Bertemu Donald Trump, Setya Novanto dan Fadli Zon diberi sanksi teguran

JAKARTA, Indonesia — Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Setya Novanto dan Wakil Ketua Fadli Zon diberi sanksi teguran atas pelanggaran kode etik karena menghadiri konferensi pers bakal calon presiden Amerika Serikat, Donald Trump, awal September lalu.

“MKD memutuskan memberikan teguran agar (Novanto dan Fadli) lebih hati-hati dalam menjalankan tugas,” kata Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) Surahman Hidayat, Senin, 19 Oktober.

Surahman mengatakan rapat pengambilan keputusan terkait sanksi itu berlangsung alot karena terjadi perdebatan di antara anggota MKD.

Namun menurutnya, semua anggota MKD sepakat bahwa semangatnya sama, yaitu bagaimana anggota DPR arif dan bijaksana dalam menjalankan tugasnya.

Surahman mengatakan anggota DPR dapat melakukan diplomasi, hal itu dilakukan apabila ada peluang dalam memajukan bangsa dalam hal kerja sama.

Saat didesak mengenai apa kesalahan pimpinan DPR, Surahman menjawab terkait dialog dengan bakal calon presiden AS Donald Trump.

Dia menjelaskan sejatinya MKD berpendapat bahwa pimpinan DPR harus berhati-hati dalam bertugas karena membawa nama besar institusi, apalagi terkait isu pimpinan DPR mendukung Trump.

MKD memutus perkara tersebut tanpa kehadiran kedua pimpinan DPR dan selama tiga kali pemanggilan. Keduanya belum pernah memenuhi undangan MKD dengan berbagai alasan.

Sebelumnya, Fadli sempat mengatakan bahwa dirinya akan tetap menolak hadir di sidang MKD. Menurutnya, panggilan yang ditujukan kepadanya dan Setya tak ada kejelasan materi perkara. —Rappler.com

BACA JUGA:

• Fadli Zon tak mau penuhi panggilan MKD hingga duduk perkara jelas
• Jika mangkir lagi, MKD ancam laporkan Setya Novanto dan Fadli zon ke polisi
• Yang pro dan kontra terhadap kunjungan DPR ke New York