Hadapi virus Zika, pemerintah perlu segera bentuk panel ahli

Paterno R. Esmaquel II

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Hadapi virus Zika, pemerintah perlu segera bentuk panel ahli

AFP

Tidak harus panik, namun pemerintah harus menunjukkan diri punya sikap tanggap

JAKARTA, Indonesia  —   Merebaknya virus Zika di negara-negara Amerika Latin, terutama Brasil, perlu  segera disikapi serius oleh pemerintah, meski bukan berarti harus panik.  Salah  satu langkah penting adalah, membentuk panel ahli.

“Pemerintah harus merespon dengan menempuh sejumlah langkah serius. Meski bukan berarti panik, namun harus tampak bahwa pemerintah tanggap,” kata mantan Ketua Pelaksana Harian Komnas Flu Burung Bayu Krisnamurthi, kepada Rappler, Jumat, 29 Januari 2016.

Bayu merekomendasikan tiga langkah yang harus ditempuh menyikapi wabah virus Zika. “Pertama pemerintah bisa membentuk panel ahli,” katanya.

 Pengetahuan cukup tentang virus

Panel ahli diperlukan antara lain untuk menjadi pihak yang otoritatif untuk meneliti segala sesuatu tetang virus Zika itu sendiri di Indonesia. Misalnya, bagaimana virus berkembang? Bagaimana dampaknya untuk ibu hamil? Bagaimana dampaknya untuk orang dewasa? Bagaimana pengaruhnya bagi anak, atau balita? Dan seterusnya.

Panel juga bisa merekomendasikan langkah-langkah lebih lanjut. Misalnya bagaimana membatasi kemungkinan penularan dari warga asing. Apakah perlu setiap yang orang masuk ke Indonesia dari Amerika Latin, mendapat perlakuan dan pengawasan khusus.

Jalin komunikasi dengan publik

Yang kedua, pemerintah perlu menyusun langkah-langkah komunikasi yang baik ke masyarakat. “Pemerintah perlu menjelaskan apa itu virus Zika. Penjelasannya harus utuh, lengkap. Bila masyarakat menerima informasi yang benar, maka juga sangat membantu bersikap positif,”

Yang ketiga, adalah penanganan bila benar-benar ada yang terjangkit virus. “Pemerintah harus siap,” katanya. Misalnya, masyarakat harus berobat kemana? Apakah peralatan dan tenaga medisnya sudah mencukupi, dan sebagainya.,

Menurut Bayu, pada prinsipnya, pemerintah sudah memiliki platform, atau kerangka dalam menghadapi wabah semacam ini. Sebab, sebelumnya sudah pernah menghadapi wabah flu burung.

Hanya saja, perantara virusnya berbeda. Kalau flu burung melalui unggas yang mudah dilihat, sementara virus Zika lebih sulit, karena nyamuk sulit dilihat.

Sebelum secara sain bisa dijelaskan segala sesuatunya tentang virus Zika, maka setidaknya kita bisa mengadopsi penanganan virusini seperti menanggulangi deman berdarah.

“Karena sebabnya sama-sama dari nyamuk aedes Aigepty,” katanya. Di lain pihak, Panel Ahli bisa berkomunikasi dengan WHO dan badan dunia lain yang relevan,  untuk terus mempernbaharui informasi tentang virus ini.  —   Rappler.com

BACA JUGA

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!
Avatar photo

author

Paterno R. Esmaquel II

Paterno R. Esmaquel II, news editor of Rappler, specializes in covering religion and foreign affairs. He finished MA Journalism in Ateneo and MSc Asian Studies (Religions in Plural Societies) at RSIS, Singapore. For story ideas or feedback, email pat.esmaquel@rappler.com