Polisi baku tembak dengan kelompok bersenjata pimpinan Din Minimi di Aceh

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Polisi baku tembak dengan kelompok bersenjata pimpinan Din Minimi di Aceh

Zian Mustaqin

Polisi gerebek tempat persembunyian kelompok bersenjata pimpinan Din Minimi di Aceh Timur

LHOKSEUMAWE, Indonesia — Polisi dan kelompok sipil bersenjata api di Aceh terlibat baku tembak di Desa Tualang Geudong di Kecamatan Pante Bidari, Kabupaten Aceh Timur, Nanggroe Aceh Darussalam, pada Senin pagi, 2 November.

Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.

Kapolres Aceh Timur AKBP Hendri Budiman mengatakan, kontak tembak tersebut terjadi pada pukul 08:00 WIB hingga pukul 09:00 WIB, saat petugas melakukan pengerebekan tempat persembunyian anggota kelompok bersenjata tersebut.

“Pagi tadi sejumlah personel melakukan penggrebekan tempat persembunyian anggota kelompok bersenjata tersebut, kemudian saling baku tembak. Bahkan satu unit mobil polisi juga ikut tertembak,” kata Hendri.

Ia mengatakan, setelah mengetahui kedatangan polisi, kelompok bersenjata yang dipimpin oleh Din Minimi itu melakukan perlawanan dengan menembak ke arah polisi, sehingga baku tembak tak bisa dihindarkan.

Dalam baku tembak tersebut, kelompok bersenjata tersebut berhasil meloloskan diri dari kejaran polisi yang berkekuatan 40 personel.

Hingga sekarang, puluhan personel Polisi masih terus melakukan pengejaran terhadap mereka.

Menurut informasi yang diperoleh, di lokasi penggrebekan tersebut juga ada Din Minimi bersama anggota-anggotanya.

Din Minimi adalah eks kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

“Di Aceh Timur mereka belum pernah melakukan kegiatan, hanya sebagai tempat persembunyian saja,” kata Hendri.

Ia mengimbau masyarakat untuk melaporkan apabila ada melihat kelompok kriminal bersejata tersebut dan identitas pelapor akan dirahasiakan.

“Kita harapkan kepada masyarakat untuk melaporkan kepada aparat keamanan, apabila ada melihat atau mengetahui kelompok kriminal bersenjata itu. Bagi yang melapor indetitasnya akan dirahasiakan dan tidak perlu takut,” kata Hendri.

Sebelumnya, kelompok pimpinan Din ini pernah melakukan sejumlah serangan terhadap anggota TNI pada tahun ini.

Kelompok Din juga mampu mendulang banyak dukungan dari eks-kombatan lain yang kecewa terhadap rekonstruksi Aceh yang masih mandek. Nota kesepahaman (MoU) perjanjian Helsinki pada 2005, menurut Din, belum mampu membuat Aceh sejahtera.

Din hanya menginginkan Pemerintah Aceh memberi keadilan kepada anak yatim, janda korban konflik, dan mewujudkan butir-butir MoU Helsinki seperti yang telah disepakati Pemerintah Republik Indonesia dan GAM. —Laporan Antara/Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!