Kawah Gunung Bromo ditutup karena mengeluarkan asap putih

Dyah Ayu Pitaloka

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kawah Gunung Bromo ditutup karena mengeluarkan asap putih
Kawasan Bromo tidak ditutup total tetapi tidak boleh mendaki ke kawah saja. Adapun jalur pendakian Semeru masih ditutup akibat longsor


MALANG, Jawa Timur – Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru menutup kawah Bromo dari pengunjung hingga radius 1 km.

Kawah Gunung Bromo nampak mengeluarkan asap sulfatara hingga ketinggian 50 – 100 meter dari puncak kawah. Asap tersebut berwarna putih dengan bau belerang ringan hingga pekat. 

“Wilayah yang ditutup hanya sekitar kawah, untuk padang savana dan tempat lain di sekitar Bromo Insya Allah masih aman,” kata Ayu Dewi Utari, Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Rabu 18 November 2015. Asap sulfatara itu berpotensi membahayakan pengunjung di sekitar kawah.

Sementara status Bromo tetap berada di level Waspada. “Degan status itu, batas aman pendakian sampai 1 km dari kawah, jadi di lautan pasir dan savana masih bisa,” kata Ayu

Munculnya asap di Bromo terpantau sejak sepekan terakhir. Asap berwarna pekat sempat muncul selama dua hingga tiga hari dari kawah Bromo. Kini asap pekat itu sudah mulai berkurang dan digantikan dengan asap putih tipis hingga asap tebal.

Namun BBTNBTS tetap melarang wisatawan untuk naik hingga ke bibir kawah karena status masih waspada. Mereka hanya diperbolehkan menikmati matahari terbit dari Penanjakan, lautan pasir, juga savana.

Untuk antisipasi dan sosialisasi larangan itu, BBTNBTS telah memasang larangan secara tertulis di setiap pintu masuk. Mereka juga menyampaikan himbauan batas aman untuk mendaki melalui website. “Untuk kenyamanan dan keamanan wisatawan, kami meminta wisatawan mematuhi larangan di sekitar kawasan wisata. Kami tegaskan lagi, kawasan Bromo tidak ditutup total tetapi tidak boleh mendaki ke kawah saja,” tandas Ayu.

Adapun pendakian ke Gunung Semeru masih ditutup meskipun musim hujan telah tiba di sekitar lereng Semeru. Otoritas menemukan kendala baru di jalur pendakian di sekitar Waturejeng akibat guyuran hujan. Petugas saat ini sedang menyiapkan jalur pendakian baru sehingga pendakian bisa dibuka pada awal Desember nanti.

“Kalau tetap dipakai berbahaya, sehingga kami membuka jalur baru. Sekarang masih dikerjakan, semoga akhir November ini rampung dan awal Desember bisa kami buka untuk pendakian,” kata dia. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!