Dari Sarwo Edhie jadi pahlawan hingga pengadilan rakyat tragedi 1965

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Dari Sarwo Edhie jadi pahlawan hingga pengadilan rakyat tragedi 1965

ANTARA FOTO

Indonesia wRap: 10 November 2015 meliputi Hari Pahlawan, Pengadilan Rakyat Internasional 1965, hingga pulau khusus terpidana narkoba yang dikelilingi buaya

JAKARTA, Indonesia — Selamat Hari Pahlawan! Di Hari Pahlawan ini, salah seorang komandan yang diduga bertanggung jawab atas tragedi 1965, Sarwo Edhie Wibowo, dinamakan sebagai pahlawan nasional.

Pada hari yang sama, ketika Indonesia memperingati Hari Pahlawan yang jatuh setiap 10 November, pada hari ini pula digelar Pengadilan Rakyat Internasional, atau International People’s Tribunal (IPT), untuk korban tragedi pembantaian massal 1965 di Den Haag, Belanda.

Sarwo Edhie akan jadi pahlawan nasional

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa mantan Komandan RPKAD tahun 1965-1967 Sarwo Edhie Wibowo akan dinobatkan menjadi pahlawan nasional.

“Baru nama Sarwo Edhie yang sudah memiliki rekomendasi dari Dewan Gelar dan sudah memiliki Keppres, hanya tinggal proses penganugerahan saja,” kata Khofifah pada Senin, 9 November.

Pengadilan Rakyat Internasional tragedi 1965 digelar di Den Haag hari ini

Jenderal Suharto saat hadiri pemakaman 6 jenderal yang tewas dalam tragedi berdarah, pada 2 Oktober 1965. Foto dari Wikimedia Commons

Pengadilan Rakyat Internasional untuk korban tragedi pembantaian massal di Indonesia pada 1965 akan digelar di Den Haag, Belanda, pada 10-13 November 2015. Pengadilan ini ditujukan untuk pemerintah Indonesia, secara khusus militer di bawah komando Jenderal Suharto, yang kemudian menjadi presiden RI.

Pada hari pertama, hari ini, pengadilan akan membahas tentang pembantaian massal dan perbudakan. 

Buwas siapkan buaya ganas untuk terpidana narkoba

BUWAS. Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN0 Budi Waseso saat diperiksa di Komnas Ham bulan Januari 2015, ketika masih menjadi Kabareskrim Mabes Polri. Foto oleh Gatta Dewabrata/Rappler

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal Budi Waseso (Buwas) telah memaparkan sejumlah rencana dalam memberantas penyalahgunaan narkoba di Tanah Air, salah satunya adalah membangun pulau khusus terpidana narkoba yang dijaga buaya.

“Sebanyak-banyaknya akan ditaruh di sana buaya yang lapar-lapar, yang nyamuk pun ditangkap sama mereka. Buaya kan enggak bisa disogok, enggak bisa diajak kerja sama untuk kabur,” kata Buwas. 

Polisi pukul sopir, Go-Jek akan didik pengemudinya

Pengemudi Go-Jek dilaporkan mendapat intimidasi di lingkungan apartemen Kalibata City oleh tukang ojek konvensional. Foto oleh Famega Syavira/Rappler

Go-Jek dan pihak kepolisian telah menyelesaikan kasus pemukulan oleh oknum polisi terhadap seorang pengemudi gojek.

Sebelumnya media sosial dihebohkan dengan beredarnya video singkat seorang sopir Go-Jek yang dipukul oleh seorang oknum polisi dari Subdit Penegakkan Hukum, Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya.

“Sudah selesai semua sih. Sudah ketemu, sudah ada meeting juga,” ungkap Vice President Marketing Go-Jek Indonesia Pingkan Irwin.

Rupiah melemah, didesak sentimen internal dan eksternal

Berdasarkan data kurs tengah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin, 9 November, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah menjadi Rp 13.687 per dolar AS dari Rp 13.550 per dolar AS pada akhir pekan lalu.

Menurut analis, salah satu pemicunya secara internal adalah penurunan jumlah cadangan devisa Indonesia pada Oktober. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!