Gali potensi penerimaan, Ditjen Pajak awasi media sosial

JAKARTA, Indonesia — Kamu sering unggah foto selfie saat liburan? Atau pamer tas baru di Instagram?

Direktur Penyuluhan Pelayanan dan Hubungan Masyarakat Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) Mekar Satria Utama membenarkan kabar bahwa pihaknya akan meningkatkan pengawasan terhadap akun media sosial wajib pajak sebagai bagian dari upaya menggali potensi penerimaan pajak baru. 

Menurut Mekar, konten akun media seseorang berpotensi digunakan sebagai salah satu indikator untuk memperkirakan tingkat penghasilannya.

Jika antara perkiraan besaran penghasilan dan pajak yang disetorkan ternyata tak sesuai, hal ini dapat menjadi landasan bagi Ditjen Pajak untuk menggali potensi penerimaan pajak baru dari yang bersangkutan.

Aktivitas liburan wajib pajak yang mereka bagikan di akun media sosial juga menjadi salah satu target Ditjen Pajak untuk diawasi.

“Lokasi liburan juga bisa menambah data di profil masing-masing wajib pajak,” kata Mekar, Minggu, 11 Oktober, sebagaimana dikutip oleh media. 

Sebelumnya sebuah pesan berantai beredar di tengah masyarakat, menginformasikan tentang langkah Ditjen Pajak ini.

Berikut sebagian isi dari pesan berantai tersebut: 

“Informasi saja, Pajak sudah link dengan Bank Indonesia. Pajak sudah ada akses untuk melihat informasi kita di media sosial.

Jadi foto-foto liburan sebaiknya dihapus dan tidak dipajang ke media sosial. Nanti mereka cross check dengan tabungan dan setoran pajak dan jika tidak sinkron maka akan dipanggil.  

Hati hati juga bagi anak yang sekolah di luar negeri. Petugas pajak bisa cek ke imigrasi. Sekarang ketat sekali. Problem-nya masih banyak yang anggap setoran pajak hanya formalitas dan tidak diperiksa. Demikian info dari salah seorang teman yang bekerja di bank. Semoga bermanfaat.” — Rappler.com

BACA JUGA: 

• Wajarkah apartemen kena pajak barang mewah?
• Industri pelayaran keberatan perubahan pajak
• Pajak progresif tak efektif kurangi jumlah kendaraan pribadi