restaurants in Metro Manila

Mantan Sekjen PBB Boutros Boutros-Ghali wafat

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Mantan Sekjen PBB Boutros Boutros-Ghali wafat

EPA

Boutros Boutros-Ghali menjadi diplomat dari Benua Afrika pertama yang menjadi Sekjen PBB.

JAKARTA, Indonesia – Mantan Sekretaris Jenderal PBB Boutros Boutros-Ghali dilaporkan tutup usia pada Selasa, 16 Februari. Informasi itu disampaikan Dewan Keamanan PBB sebelum mereka mulai rapat mengenai krisis kemanusiaan di Yaman.

Kantor berita milik Pemerintah Mesir mengatakan, Boutros-Ghali wafat di sebuah rumah sakit di Kairo. Pria yang wafat di usia 93 tahun itu dilarikan ke rumah sakit karena menderita patah tulang di bagian panggul.

“Kami telah diinformasikan mantan Sekjen Boutros Boutros-Ghali telah wafat,” ujar Duta Besar Venezuela untuk PBB yang memegang kursi Presiden Dewan Keamanan pada bulan ini.

Tidak ada informasi yang lebih detail mengenai wafatnya Boutros-Ghali. Namun, pada Kamis, 11 Februari, Boutros-Ghali masih menerima telepon dari Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi usai dirawat di rumah sakit.

Boutros-Ghali dilahirkan pada 14 November 1922 di keluarga Kristen Koptik di Kairo. Boutros-Ghali mengenyam pendidikan tinggi di Universitas Kairo dan di Paris. Di sana pula, dia membangun jalinan relasi yang kuat dengan Prancis.

Dia juga sempat kuliah di jurusan hubungan internasional di Universitas Columbia di New York. Kemudian, di tahun 1977, Boutros-Ghali dipilih Presiden Anwar al-Sadat menjadi Menteri Luar Negeri Mesir.

Menurut catatan stasiun berita BBC, Boutros-Ghali terpilih menjadi Sekjen PBB pada tahun 1992. Dia juga menjadi Menlu dari Benua Afrika pertama yang menjabat sebagai Sekjen. Namun, Boutros-Ghali hanya berada di posisi itu selama satu periode.

Kendati begitu, di bawah kepemimpinannya, PBB mengalami masa-masa kontroversi. Salah satunya ketika PBB dikritik karena dianggap gagal mencegah terjadinya peristiwa genosida di Rwanda tahun 1994.

Dia juga membuat publik di Sarajevo, Bosnia terkejut ketika menentang kampanye pemboman yang dilakukan organisasi NATO di negara itu. Saat itu, Boutros-Ghali mengatakan tak bermaksud mengecilkan peristiwa tragis yang terjadi di Bosnia dan telah menewaskan ribuan korban sipil, tetapi ada negara lain yang mengalami perang dan total jumlah korban tewas jauh lebih besar dibandingkan di Bosnia.

Pernyataan itu membuat Pemerintah Amerika Serikat berang dan mengeluarkan hak veto saat Boutros-Ghali mengajukan diri untuk menjadi Sekjen PBB pada periode kedua. Dalam sebuah memoir, Boutros-Ghali menganggap hal tersebut sebagai pengkhianatan pribadi.

Sebab, Duta Besar AS untuk PBB ketika itu, Madeleine Albright, kerap menunjukkan senyum dan ekspresi persahabatan. Namun, di balik itu semua, Albright rupanya merusak citra dan kewenangan Boutros-Ghali.

Walau begitu, Sekjen PBB saat ini, Ban Ki-moon turut memuji warisan Boutros-Ghali mengenai pasukan perdamaian PBB. Dalam sebuah laporan, Boutros-Ghali menekankan pentingnya untuk membangun perdamaian pasca konflik. Hal itu yang mendorong konsep pemikiran PBB hingga hari ini.

Usai meninggalkan PBB, Boutros-Ghali dipercaya menjadi Sekretaris Jenderal La Francophonie – kelompok negara-negara penutur Bahasa Prancis pada tahun 1998 hingga 2002. Mantan Presiden Mesir, Hosni Mubarak juga pernah menunjuknya sebagai Presiden Dewan Hak Asasi Manusia pada tahun 2004. – laporan AFP/Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!