Prediksi Pilkada 2015: Kota Surabaya, Depok, dan Tangsel

Haryo Wisanggeni

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Prediksi Pilkada 2015: Kota Surabaya, Depok, dan Tangsel
Dominasi petahana masih kuat di Pilkada Surabaya dan Tangsel. Di Depok, kekuatan mesin politik PKS bisa jadi kunci kemenangan

JAKARTA, Indonesia — Esok hari, Rabu, 9 Desember, pesta demokrasi pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2015 akan berlangsung, beberapa di antaranya digelar di Kota Depok, Surabaya, dan Tangerang Selatan (Tangsel). 

Siapa pasangan kandidat yang akan unggul? Kami mendiskusikannya dengan sejumlah pengamat politik. 

Airin-Davnie masih kandidat kuat di Tangsel

Pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany dan Benyamin Davnie pada kampanye terbuka di Serpong, Tangerang Selatan, Banten, pada 29 November 2015. Foto oleh Muhammad Iqbal/Antara

Pengamat sekaligus CEO Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Djayadi Hanan, mengungkapkan bahwa pasangan petahana Airin Rachmy Diany-Benyamin Davnie masih merupakan kandidat kuat untuk memenangkan Pilkada Tangsel 2015. 

“Saya lihat petahana masih kuat, karena didukung masyarakat menengah ke bawah dan juga kaum perempuan,” kata Djayadi kepada Rappler, Selasa, 8 Desember.

(BACA: Pilkada Tangsel 2015: Wilayah belum bertuan, penuh potensi kejutan)

“Nanti akan tergantung juga pada partisipasi kalangan menengah ke atas Tangsel yang mencapai 30 persen. Kalau mereka bisa datang ke TPS (tempat pemungutan suara), mungkin pertarungan bisa ketat,” ujarnya.

Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Nasional Demokrat (Nasdem), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ada di belakang pasangan Airin-Davnie.

Pengamat Charta Politika, Yunarto Wijaya, sepakat dengan Djayadi. “Menang Airin. Pasangan lain masih jauh untuk mengejar,” kata Yunarto.

Pasangan lain yang menjadi kompetitor Airin-Benyamin adalah Ikhsan Modjo-Li Claudia dan Arsid-Elvier Ariadiannie.

Ikhsan-Li Claudia didukung oleh Partai Demokrat dan Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), sedangkan Arsid-Elvier mengantongi dukungan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Hati Nurani Rakyat (Hanura).

(BACA: Kata kandidat wali kota Tangsel tentang isu pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur)

Loyalis PKS mengakar di Depok

Ratusan pekerja lepas menyelesaikan pelipatan dan penyortiran surat suara di gudang KPUD Kota Depok, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, Senin, 23 November. Foto oleh Indrianto Eko Suwarso/Antara

Sementara di Depok, Djayadi berpendapat bahwa mengakarnya mesin politik Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bisa menjadi kunci kemenangan kandidat wali kota mereka yaitu Idris Abdul Shomad yang berpasangan dengan Pradi Supriatna dari Partai Gerindra.

Partai Demokrat juga mendukung tiket pasangan calon wali kota dan wakil wali kota ini.

“Dengan asumsi PKS mengakar di Depok, maka mereka (Idris-Pradi) berpotensi untuk unggul. Pemilih PKS itu loyal dan umumnya mengikuti pilihan partai dalam pilkada. Berbeda dengan pemilih partai lain yang cair dan lebih melihat figur,” kata Djayadi. 

(BACA: Pilkada Depok: Wajah lama dari PKS, wajah baru dari PDI-P)

Untuk Depok, Yunarto juga sependapat dengan Djayadi, meski menurutnya jarak antar kandidat tak sejauh di Tangsel.

Pasangan Idris-Pradi akan ditantang pasangan Dimas Oky-Babai Suhaimi, yang diusung oleh Partai (PDI-P), Golkar, PAN, PKB, dan Nasdem.

(BACA: Kata kandidat wali kota Depok tentang isu pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan perekonomian)

Risma sebagai petahana punya keuntungan

Risma dan pasangannya calon Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana membaca buku yang dibagikan KPK ketika mengikuti pembekalan dan deklarasi calon kepala daerah dan penyelenggara Pilkada Jatim di Unesa, Surabaya, Jawa TImur, pada 12 November 2015. Foto oleh Zabur Karuru/Antara

Dari Surabaya, pengamat politik Kota Pahlawan yang juga akademisi Universitas Airlangga, Suko Widodo, memperkirakan bahwa kemenangan akan menjadi milik pasangan petahana Tri “Risma” Rismaharini-Whisnu Sakti Buana.

“Bu Risma berhasil memanfaatkan posisinya sebagai incumbent untuk membangun modal sosial. Saya kira memang petahana akan selalu punya keuntungan,” kata Suko kepada Rappler. 

(BACA: Pilkada Surabaya: Sulit hentikan laju Risma-Whisnu)

Terlebih menurut data yang dimiliki Suko, 79% warga Surabaya rupanya tak antusias menyambut pilkada.

Dua persen bahkan skeptis dan hanya 19% yang antusias. Akibatnya, voter turnout Pilkada Surabaya diprediksi tak akan tinggi.

(BACA: Visi-misi dan pekerjaan rumah yang menanti calon wali kota Surabaya)

Padahal peluang untuk pasangan pesaing Risma-Whisnu yaitu Rasiyo-Lucy Kurniasari — didukung Partai Demokrat dan PAN — justru terletak pada bagaimana mereka mampu mengotimalkan perolehan suara dari “massa mengambang” yang berpotensi tak memilih, alias golput. — Rappler.com

BACA JUGA: 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!