Dian Pelangi dan Asma Nadia kenalkan hijab di Frankfurt Book Fair

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Dian Pelangi dan Asma Nadia kenalkan hijab di Frankfurt Book Fair
Dian memulai menjadi desainer junior pada Jakarta Fashion Week 2009 yang memperkenalkan rancangan pakaian muslimah yang bergaya dan trendi

 Foto diambil dari instagram @DianPelangi

FRANKFURT, Jerman — Desainer busana Muslim, Dian Pelangi dan penulis buku, Asma Nadia memperkenalkan pemakaian hijab atau jilbab di arena Frankfurt Book Fair yang berlangsung di gedung pameram Frankfurt Messe, Jumat waktu setempat.

Dalam acara Beauty and Belief di Paviliun Indonesia pada Frankfurt Book Fair, Asma mengaku mulai mengenakan jilbab pada usia 15 tahun meskipun ibunya sempat tidak setuju. Ibunya menilai wanita berjibab itu tidak menarik lagi apalagi ibunya berencana mendaftarkan Asma untuk mengikuti kompetisi cover girl.

Menurut Asma, ibunya menilai anak gadis akan mendapat kesulitan dalam mencari pekerjaan bila berhijab dan juga mendapatkan suami. 

Istri Isa Alamsyah dan ibu dari Eva Maria Putri Salsabila dan Adam Putra mengatakan saat ini perempuan berhijab dapat ditemui di mana-mana, lowongan terbuka luas bagi perempuan berjilbab, banyak artis kini juga berjilbab bahkan polisi pun sudah diperkenankan mengenakan jilbab.

Penggunaan jilbab itu membuat buku tentang cara berhijab juga laku keras. Suatu hal yang wajar, setiap wanita ingin terlihat cantik, ujar Asma.

 

 

scrolling=”no”>

 

Sementara itu, Dian Pelangi yang lahir di Palembang 1991 dengan nama lengkap Dian Wahyu Utami mengenakan jilbab sejak kelas 5 sekolah dasar.

Dian memulai menjadi desainer junior pada Jakarta Fashion Week 2009 yang memperkenalkan rancangan pakaian muslimah yang bergaya dan trendi. Ajang itu menjadi momentum yang paling menentukan dalam kariernya sebagai desainer.

Dian terinspirasi akan pelangi yang begitu kaya warna dan selalu berusaha menggali kekayaan budaya Indonesia seperti kain songket yang indah, sampai batik yang mewah.

Popularitas Dian melejit setelah diwawancarai stasiun televisi CNN pada 2010 dan namanya langsung menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh dan diikuti di dunia mode Indonesia. Bahkan sampai ke negara tetangga Singapura dan Malaysia, buku dan nama Dian Pelangi sudah dikenal di kalangan remaja di Negeri Jiran itu.

“Dian menjadi panutan para remaja di Malaysia,” ujar salah satu peserta diskusi yang digelar di ruang pameran Indonesia.

Begitupun nama Asma yang sejak awal 2009, merintis penerbitan dengan nama Asma Nadia Publishing House yang menerbitkan sebanyak 50 buku. Beberapa bukunya diadaptasi menjadi film antara lain Emak Ingin Naik Haji, Rumah Tanpa Jendela dan Assalamualaikum Beijing. Laporan dari Antara/Rappler

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!