Kabut asap bisa mempengaruhi kesehatan janin

Antara

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kabut asap bisa mempengaruhi kesehatan janin
"Asap rokok saja sangat mempengaruhi janin, apalagi kabut asap yang mengandung banyak partikel berbahaya."


JAKARTA, Indonesia—Dampak buruk kabut asap yang sekarang ini kita lihat sepertinya hanya puncak dari gunung es. Rupanya, kabut asap tak hanya berbahaya bagi orang dewasa dan anak-anak, tapi juga berbahaya bagi janin.

Pakar penyakit jantung Rumah Sakit Siloam Kebon Jeruk, Prof Dr Ganesja M Harimurti, mengatakan kabut asap dapat mempengaruhi kesehatan janin dan meningkatkan risiko bayi lahir dengan penyakit jantung bawaan.


“Asap rokok saja sangat mempengaruhi janin, apalagi kabut asap yang mengandung banyak partikel berbahaya. Jadi mungkin saja terjadi, anak yang lahir menderita penyakit jantung bawaan,” ujar Ganesja dalam temu media di Jakarta, Rabu.

Meski demikian, dia mengaku belum pernah melakukan penelitian mengenai hubungan antara kabut asap dan pengaruhnya pada janin.

Asap kebakaran hutan mengandung komponen gas yang umumnya bersifat iritan seperti ozon, SO2, NOx dan gas asfiksian seperti CO dan carbondioksida (CO2). Asap juga mengandung partikel yang dikenal partikulat matter, seperti PM10, PM2,5 dan ultrafin, enzena, formaldehid, polisiklik hidrokarbon, dan lainnya. Sebagian dari zat itu ada yang bersifat karsinogen.

Ganesja mengatakan penyakit jantung bawaan merupakan penyakit yang dibawa oleh anak sejak lahir akibat pembentukan jantung kurang sempurna sejak masih berbentuk janin.

Saat jantung janin mengalami proses pertumbuhan di dalam kandungan, terdapat kemungkinan terjadinya gangguan yang menyebabkan jantung janin tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

“Beberapa faktor risiko dari penyakit jantung bawaan ini adalah usia ibu pada waktu hamil diatas 40 tahun, ibu pada saat kehamilan menderita campak Jerman, terkena virus herpes, rubella, ataupun toksoplasmosis,”tambah dia.

Kemudian faktor risiko lainnya adalah ibu hami mengonsumsi obat-obatan secara sembarangan seperti obat penghilang rasa mual, penenang dan sebagainya. Terkena paparan sinar radioaktif, ibu hamil mengidap kencing manis, ibu hamil merokok atau terkena polusi rokok dari lingkungan terdekat, serta faktor keturunan.

“Asap rokok saja bisa menjadi pencetus penyakit jantung bawaan, apalagi kabut asap yang terjadi berbulan-bulan. Jadi kemungkinan itu bisa terjadi,” kata dia.

40.000 dari 4 juta bayi lahir di Indonesia mengidap penyakit jantung bawaan. Pasien dengan penyakit jantung bawaan harus ditindaklanjuti di dalam klinik khusus dengan tim multidisiplin yang dapat mengantisipasi berbagai masalah.

Seorang ibu dengan anak yang menderita penyakit jantung bawaan, Kiki, mengaku pada saat ia hamil saat itu terjadi kabut asap pekat di kota tempat tinggalnya yakni Pekanbaru.

“Tahun lalu, kabut asap juga pekat tetapi memang tidak selama sekarang,” kata Kiki.—Rappler.com dengan laporan dari Antara

BACA JUGA:

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!