SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia — Pameran buku internasional tahunan Frankfurt Book Fairdi Jerman tahun ini menjadikan Indonesia sebagai tamu kehormatan.
Setiap tahunnya, pameran buku ini menunjuk tamu kehormatan yang dapat mempresentasikan negaranya selama acara berlangsung.
Frankfurt Book Fair 2015akan resmi diselenggarakan mulai Rabu, 14 Oktober, hingga Minggu, 18 Oktober 2015.
Pameran ini mempertemukan para pelaku industri buku, penerbitan, dan media dari seluruh dunia.
Di Paviliun Indonesia akan hadir berbagai macam lentera yg menginterpretasikan kekayaan budaya Indonesia. #FBF2015 pic.twitter.com/y7Pb3FnV8M
— RI Goes to FBF 2015 (@PulauImaji) October 12, 2015
Dalam kesempatan ini, Indonesia ingin mulai membuka kesempatan bagi para negara-negara peserta lainnya untuk mengetahui lebih banyak tentang budaya Indonesia.
Pada lentera2 itu terdapat kutipan2 dari para sastrawan kita; Pramoedya Ananta Toer, Sutan Takdir Alisjahbana, dll. pic.twitter.com/jqpsaXHwxf
— RI Goes to FBF 2015 (@PulauImaji) October 12, 2015
“We welcome you all — not just as tourists, but especially as discoverers (kami menyambut kalian semua — tidak hanya sebagai turis, tapi sebagai penjelajah)” kata Ketua Panitia Tamu Kehormatan Goenawan Mohamad dalam konferensi persnya di Haus de Buches, Frankfurt, pada Juni lalu.
Sebanyak 70 penulis Indonesia akan menghadiri acara ini dan akan mempresentasikan karya mereka, yang dirilis dalam bahasa Jerman, termasuk di antaranya adalah Ayu Utami, Andrea Hirata, Laksmi Pamuntjak, dan Nh. Dini.
Penulis-penulis kami yang ke Frankfurt Book Fair! 😀 #fbm15 @PulauImaji @Book_Fair pic.twitter.com/zQozVfbTqu
— Penerbit KPG (@penerbitkpg) October 12, 2015
Indonesia dianggap memegang peranan penting dalam jaringan penerbitan internasional, sehingga tahun ini pihak penyelenggara Frankfurt Book Fair ingin memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk memperlihatkan bagaimana sebuah negara demokrasi yang masih muda, melakukan pendekatan di sektor pendidikan.
“Within just 70 years, Indonesia has undergone a metamorphosis from colony to democracy. The social and political transformation is also reflected in its literature and is accompanied by an increasing professionalisation of the structures within the book industry.
“(Hanya dalam kurun waktu 70 tahun, Indonesia mampu bermetamorfosa dari negara jajahan menjadi negara yang demokratis. Transformasi sosial dan politik yang terjadi juga tercermin dalam karya-karya dan didukung pula oleh pelaku industri buku yang profesional),” tutur Juergen Boss, direktur Frankfurt Book Fair dalam sebuah rilis.
Pengunjung Paviliun Indonesia akan dibawa untuk berimajinasi menelusuri kekayaan intelektual & budaya Indonesia. pic.twitter.com/YORty8Sa19
— RI Goes to FBF 2015 (@PulauImaji) October 12, 2015
Selain itu, Indonesia juga mengeluarkan program I-LIT (Indonesian Literature in Translation). Program ini merupakan program pendanaan buku-buku Indonesia — baik fiksi maupun non-fiksi — untuk dapat diterjemahkan ke berbagai bahasa dan mendapatkan lebih banyak pembaca dari seluruh dunia.
Frankfurt Book Fair bertujuan untuk mempublikasikan industri dan budaya negara-negara peserta untuk dapat berjejaring dengan lebih efektif ditingkat internasional, agar karya-karyanya dapat diketahui oleh masyarakat yang lebih luas. —Rappler.com
BACA JUGA:
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.