Di WEF Davos, Mendag Lembong cerita tentang pedagang sate yang berani

Uni Lubis

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Di WEF Davos, Mendag Lembong cerita tentang pedagang sate yang berani
Menteri Perdagangan Thomas T. Lembong menyampaikan paket deregulasi ekonomi dan peluang bisnis.

JAKARTA, Indonesia – Di Forum Ekonomi Dunia (WEF) yang berlangsung pekan ini,  di Davos, Swis, pemerintah dan pebisnis Indonesia bekerja sama “memasarkan” potensi kerja sama bisnis di tanah air.  Delegasi pemerintah Indonesia pertemuan tahunan WEF dipimpin oleh Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong. 

Menurut Kepala Pusat Harmonisasi Kebijakan Kementerian Perdagangan, Ni Made Ayu Marthini, agenda Tom Lembong cukup padat. Ada 19 pertemuan, 9 kesempatan berbicara, sejumlah wawancara dengan media internasional dan menjadi tuan rumah Indonesia Night.

Kamis (21/1),  delegasi Indonesia menggelar The Indonesia Lunch Dialogue, yang dihadiri seratusan eksekutif dari berbagai negara yang hadir di WEF.  Pembicara adalah Mendag Tom Lembong, Menteri Keuangan Bambang S. Brodjonegoro, CEO Bank Mandiri Budi G. Sadikin, CEO VIVA Media Anindya Bakrie, Direktur Lippo Group John Ryadi dan Kishore Mahbubani, dekan Lee Kuan Yew School of Public Policy di Univesitas Nasional Singapura.

“Kita sampaikan ke hadirin bahwa memang benar ekonomi Indonesia tumbuh agak melambat tahun lalu, namun tahun ini belanja pemerintah akan lebih cepat.  Pemerintah dan swasta lebih optimis bahwa ekonomi akan membaik,” kata Budi G. Sadikin.

Sementara Menteri Tom Lembong dan Menteri Bambang menjelaskan paket deregulasi yang telah diluncurkan pemerintah, di antaranya soal kemudahan birokrasi dan perizinan, serta insentif pajak.

Menurut Made Marthini, para hadirin memuji respon cepat polisi Indonesia dalam menangani serangan teroris di Jakarta pada 14 Januari 2016 lalu.  “Mendag meyakinkan peserta bahwa teror tidak mempengaruhi ekonomi Indonesia,” kata Made Marthini melalui pesan singkat.

Kepada sejumlah kepala eksekutif tingkat dunia yang hadir di acara dialog itu, Mendag Tom menceritakan soal tagar #KamiTidakTakut yang diluncurkan netizen Indonesia pasca serangan teroris di Jakarta, termasuk kisah “cuek” pedagang sate yang berjualan tak jauh dari lokasi kejadian. 

“Itu menunjukkan sikap berani masyarakat Indonesia, tidak mudah terpengaruh ancaman teror.  Kami juga memiliki pendekatan budaya yang berbeda dalam menangani isu teror, dan ini dipuji oleh media asing yang memonitor respon pemerintah terhadap serangan itu,” kata Tom Lembong, yang tak lupa menceritakan bagaimana netizen menanggapi dengan humor. 

Dalam keterangan sebelum berangkat ke Davos, Tom Lembong mengatakan, bahwa pihaknya fokus menggenjot ekspor dan membuka pasar baru.  “Kehadiran kami di Davos menunjukkan bahwa aktivitas dan program ekonomi jalan terus.  Pemerintah bekerja keras memastikan keamanan,” ujar Tom.

Promosi mengenai potensi Indonesia juga dilakukan melalui event “Malam Indonesia” yang diadakan semalam. Aneka makanan khas dan hiburan Indonesia menjadi jamuan para tamu dan undangan. Acara tersebut dihadiri perwakilan dari 50-an negara dengan total hadirin sekitar 500-an orang.

Tema WEF ke-46 tahun ini adalah “Mastering the Fourth Industrial Revolution”.  Dibahas juga isu krusial seperti perubahan iklim, isu keamanan, serta situasi pertumbuhan ekonomi dan harga komoditi saat ini. 

Tahun ini WEF yang disebut sebagai pertemuan terbesar yang dihadiri pengambil keputusan di bidang ekonomi itu, dihadiri sekitar 2.500 peserta, kepala eksekutif dari 150-an negara, termasuk 40 kepala pemerintahan. —   Rappler.com

BACA JUGA

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!