Maulid Nabi dan Natal berdekatan, saatnya saling menghormati

Febriana Firdaus

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Maulid Nabi dan Natal berdekatan, saatnya saling menghormati
Maulid Nabi adalah momentum refleksi umat Islam untuk mengoreksi diri apakah sudah beragama sebagaimana diajarkan nabi

JAKARTA, Indonesia — Pada tahun ini, Maulid Nabi Muhammad SAW jatuh pada 24 Desember, hanya berbeda sehari dengan hari kelahiran Isa Almasih atau Natal yang diperingati setiap 25 Desember. Peristiwa semacam ini jarang terjadi.

Maulid merupakan peringatan kelahiran Nabi Muhammad yang biasa dirayakan umat Muslim sesuai penanggalan Hijriah atau setiap 12 Rabiul Awwal.

Sedangkan Natal adalah perayaan umat Kristiani dalam mengenang kelahiran Isa Almasih yang diperingati setiap 25 Desember sesuai kalender Masehi.

Perayaan hari suci yang hampir bersamaan ini tidak hanya menarik perhatikan netizen, tapi juga tokoh-tokoh agama dan masyarakat di tanah air. 

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj, misalnya. Ia mensyukuri terjadinya dua perayaan agama berbeda, kelahiran Nabi Muhammad SAW serta Hari Raya Natal, yang waktunya hampir bersamaan, sehingga dapat mewujudkan toleransi antarumat beragama.

“Kami sangat bersyukur di penghujung 2015 ada dua peristiwa besar yang harus kita syukuri, yaitu Maulid Nabi dan Natal,” kata Said, Rabu, 23 Desember, seperti dikutip Antara. 

Ia berharap kerukunan dan toleransi antar umat beragama semakin baik. “Kita semua harus menghindari terjadinya intoleransi umat beragama,” kata Said.

Tokoh perempuan Nahdlatul Ulama yang juga aktif di gerakan Gusdurian, Alissa Wahid, juga menyambut perayaan dua hari besar umat beragama di Indonesia ini. 

“Bagi pemeluk kedua agama, masing-masing hari besar ini sangat berharga. Sebagai umat, ini saat mengambil hikmah. Bukan hanya sekadar bergembira, tapi berefleksi apa makna di balik hari besar ini,” kata Alissa pada Rappler, Kamis, 24 Desember. 

Menurutnya, sebagai warga negara Indonesia, ini saatnya mengamalkan persaudaraan sesama warga bangsa dengan saling menghormati kebahagiaan saudara yang tidak seagama.

“Bagi kaum Muslim, momen ini merupakan saat menyelami ajaran KH Ahmad Siddiq, bahwa Islam Rahmatan lil Alamin (merahmati semua alam) di Indonesia akan bisa tegak bila kita mengamalkan tiga ukhuwah (nilai persaudaraan) seara bersamaan,” kata Alissa. 

Ajaran yang dimaksud adalah ukhuwah islamiyah (sesama muslim), ukhuwah wathaniyah (sesama anak bangsa), ukhuwah basariah (sesama manusia).

Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar  juga menyambut kedatangan hari kelahiran Nabi Muhammad yang hampir bersamaan dengan perayaan Natal ini. 

“Bagi umat Islam sosok Nabi Muhammad adalah uswah (teladan) utama. Maulid Nabi tidak dirayakan sekadar simbolik, tetapi yang paling utama adalah bagaimana meneladani semua perilaku nabi dan ber-Islam sesuai dengan tuntutan yang telah diajarkan Nabi Muhammad,” kata Dahnil.

Menurutnya, Maulid Nabi adalah momentum refleksi umat Islam untuk mengoreksi diri apakah sudah beragama sebagaimana diajarkan nabi, dan apakah umat telah berperilaku sebagaimana yang diajarkan nabi.

“Perilaku utama Nabi adalah moral dan akhlak yang tinggi di mana kejujuran adalah sikap utama. Saya kira demikian juga Natal, bagi umat Kristiani adalah momentum refleksi, sosok yang diagungkan umat Kristen yang juga mengajarkan keagungan moral kejujuran yang hari ini terasa asing di dunia kita,” katanya.

Dahnil melihat tanggal 24 dan 25 Desember adalah momentum yang positif untuk kedua umat beragama ini kembali pada nilai dasar moral ajaran, yakni menghadirkan moral yang jujur, moral yang menciptakan kemanusiaan dan perdamaian. 

Namun berbeda dengan tokoh NU dan Muhammadiyah, alih-alih ikut merayakan momentum yang langka ini, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Ma’ruf Amin mengatakan peringatan kedua hari umat besar beragama tersebut tak ada yang istimewa. 

“Ini perayaan biasa tiap tahun. Ini liburan panjang, umat beragama happy-happy aja. Satu merayakan Maulid, satu merayakan Natal. Asal enggak ada yang saling mengganggu,” kata Ma’ruf pada Rappler. 

Apakah Ma’ruf akan ikut mengucapkan selamat Natal pada umat kristiani tahun ini? “Enggak, saya kan orang Islam,” katanya.—Rappler.com 

BACA JUGA

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!