SAKSIKAN: Bloom Cambodia memproduksi tas daur ulang untuk cegah penjualan bayi

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

SAKSIKAN: Bloom Cambodia memproduksi tas daur ulang untuk cegah penjualan bayi
'Saya di sini bukan untuk mengubah dunia.'

JAKARTA, Indonesia — Seorang pimpinan perusahaan asal Singapura, Diana Saw, datang ke Kamboja dan membantu melakukan perubahan kecil yang berarti.

Dengan membangun sebuah usaha bernama Bloom Cambodia dia berusaha mengubah nasib beberapa orang perempuan dan mencegah mereka menjual anak-anak mereka di masa depan.

Saat pertama kali datang ke Kamboja, Saw mengunjungi daerah kumuh bersama temannya Dale Elmonds. Sebelumnya, Elmonds pernah membiayai seorang ibu Kamboja dengan syarat bayinya tidak akan dijual. Namun sebaliknya, saat Saw dan Elmonds berkunjung, anak itu sudah tidak ada.

“Saya ingat sekali, dia punya sepatu hak tinggi dengan banyak goresan yang ia simpan di tempat tersembunyi,” cerita Saw.

“Itu adalah gambaran nyata tentang betapa berbedanya kehidupan kami, apalagi pada saat itu saya merupakan tipikal konsumen Singapura yang memiliki ratusan pasang sepatu di lemari.”

Hal tersebut yang kemudian mendorong Saw memulai Bloom Cambodia, untuk memberikan penghasilan yang layak kepada para ibu tunggal sehingga mereka tidak perlu menjual anaknya.

“Saya di sini bukan untuk mengubah dunia. Saya di sini hanya ingin mengubah kehidupan enam perempuan itu serta keluarga mereka,” kata Saw.

Perubahan tersebut setidaknya berhasil ditunjukan oleh salah satu pekerja di Bloom Cambodia. 

“Ketika saya bekerja dengan Diana, pengetahuan saya bertambah. Saya juga mendapatkan uang yang saya dapat menggunakannya untuk kebutuhan keluarga saya,” kata Kagna, salah satu perempuan yang bekerja di Bloom Cambodia sebagai pembuat dan penjual tas.

Sejak itu, Kagna juga berpikir untuk membantu warga di sekelilingnya.

Bersama teman-temannya, setiap hari libur tiba ia memberikan makanan gratis pada keluarga yang anak-anaknya sakit.

“Banyak yang berpikiran sama dengan saya. Kata mereka, terlalu banyak LSM di Kamboja. Kenapa masih dalam keadaan miskin?” kata Kagna menceritakan alasan di balik proyek ini.

“Saya ingin sebagian besar dari kami, rakyat Kamboja juga membantu karena ini masalah di Kamboja. Kenapa rakyat Kamboja tak membantu rakyat sendiri?” katanya.

Cari tahu bagaimana kamu bisa membantu lebih banyak Kagna di ourbetterworld.org—Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!