SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia—Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengatakan bahwa dana terorisme yang berasal dari Australia salah satunya digunakan untuk membiayai keluarga terduga teroris. Dana tersebut disalurkan lewat sebuah yayasan keagamaan di tanah air.
“Jumlahnya tidak besar, hanya puluhan juta rupiah,” kata Wakil Ketua PPATK Agus Santoso saat ditemui usai acara catatan akhir tahun, Senin, 28 Desember.
Dana tersebut awalnya berasal dari luar negeri, kemudian mengalir pada seorang warga negara Australia berinisial L. Pria berinisial L tersebut tidak langsung menerima, tapi lewat rekening istrinya asal Indonesia.
Kemudian dana puluhan juta rupiah tersebut dikirim ke sebuah yayasan keagamaan di Indonesia. “Lalu diberikan pada janda teroris tersebut,” katanya. Menurut Ketua PPATK Muhammad Yusuf, suami dari si janda, telah tewas di Suriah beberapa waktu lalu.
PPATK mencatat bukan hanya pria berinisial L yang ‘menyumbang’ keluarga teroris, tapi ada beberapa pihak. “One to many, many to one,” kata Agus menjelaskan tipologi pendanaan.
Lembaga intelijen keuangan ini mengaku telah bekerja sama dengan Kepolisian Australia untuk melacak jaringan donatur kegiatan terorisme tersebut.
“Laporan Hasil Analisis (LHA) terkait dana terorisme tersebut sudah kami kirimkan ke Detasemen Khusus 88 akhir tahun lalu,” kata Muhammad. Pada Maret 2015, PPATK menemukan Transaksi mencurigakan jaringan terorisme Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) senilai US$ 500 ribu (Rp 6,4 miliar) dikirim oleh seorang simpatisan ISIS di Australia ke seorang terduga teroris di Indonesia.
Pelacakan dilakukan untuk transaksi tiga tahun terakhir, yakni 2011 hingga 2014. Kiriman duit itu berasal dari oknum di Australia bukan lewat bank, melainkan money transmitter.
Sumber Rappler di lingkungan penegak hukum menyebut penampung dana terkait dengan enam terduga fasilitator ISIS yang ditangkap Maret 2015.
Selain dana ribuan dolar tersebut, menurut Agus, PPATK juga mengendus aliran dana mencurigakan Rp 7 miliar. Dana itu terendus pada semester II tahun 2014. Dana itu berbentuk omset bisnis bahan kimia. — Rappler.com
BACA JUGA
- Polisi tangkap 5 terduga teroris bom bunuh diri perayaan tahun baru
- US$ 500 ribu untuk ISIS Indonesia ‘dikirim dari Australia’
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.