SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
SEMARANG, Indonesia – Dua buku kontroversial yang ditulis oleh Ahmad Fauzi telah memantik kemarahan sejumlah organisasi massa Islam karena dianggap melecehkan agama.
Front Pembela Islam (FPI) Jawa Tengah berencana melaporkan lulusan Aqidah dan Filsafat Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang itu ke kepolisian atas dugaan penghinaan terhadap Islam, para nabi, dan ajarannya, serta penyebaran pemikirannya yang menyimpang melalui media sosial yang dapat merusak akidah umat Islam.
Ahmad telah menulis dan mengedarkan buku berjudul Agama Skizofrenia: Kegilaan, Wahyu, dan Kenabian dan Tragedi Incest Adam dan Hawa dan Nabi Kriminal. Keduanya ia jual sendiri melalui media sosial langsung ke pembaca, tidak didistribusikan melalui toko buku.
Kuasa hukum FPI Jawa Tengah, Zainal Abidin Petir, kepada Rappler mengatakan upaya hukum yang akan ditempuh merupakan pilihan terakhir setelah mediasi yang dilakukan oleh Polres Kota Besar Semarang beberapa waktu lalu tidak membuahkan hasil.
“Kita sudah meminta Ahmad Fauzi menarik buku-bukunya yang beredar, dan menghentikan penyebaran pemikirannya yang menyerang dan menghina agama. Tetapi, sampai sekarang ia masih melayani orang yang membeli lewat media sosial,” kata Zainal, Minggu, 4 Oktober.
“Ia mengaku mengalami sakit, tetapi ini tidak bisa menjadi pembelaan kalau perbuatannya terus dilanjutkan. Dengan lapor polisi, kami ingin menghentikan penyebaran buku dan menguak siapa di belakang dia,” ucap Zainal.
Dalam buku Tragedi Incest Adam dan Hawa & Nabi Kriminal yang diterbitkan oleh Gubug Saloka, Semarang, Ahmad menyebut Ibrahim dan Khidr sebagai nabi kriminal yang membahayakan kewarasan dan mengancam kemanusiaan. Ia menulis pada sampul belakangnya tentang Nabi Ibrahim yang dipuja oleh tiga agama.
Bahwa kau yang selalu dipuja ternyata gila
Bagaimana mungkin mimpi bisa menjadi perintah ilahi
Dengan menyembelih putera sendiri
Dari mana mulanya mimpi menjadi bagian dari ketuhanan
Sedangkan semua orang pun sama mengalaminya
Apakah salah bila kuberpikir agama kita dibangun di atas prasasti kriminal
Yang ditasbihkan oleh aura ketidakwarasan
Ibrahiiiim Ibrahim Ibrahiiiim
Kau adalah tragedi
Ahmad Fauzi juga menyebut Adam dan Hawa bukanlah suami-istri, tetapi ayah-anak yang melakukan hubungan incest dan diusir dari surga.
Buku ini mengubah perspektif lama kt, bhwa sebenarnya adam dan hawa itu bukn pasangan suami isteri, tp ayah dan anak pic.twitter.com/UNFSEJrcUN
— ahmad fauzi (@samarra79) July 22, 2015
Sedangkan dalam buku yang lainnya, Islam, sebagai agama wahyu, disebutnya agama skizofrenia karena nabinya memperoleh wahyu melalui proses kesurupan, dan moralitas agama dibangun oleh pikiran bawah sadar yang delusif dan halusinatif.
Islam juga disebutnya sebagai agama kekerasan, yang berakar dari kepribadian nabi yang agresif dan paranoid.
Agama Skizofrenia: Kegilaan, Wahyu dan Kenabian pic.twitter.com/XKtkuTbAvK
— ahmad fauzi (@samarra79) October 29, 2013
“Beberapa ulama di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang menghubungi saya mengungkapan kemarahannya atas buku-buku itu, dan mendukung langkah hukum,” kata Zainal.
Ia juga mengingatkan orang-orang yang berkomentar di Twitter dan Facebook Ahmad Fauzi dan ikut-ikutan menghina agama bisa dikenai UU ITE. Sedangkan Ahmad sendiri, kata Zainal, bisa jerat oleh UU Pidana dan UU ITE.
Kepada Rappler, Ahmad Fauzi mengatakan dirinya siap menghadapi langkah hukum FPI yang akan melaporkannya ke polisi, karena ia yakin apa yang dilakukannya tidak menistakan agama, melainkan justru membela kemanusiaan yang ia percayai sebagai inti dari agama.
“Buku saya adalah gagasan saya secara akademis untuk membela kemanusiaan yang terancam oleh sesuatu yang agresif atas nama ketuhanan,” kata Ahmad.
Ia mencontohkan, agama-agama yang berasal dari wahyu terus menerus akan saling membunuh, seperti yang terjadi di Timur Tengah. Ia menyebut agama masa depan adalah agama tanpa wahyu.
Agama boleh salah, seperti manusia bisa keliru. Agama adalah kemanusiaan, bukn ttg ketuhanan
— ahmad fauzi (@samarra79) June 24, 2013
“Saya kira pemikiran tidak bisa dihakimi, kalau hukum menghakimi pemikiran, itu namanya otoriter,” kata Ahmad.
Soal gaya bahasa dalam menulis buku yang terkesan menyerang, menurut Ahmad, karena dipengaruhi oleh kondisi psikisnya yang tidak stabil.
“Saya penderita skizofrenia dan sudah lima tahun tidak mengonsumsi obat. Saya ingin lepas obat, ini yang membuat emosi saya meledak-ledak,” katanya.
Ia mengaku tidak pernah membayangkan buku-bukunya akan menuai kontroversi dan berujung pada gugatan hukum karena yang ia lakukan hanya mengungkapkan pikirannya. Ia berharap gagasannya dibaca beberapa orang seperti Goenawan Mohamad, Ulil Abshar Abdalla, Guntur Romli, dan Akhmad Sahal. —Rappler.com
BACA JUGA:
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.