Diskusi antiteroris batal karena diprotes FPI

Sakinah Ummu Haniy

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Diskusi antiteroris batal karena diprotes FPI

EPA

Pihak kepolisian dianggap tidak menjalankan tugas mereka dalam menjaga hak kebebasan berpendapat.

JAKARTA, Indonesia—Sebuah diskusi publik tentang terorisme dan ISIS di Indonesia yang semula dilaksanakan Sabtu, 28 November besok dibatalkan oleh pihak penyelenggara.

Acara dengan tema “Teror Paris, Ujaran Kebencian dan Ancaman ISIS di Indonesia” batal dilaksanakan lantaran paniti penyelenggara merasa tidak mendapat perlindungan dari pihak kepolisian.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh  Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) dan sebuah lembaga non pemerintah asal Jerman Friedrich Naumann Stiftung (FNS). 

“Di poster awal acara ada gambar 3 foto berjejer, satu foto ISIS, satu FPI (Front Pembela Islam), dan Paris. Rupanya FPI keberatan. Lalu FPI mengirim surat kepada Polda Metro Jaya menyampaikan keberatannya,” tutur juru bicara SEJUK Andy Budiman kepada Rappler Jumat, 27 November.

Selanjutnya, menurut penuturan Andy, pihak FNS diminta datang ke kantor polisi.

“Polda menyarankan agar mitra kami (FNS) meminta maaf kepada FPI, tapi mitra kami menolak,” lanjutnya.

Akhirnya FNS membatalkan rencana diskusi karena merasa pihak kepolisian tidak memberikan jaminan keamanan bagi keberlangsungan acara tersebut.

“Ada dua hal. Pertama, kami menyayangkan sikap polisi yang tidak memberikan jaminan bahwa acara akan berlangsung aman. Kedua, mereka tidak menjalankan tugas mereka untuk menjaga hak kebebasan berbicara,” jelas Andy.

Menurut Andy hal tersebut sangat disayangkan mengingat diskusi tersebut secara tidak langsung dapat membantu upaya pemerintah dalam memberantas radikalisme.

“Kami khawatir ada bentuk tekanan gaya baru untuk kebebasan berbicara,” kata Andy dalam akhir perbincangannya dengan Rappler.

FPI desak panitia minta maaf

Di sisi lain, Ketua FPI Jakarta, Buya Abdul Majid mengakui melayangkan surat keberatan ke kepolisian agar acara tersebut dibatalkan. Kata dia, tampilan poster undangan sangat tendensius dan menyudutkan FPI. “Karena dampaknya sangat berat buat FPI. Dengan poster itu, orang akan mengaitkan FPI dengan ISIS,” katanya kepada Rappler, 27 November 2015. 

 

Buya juga mengklarifikasi mengenai potongan foto anggota FPI yang membawa bendera ISIS pada poster undangan. Dia mengklaim, foto tersebut diambil dua tahun lalu saat FPI melakukan demo mendukung Palestina. “Kenapa itu diletakkan di acara ISIS? Makanya, kami menunggu panitia acara diskusi itu untuk minta maaf,” lanjutnya.

Diskusi semula rencananya akan diadakan di Hotel Manhattan, Jakarta, menghadirkan Pimpinan Redaksi Tempo Arif Zulkifli, tokoh Islam Liberal Ulil Abshar Abdalla, dan pakar terorisme Sidney Jones serta dimoderatori oleh Andy Budiman dari SEJUK.—Rappler.com

BACA JUGA:

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!