3 hal penting tentang hepatitis

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

3 hal penting tentang hepatitis
Institut Pertanian Bogor (IPB) menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) menyusul serangan Hepatitis terhadap puluhan mahasiswa.

JAKARTA, Indonesia—Belum lama ini dilaporkan sejumlah mahasiswa yang berdomisili di asrama kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) terjangkit penyakit hepatitis.

IPB kemudian menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) atas penyakit yang menyerang puluhan mahasiswanya.

Bahkan, seorang mahasiswi Fakultas Kehutanan IPB Senna Desvia Hutapea meninggal dunia di kampung halamannya di Medan, Sumatera Utara. Sebelumnya Senna sempat dirawat di Rumah Sakit Karya Bhakti Pertiwi, Bogor, pada 21-25 November. 

Sebenarnya apa itu hepatitis? Bagaimana cara penularannya? Apa yang harus kita lakukan untuk mencegah penyakit tersebut?

Berikut beberapa hal yang perlu kamu tahu tentang penyakit hepatitis.

1. Jenis-jenis hepatitis

Hepatitis adalah peradangan yang terjadi pada hati (liver), biasanya disebabkan oleh virus, yang menyebabkan hati tidak dapat berfungsi dengan baik.

Hepatitis A, B, dan C memiliki penyebabnya masing-masing.

Penyakit hepatitis A yang menyerang mahasiswa IPB umumnya disebabkan oleh buruknya tingkat kebersihan. Hepatitis A biasanya disebarkan melalui air maupun makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh kotoran penderita hepatitis A.

Sedangkan hepatitis B, yang  merupakan jenis hepatitis yang paling sering menyerang penduduk Indonesia, menular melalui darah. Penularannya sering terjadi antara para pemakai obat-obatan terlarang yang menggunakan jarum suntik yang sama, atau melalui hubungan seksual. Hepatitis B juga dapat menular dari seorang ibu ke bayi yang berada di dalam kandungan.

Mirip seperti hepatitis B, hepatitis C juga ditularkan melalui jarum suntik yang digunakan bersama-sama. Selain itu, hepatitis C juga kerap menyerang seseorang yang sering mengonsumsi minuman beralkohol.

2. Gejala hepatitis

Gejala awal hepatitis A biasanya menyerupai influenza, bahkan terkadang penderita anak-anak tidak memunculkan gejala sama sekali. Waktu dari awal terjangkit, hingga munculnya gejala bisa mencapai waktu dua sampai enam pekan.

Gejala yang terlihat dapat berupa kelelahan, demam, mual dan muntah, kehilangan nafsu makan, kulit dan bagian putih mata menguning, urin berwarna gelap, mencret, serta kotoran BAB yang berwarna terang.

Virus hepatitis B seratus kali lebih mudah ditularkan daripada virus HIV yang menyebabkan AIDS. Pada umumnya gejala hepatitis B tidak terlalu nyata.

Gejala hepatitis B biasanya berupa selera makan hilang, rasa tidak enak di perut yang menyebabkan mual dan muntah, demam ringan, yang terkadang disertai dengan nyeri sendi dan bengkak di bagian perut kanan atas. Setelah sepekan akan timbul gejala utama berupa kulit dan mata yang kekuningan dan urin yang berwarna gelap.

Sedangkan 80 persen penderita infeksi hepatitis C kronis tidak menunjukan gejala apapun, bahkan selama sepuluh tahun pertama terinfeksi. Hepatitis C menyebabkan sirosis dan kanker hati pada orang yang terinfeksi selama bertahun-tahun.

Gejala yang ditunjukan biasanya ringan, hanya berupa sakit kepala, mudah letih, nyeri otot atau sendi, serta turunnya berat badan.

3. Pencegahan hepatitis

Karena penyakit hepatitis kebanyakan disebabkan lingkungan yang kotor, maka menjaga kebersihan adalah kunci utama dalam pencegahan penyakit ini.

Perilaku hidup sehat seperti mencuci tangan pakai sabun sebelum makan dan sesudah ke toilet.

Selain itu, untuk pencegahan hepatitis A dan B, juga dapat diberikan imunisasi secara berkala. Imunisasi hepatitis A dilakukan dua kali, yaitu vaksinasi dasar dan booster yang dilakukan 6-12 bulan kemudian.

Sementara imunisasi hepatitis B dilakukan tiga kali, yaitu dasar, satu bulan dan 6 bulan kemudian. Imunisasi hepatitis A dianjurkan bagi orang yang potensial terinfeksi seperti penghuni asrama dan mereka yang sering jajan di luar rumah.

Namun hingga kini vaksin untuk hepatitis C belum ditemukan. Pencegahan dapat dilakukan dengan tidak mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan minuman beralkohol. —Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!