Perburuan hiu di Raja Ampat dikhawatirkan akan semakin banyak

Dyah Ayu Pitaloka

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Perburuan hiu di Raja Ampat dikhawatirkan akan semakin banyak
Melibatkan pemodal besar. Permintaan hiu di akhir tahun meningkat untuk jamuan makan

 

MALANG, Indonesia  – Sejumlah penyelam menemukan bangkai hiu di perairan Raja Ampat, Papua baru-baru ini. Mereka mengunggah foto bangkai hiu lewat akun media sosial pada 27 Desember 2015. Peristiwa yang terjadi di dalam perairan konservasi itu dikhawatirkan pegiat konservasi satwa bukanlah hal yang terakhir.

Sebab permintaan sirip Hiu di akhir tahun diduga meningkat mengikuti berbagai hajatan akhir tahun yang banyak menggunakan menu sirip hiu sebagai salah satu menu makanan utama. Chairman Protection of Forest and Fauna (ProFauna) Rosek Nursahid menyebut kasus itu menjadi kasus pertama yang didengar oleh ProFauna terjadi dalam kawasan Raja Ampat.

Kawasan konservasi laut yang cukup luas dan jadi jujugan banyak wisatawan mancanegara karena keindahan biota lautnya, termasuk hiu dan pari manta/ “Meskipun tidak semua hiu masuk dalam status dilindungi, namun jika itu ada di dalam kawasan konservasi maka status semua satwa adalah dilindungi. Kasus di Raja Ampat adalah kasus pertama perburuan hiu di sana,” kata Rosek, Rabu 30 Desember 2015.

Menurutnya temuan tersebut bisa jadi bukan yang terakhir terjadi di Raja Ampat. Dia khawatir ditemukannya bangkai hiu tanpa sirip hanya gambaran kecil dari perburuan hiu yang bisa terjadi di tempat yang sama. Diduga pelaku perburuan hiu melakukan gerakan perburuan dalam jumlah banyak dan dengan modal besar.

Dibutuhkan banyak peralatan yang memadai dan tenaga banyak orang untuk berburu hiu di laut. “Saya menduga ini adalah jaringan mafia dengan modal besar,” katanya. Sebab berburu di laut itu butuh modal besar, mulai dari kapal, tenaga berburu dan peralatan lain yang memadai.

“Apalagi menjelang akhir tahun, permintaan sirip hiu akan meningkat untuk menu jamuan besar.” katanya. Rosek juga menduga, perburuan hiu marak terjadi sejak dua pekan sebelum akhir tahun mengingat ada banyak hari libur dan perayaan yang terjadi di bulan Desember. “Di banyak negara, seperti China, jamuan Hiu masih banyak dipilih sebagai menu utama untuk perayaan istimewa,” katanya.

Today was a very sad day. This morning with went to Blue magic wich is famous for lot of action and big stuff like grey…

Dikirim oleh Fredrik Jacobsson pada 27 Desember 2015

Otoritas setempat harus menyikapinya dengan serius, mengamankan wilayah dengan meningkatkan patroli untuk menghentikan dan mencari siapa yang bertanggungjawab terhadap kasus itu. Jika tidak disikapi dengan serius ProFauna kawatir nama Raja Ampat sebagai tujuan wisata favorit wisatawan mancanegara akan tercoreng.

Berkaca pada kasus di tahun 1999-2001, sejumlah lembaga konservasi satwa di Eropa mencanangkan boikot Bali sebagai tujuan pariwisata setelah terungkap perburuan Penyu besar-besaran di Pulau Bali. Rosek mengingat, saat itu ProFauna mendapat tembusan petisi sekaligus surat boikot dari banyak organisasi konservasi satwa dunia dan juga masyarakat yang peduli satwa, untuk diteruskan ke Gubernur Bali saat itu/

“Ada sekitar 300 ribu orang peserta petisi dan gerakan boikot itu. Saat itu dampaknya benar-benar terasa, bahkan ada agen travel wisata besar di Eropa yang membatalkan tur karena aksi ini. Saya kawatir jika tidak diseriusi, Raja Ampat akan bernasib sama,” tandasnya.

Fungsi Hiu sendiri sebagai predator menurut Rosek banyak menjadi penyeimbang ekosistem biota laut dan berperan dalam melestarikan terumbu karang. Sebelumnya PADI Instructor di Wicked Diving Fredrik Jacobsson mengunggah temuannya berupa bangkai hiu tanpa sirip dalam akun facebooknya.   —  Rappler.com

BACA JUGA

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!