US basketball

Sunderland vs Manchester United: Meladeni tim tamu yang bimbang

Agung Putu Iskandar

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Sunderland vs Manchester United: Meladeni tim tamu yang bimbang
Harus bekerja keras di tengah gempuran media soal pemecatan dirinya. Bagaimana Louis van Gaal bisa menghadapi hari-hari penuh tekanan di sisa waktunya di Old Trafford?

JAKARTA, Indonesia – Situasi internal di dua klub Manchester hampir sama. Kedua manajer sama-sama tidak memiliki masa depan di klub. Jika Manuel Pellegrini sudah mendapat kepastian dari manajemen Manchester City, lain halnya dengan Louis van Gaal.

Manajer United itu kini bekerja di bawah bayang-bayang Jose Mourinho. Mantan pelatih Chelsea itu santer disebut sudah mengkapeling kursi Van Gaal musim depan. Beberapa kali dia harus menepis isu bahwa peraih dua piala Liga Champions itu tak akan menggantikannya.

Alasannya sederhana. Jajaran direksi United tidak mengungkapkan kepastian itu kepadanya. Jika sudah teken kontrak dengan mantan stafnya di Barcelona itu, mereka pasti akan memberitahu dirinya. “Mereka orang-orang profesional,” kata Van Gaal seperti dikutip The Economic Times.

Tapi spekulasi kehadiran Mourinho di Old Trafford, markas United, terlalu kuat untuk ditepis. Daily Mail menyebut bahwa juru taktik asal Portugal itu sudah curhat ke teman dekatnya bahwa musim depan dia sudah bukan lagi pengangguran.

Sejumlah media di Inggris bahkan sudah merilis beberapa nama yang akan diboyong mantan pelatih Inter Milan dan FC Porto itu ke tim Setan Merah.

Bagaimana perasaan meneer 64 tahun itu digempur tekanan soal masa depannya? “Orang-orang harus tahu bahwa, bagaimanapun juga, saya adalah manusia biasa,” kata Van Gaal.

Van Gaal hanya khawatir bahwa klub sudah bernegoisasi dengan Mourinho tanpa sepengetahuan dirinya. Jika demikian yang terjadi, dia jelas bakal nelangsa karena itu adalah pelanggaran terhadap “gentleman agreement”di antara mereka.

“Mourinho adalah teman saya. Begitu juga Ed Woodward (Wakil Komisaris Eksekutif United). Jika dia sudah berbicara kepada manajer lain pasti dia akan memberi tahu saya,” katanya.

Van Gaal jelas tertekan. Siapa yang bisa dipercaya dalam situasi ini. Woodward atau media Inggris.

Tekanan itu tak hanya akan menyerang psikologi manajer kelahiran Amsterdam tersebut. Tapi juga kinerja dia dalam meracik strategi untuk Wayne Rooney dan kawan-kawan. Apalagi, saat ini mereka masih berjarak cukup jauh dari peringkat empat klasemen Liga Primer, Manchester City. Selisih angka mereka enam poin.

“Kami harus terus mengejar selisih itu,” kata Van Gaal seperti dikutip BBC.

Jarak itu berpotensi terpangkas karena The Citizens—julukan City—bakal menghadapi laga berat melawan Tottenham Hotspur. Sementara, pasukan Van Gaal “hanya” akan menghadapi tim zona degradasi Sunderland pada Sabtu, 13 Februari, pukul 19:45 WIB.

Masalahnya, dengan situasi internal penuh kebimbangan, mampukah mereka meraih kemenangan yang seharusnya mudah di Stadium of Light, kandang Sunderland?

‘Clean-sheet’ United terbanyak di Liga Primer bersama Arsenal

Rekor United dalam laga tandang sedang tidak bagus. Dalam enam away terakhir, mereka hanya menang sekali, seri tiga kali, dan dua kali kalah. Namun, mereka masih bisa bertepuk dada karena pertahanan mereka termasuk salah satu yang terbaik di Liga Primer.

United adalah tim kedua dengan jumlah kebobolan paling sedikit. Gawang mereka bobol 22 kali, tepat di bawah Spurs yang paling sedikit dengan 19 kali.

Catatan clean-sheet alias laga tanpa kebobolan mereka terbanyak di Liga Primer, 12 kali. Sama dengan Arsenal.

Dengan Ashley Young masih dibekap cedera, Van Gaal bisa memasang Cameron Borthwick-Jackson sebagai bek kiri. Performa pemain 19 tahun itu mulai menjanjikan. Dia ikut andil dalam gol Jese Lingard ke gawang Chelsea pekan lalu.

Tapi, dia rentan dalam bertahan. Dalam laga di Stamford Bridge tersebut, pemain yang dipromosikan Van Gaal ke tim senior itu kerap terlambat turun. Akibatnya, sayap kiri United menjadi sasaran serangan John Terry dan kawan-kawan.

Di kubu sebelah, manajer Sam Allardyce menghadapi masalah yang tak kalah pelik. Target untuk bertahan di Liga Primer semakin berat. Sebab, sudah empat kekalahan beruntun mereka alami.

John O’Shea dan kawan-kawan sangat sulit untuk keluar dari zona degradasi. Dalam empat pekan terakhir, mereka tak pernah beranjak dari peringkat kedua dari bawah. Total sepanjang musim ini, mereka berada di posisi ke-19 selama 20 pekan.

“Kami selalu kebobolan dalam 11 laga. Kami harus mulai membuat angka kebobolan menjadi nol. Jika kami bisa melakukannya, ada harapan untuk memenangi pertandingan,” kata Big Sam—sebutan Sam Allardyce.—Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!