghindari urutan yang biasanya dilakukan dalam film animasi 3D lainnya, di mana kedalaman dan kecairan disalahgunakan untuk menciptakan ilusi yang sangat indah. Hal yang ia lakukan adalah membuat adegan action seperti yang ia gunakan pada episode serial Powerpuff Girls yang ia sutradarai.

Adegan tersebut membuat karakter baik dan musuhnya memberikan pukulan satu sama lain bukan untuk menampilkan keindahan visual, tapi menampilkan komedi dari perkelahian yang lebih nyata.

Tontonan yang sangat menghibur

Tidak dapat dipungkiri, Hotel Transylvania 2 merupakan tontonan yang lucu. Cap Sandler sebagai aktor komedi yang handal melengkapi gaya animasi Tartakovsky.

Tentu saja, kisah yang diceritakan cenderung didominasi oleh pesan moral mengenai toleransi dan menerima satu sama lain, karena film ini menghabiskan banyak durasi Drakula yang memaksakan cucunya untuk menjadi monster, hanya demi akhir yang bahagia di mana semua orang mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Foto dari Columbia Pictures

Meskipun begitu, mengingat film ini memberikan kesan yang dapat meringankan hati para penontonnya, rasanya tidak ada alasan untuk mencari-cari kesalahan. Hotel Transylvania adalah tontonan yang sangat menghibur, film yang sepertinya bisa membuat kamu melupakan kesalahan-kesalahan detail yang tidak terlalu penting karena kamu terlalu sibuk tertawa. —Rappler.com 

BACA JUGA:

Francis Joseph Cruz bekerja sehari-hari sebagai pengacara, dan menulis resensi film sebagai hiburan. Film Filipina pertama yang ia tonton di bioskop adalah ‘Tirad Pass’ karya Carlo J. Caparas. Sejak itu, ia memutuskan untuk lebih banyak menikmati bioskop Filipina.

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!