CEO AirAsia Tony Fernandes: Industri penerbangan harus belajar dari insiden QZ8501

JAKARTA, Indonesia — Pemilik dan pendiri maskapai penerbangan AirAsia Tony Fernandes mengakui bahwa masih banyak yang bisa dipelajari oleh industri penerbangan melalui insiden tragis jatuhnya QZ8501.

“Banyak yang bisa AirAsia pelajari dari pengalaman ini, begitu pula pembuat pesawat, dan industri penerbangan. Kami akan melalukan apapun dan memastikan industri (penerbangan) belajar dari insiden tragis ini,” kata Fernandes melalui akun Twitter-nya, Selasa, 1 Desember. 

There is much to be learned here for Airasia, the manufacturer and the aviation@ industry. We will not leave (cont) https://t.co/CpqbTh8DWE

— Tony Fernandes (@tonyfernandes) December 1, 2015

Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), usai merilis hasil investigasi jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 pada 28 Desember 2014 lalu.

would like to thank the KNKT for the very thorough investigations. My thoughts are to the families and my (cont) https://t.co/Z9USxJTeaZ

— Tony Fernandes (@tonyfernandes) December 1, 2015

“(Saya) ingin mengucapkan terima kasih kepada KNKT yang telah melakukan investigasi sepenuhnya. Pikiran saya untuk keluarga (korban) dan kru yang tetap menjadi prioritas utama kami,” kata Fernandes melalui akun Twitter-nya, Selasa, 1 Desember.

Sebelumnya pada hari yang sama, KNKT merilis hasil investigasi jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 jurusan Surabaya-Singapura di perairan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, pada 28 Desember 2014 silam.

Dalam konferensi pers di Jakarta, Pelaksana Tugas Kepala Sub Komite Investigasi Kecelakaan Transportasi Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo mengatakan pesawat jatuh karena kehilangan daya angkat. 

“Pengendalian pesawat oleh awak pesawat secara manual menyebabkan pesawat masuk dalam kondisi yang disebut upset condition dan stalk,” kata Nurcahyo.

Nurcahyo mengatakan pesawat tersebut seolah-olah dalam kondisi cuaca buruk karena sayap kehilangan daya angkat. —Rappler.com