Panglima TNI: Tentara tidak berpolitik praktis dan tidak berbisnis

Uni Lubis

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Panglima TNI: Tentara tidak berpolitik praktis dan tidak berbisnis

EPA

Hari ini TNI memperingati ulang tahun ke-70 tahun. Acara digelar di Dermaga Indah Kiat, dermaga milik pabrik kertas, di kawasan Cilegon.


Jendral TNI Gatot Nurmantyo semoga merujuk kepada kehebatan Panglima Besar Jendral TNI Sudiman, Bapak Tentara Nasional Indonesia. Memimpin perang gerilya melawan Belanda dalam keadaan sakit, merelakan perhiasan emas yang dititipkan sebagai bekal berperang oleh istrinya untuk membeli makanan bagi pasukan, dan bersikukuh enggan terlibat dengan keputusan politik terkait diplomasi memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia. 

Informasi ini bisa dibaca di buku-buku sejarah dan menjadi bagian dari film “Jendral Soedirman” yang diputar di bioskop pada Agustus 2015. Nama Gatot dan sejumlah pimpinan TNI tercantum dalam pendukung produksi film tersebut.

Kemarin (4/10) dalam jumpa pers menjelang peringatan hari ulang tahun ke-70 TNI yang jatuh 5 Oktober ini, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengeluarkan seruan kepada setiap tentara yang bertugas di mana pun berada agar menjadi tentara rakyat sekaligus tentara pejuang, tentara nasional, dan tentara yang profesional. 



“Tentara yang terlatih dan terdidik, diperlengkapi secara baik, tidak berpolitik praktis, tidak berbisnis, dan dijamin kesejahteraannya,” ujar Jenderal Gatot, di Markas Besar TNI di Cilangkap, Jakarta Timur. 

Gatot mengingatkan para prajurit TNI memiliki kebijakan politik negara yang menganut prinsip demokrasi, informasi sipil, dan hak asasi manusia.

“Prajurit TNI harus mengikuti ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang diratifikasi,” ujar Gatot, yang didampingi KSAD Jendral TNI Mulyono, KSAU Marsekal Agus Supriatna dan KSAL Laksamana Ade Supandi.

 Saat ini adalah momentum penting dan membanggakan bagi TNI. “Karena reformasi internal, baik secara ritual maupun kultural, telah sepenuhnya tuntas kami laksanakan,” kata Gatot. 



Tema peringatan HUT TNI kali ini adalah “Bersama Rakyat, TNI Kuat, Hebat, Profesional, Siap Mewujudkan Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian”. Presiden Joko “Jokowi” Widodo menjadi inspektur upacara peringatan HUT TNI. Acara digelar di Dermaga Indah Kiat, milik pabrik kertas, di kawasan Cilegon.
Keputusan menggelar acara di kawasan milik swasta menjadi tanya-tanya besar, mengingat potensi konflik kepentingan.

Jendral Gatot mengatakan, pemilihan berdasarkan kesempatan terbuka untuk melakukan manuver udara maupun laut yang bisa dinikmati bersama rakyat.

Dalam perayaan puncak HUT TNI kali ini dikerahkan 247 alat utama sistem pertahanan (alutsista) dari AD, AL dan AU. Mulai dari pessawat tempur Sukhoi SU-27/30 hingga KRI Banjarmasin yang notabene dibuat oleh bangsa Indonesia akan memamerkan kemampuannya.

Hari ini, koran Kompas menurunkan jajak pendapat yang menyimpulkan TNI mencapai puncak apreasiasi publik di usia ke-70. Dalam 17 tahun di era reformasi, TNI menjadi satru dari lembaga publik yang berubah menuju baik, termasuk dalam konteks netralitas politik. Warga kian mengapresiasi peran TNI dalam berbagai bidang, sambil menarik diri dari hiruk-pikuk kehidupan politik. TNI kembali ke barak dijalankan dengan baik.

Kritik tentu masih ada termasuk dalam kaitan dengan konflik prajurit TNI dengan Polri, masih ada oknum TNI yang mengamankan kegiatan bisnis swasta termasuk jasa pengamanan di laut dan praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Tapi kritik ini terus menurun seiring kian tegasnya penegakan hukum di lingkungan TNI. Soal penegakan hukum atas pelanggaran Hak Asasi Manusia di masa lalu juga masih menjadi catatan yang harus dibenahi di era Presiden Jokowi.

Tetapi dalam kaitan dengan penanggulangan bencana, kiprah TNI tak diragukan. Dalam upaya memadamkan kebakaran hutan di enam provinsi yang masih berlangsung hingga saat ini, TNI menerjunkan sedikitnya 3.000 prajurit.

TNI juga berkomitmen mengamankan distribusi dan memantau panen dan harga bahan pangan. “Saya menyampaikan kepada Bapak Presiden, bahwa TNI siap mengamankan program swasembada pangan yang dicanangkan presiden,” ujar Jenderal Gatot dalam sebuah wawancara khusus dengan Rappler. Dia juga menjawab isu-isu terkait masuknya TNI ke wilayah sipil.

Jendral Gatot menyampaikan permintaan maaf atas perilaku anggota TNI yang belum memuaskan. “Saya menyadari masih ada oknum TNI yang tega menyakiti hati rakyat, membuat hal-hal yang tidak senonoh,” kata Gatot dalam jumpa pers di Mabes TNI Cilangkap.

Dirgahayu TNI!

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!