Polisi tangkap tiga warga Cirebon yang diduga terlibat bom Sarinah

Yuli Saputra

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Polisi tangkap tiga warga Cirebon yang diduga terlibat bom Sarinah

ANTARA FOTO

Polisi temukan atribut ISIS di rumah terduga teroris di Cirebon

BANDUNG, Indonesia — Pasca ledakan bom di kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis, 14 Januari, polisi terus memburu para pelaku yang terlibat aksi terorisme.

Pasukan gabungan Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-teror, satuan tugas Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), dan Kepolisian Resort Cirebon menggerebek sebuah rumah di Cirebon, Jumat dini hari, 15 Januari, dan menangkap tiga orang terduga teroris.

Dalam aksi geledah pukul 01:00 WIB Jumat dini hari itu, polisi menangkap DS, AA, dan CH. Ketiganya diduga terlibat dalam aksi pengeboman Sarinah dan terkait dengan jaringan teroris di Indonesia.

“Ada indikasi ke sana (terlibat bom Sarinah), sehingga dilakukan pengamanan terhadap mereka. Teman-teman dari Densus yang sedang mendalami,” kata Kapolres Cirebon AKBP Sugeng Hariyanto saat dihubungi Rappler, Jumat.

Sugeng mengatakan, ketiga terduga teroris diduga kuat merupakan anggota jaringan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Dugaan itu muncul dari barang bukti yang diamankan polisi saat penggeledahan di rumah DS.

“Banyak atribut berlambang ISIS yang kami temukan seperti bendera, topi, yang tertulis Islamic State of Iraq and Syria,” ujar Sugeng.

Selain atribut ISIS, polisi juga menemukan senapan, senjata tajam, baterai, dan tabung.

“Tabung semacam pipa lagi diperiksa. Memang tidak ditemukan rangkaian (bom), namun diduga untuk membuat bom,” katanya.

Polisi juga menemukan lembaran bai’at yang terselip di atas sebuah kandang tak terpakai yang terletak di pekarangan rumah DS.

Bai’at biasanya dilakukan dalam upacara pengangkatan atau pelantikan seorang pemimpin atau anggota baru. Di lembaran itu, tertulis kalimat-kalimat dalam bahasa Arab dan bahasa Indonesia.

“Lembar bai’at untuk menjadi teroris. Tapi tidak ada lambang ISIS (di lembar bai’at). Apakah ini sebuah modus atau pola yang dilakukan untuk merekrut anggota baru, itu sedang didalami,” ujar Sugeng.

Mengenai para terduga teroris yang ditangkap, Sugeng menjelaskan, mereka adalah penduduk asli Desa Orimalang. Namun berdasarkan keterangan tetangga, ketiga terduga teroris tersebut dikenal sebagai orang yang tertutup.

“Mereka tidak pernah berkomunikasi dengan masyarakat sekitar, orangnya tertutup. Tidak ada pekerjaan yang menetap, jadi jarang bertemu dengan warga lainnya,” tutur Sugeng.

Menurut Sugeng, ketiga terduga teroris tersebut akan dibawa ke Jakarta oleh Densus 88 untuk diperiksa lebih lanjut.

Sementara itu mengenai keamanan di Kabupaten Cirebon, Sugeng mengatakan dalam kondisi kondusif.

Alhamdulillah, warga tidak perlu takut, polisi melakukan upaya semaksimal mungkin untuk melakukan pengamanan,” katanya. —Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!