Kapolri: Bahrumsyah pasok dana untuk aksi teror di Indonesia

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kapolri: Bahrumsyah pasok dana untuk aksi teror di Indonesia

EPA

Dana sebesar Rp1 miliar dikirim dalam beberapa transaksi sejak tahun 2015 ke Indonesia.

JAKARTA, Indonesia (UPDATED) – Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan ada warga Indonesia yang tengah berada di Suriah dan ikut memasok dana untuk aksi teror di Tanah Air. Identitas WNI itu diketahui bernama Bahrumsyah.

Badrodin menyebut Bahrumsyah mengirimkan uang sebesar Rp 1 miliar ke terduga teroris berinisial H alias A. Dana tersebut dikirim beberapa kali sejak tahun 2015.

“Bahrumsyah ini memang salah satu pemimpin di Suriah. Disebutnya sayap militer ISIS. Dia lah yang mengirimkan dana ke kelompok H dan melakukan amaliyah di Indonesia,” ujar Badrodin ketika ditemui di Mabes Polri pada Jumat malam, 22 Januari. 

Berikut posisi Bahrumsyah dalam jamaah: 

Jaringan pelaku teror di Indonesia. Foto oleh Rappler.com

H dan kelompoknya, tutur Badrodin, baru mengumpulkan sembilan pucuk senjata api. Sebagian besar merupakan senjata api rakitan. Hanya dua yang merupakan senjata api organik.

H dan kelompoknya belum memperoleh peluru untuk pistol-pistol itu. Namun, Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri keburu menangkap mereka sebelum beraksi. Densus menangkap enam orang di dua lokasi yaitu Balikpapan, Kalimantan Timur dan Bekasi, Jawa Barat.

Mereka berinisial H alias A, SF alias MM, S alias STM, B alias AM, WFB alias E dan MFS. Dari hasil penyelidikan terhadap enam orang itu, Densus kemudian meminjam enam narapidana dari Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan dan Tangerang untuk diperiksa. 

Masing-masing berinisial AP alias A, ENB alias E, Z alias ZN, W alias HN, QM dan SA alias B. Tersangka berinisial SA adalah napi dari Lapas Nusakambangan. Sedangkan sisanya dipinjam dari Lapas Tangerang.

“Mereka ini mendukung kelompok berisi enam orang sebelumnya untuk bisa memperoleh senjata api,” kata jenderal bintang empat itu.

Namun, masa peminjaman enam napi itu telah selesai. Mereka telah dikembalikan ke sel masing-masing sambil menunggu berkas perkara mereka rampung.

Berdasarkan keterangan keenam napi, polisi akhirnya menetapkan status tersangka kepada enam orang yang ditangkap di Bekasi dan Balikpapan.

Membeli senjata dari Filipina

Soal transaksi yang dilakukan Bahrumsyah, Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Muhammad Yusuf mengatakan membenarkan ada aliran dana dari kawasan Suriah, yang saat ini dikuasai oleh Negara Islam Irak dan Suriah, seperti yang dituturkan oleh badrodin. 

Duit itu mengalir dari Bahrumsyah, seperti yang disebut Kapolri, pada pria berinisial H pada Agustus hingga Oktober 2015. “H ini yang kemudian diindikasikan membeli senjata dari Filipina,” kata Yusuf pada Rappler, Kamis, 23 Januari. 

Apakah ini berarti aksi teror di Indonesia mendapat bantuan dari simpatisan ISIS di Filipina? Kepolisian Republik Indonesia, Densus 88 dan polisi internasional masih menyelidiki kemungkinan tersebut. 

18 orang ditetapkan sebagai tersangka 

Sementara itu, Kepolisian RI dan Detasemen Khusus 88 Antiteror telah menetapkan total 18 tersangka untuk tindak teror.

Mereka adalah 6 tersangka terkait bom Thamrin dan 12 tersangka kepemilikan senjata api untuk aksi terorisme.

“Enam orang tersangka bom Thamrin, yakni DS alias YY, AH alias AI, C alias D, AM alias LL, F alias AZ dan J. Mereka ditangkap di Tegal, Cirebon dan Indramayu,” ujar Badrodin.

Badrodin mengatakan, dari keenam tersangka itu, tersangka berinisial AH bertugas membeli senjata api yang digunakan Sunakim alias Afif dalam teror Sarinah.

Sementara itu, tersangka DS berperan membeli tabung gas untuk pelapis bom yang diledakan di teror Sarinah. Sedangkan tersangka lainnya mengetahui pembuatan bom tersebut. Mereka juga mengetahui Afif dan kawan-kawan akan melakukan teror di Sarinah.

“Barang bukti yang kami sita dari mereka itu, yakni dua pucuk senjata api, sisa-sisa bahan peledak yang yang belum dipakai dan proyektil,” ujar dia.

Sedangkan 12 tersangka lainnya terdiri dari dua kelompok. Kelompok pertama, yakni yang ditangkap di Bekasi dan Balikpapan.

Dari lokasi penangkapan mereka, Densus 88 menyita sembilan pucuk senjata api. Sebagian besar senjata api itu berjenis rakitan. Dua di antaranya senjata api organik jenis FN.

“Rencananya, mereka akan melakukan ‘amaliyah’. Tahapannya baru mengumpulkan senjata api. Belum ada peluru,” ujar Badrodin. — dengan laporan dari Febriana Firdaus/Rappler.com

BACA JUGA:

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!