Indonesia tolak tuntutan Abu Sayyaf untuk bayar uang tebusan

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Indonesia tolak tuntutan Abu Sayyaf untuk bayar uang tebusan

ANTARA FOTO

Lokasi penyanderaan 10 WNI itu sudah diketahui oleh Pemerintah Filipina dan Indonesia.

 

JAKARTA, Indonesia – Pemerintah Indonesia menolak tuntutan kelompok ekstrimis Abu Sayyaf untuk membayar tebusan untuk membebaskan 10 warga negara Indonesia yang mereka sandera di Filipina selatan.

Indonesia, menurut Sekretaris Kabinet Pramono Anung, tidak akan mau ditekan oleh pihak mana pun agar bersedia membayar uang tebusan tersebut.

“Yang jelas pemerintah tidak mau ditekan siapa pun. Apalagi ini oleh para perompak, milisi atau siapapun lah,” kata Pramono di Istana Kepresidenan pada Kamis, 31 Maret.

Anggota kelompok ekstrimis Abu Sayyaf di Filipina selatan menyandera 10 awak kapal Brahma 12 yang membawa batubara dari Indonesia menuju Filipina pada Jumat, 24 Maret. Mereka menuntut uang tebusan 50 juta peso, atau setara Rp14,3 miliar dan mengancam membunuh para sandera kalau permintaan mereka diabaikan.  

“Pemerintah tidak mau karena hal itu kemudian kita harus membayar 50 juta peso seperti yang diminta, enggak,” kata Pramono.

Dia menjelaskan terkait isu dan nasib sandera, saat ini sedang ditangani oleh Pemerintah Filipina, sehingga Indonesia harus menghormati upaya tersebut. Hal yang paling penting, Pramono menambahkan, adalah harus ada jaminan bahwa WNI yang disandera bisa diselamatkan.

“Karena bagaimana pun sekarang ini, sudah dalam koordinasi Kemlu, Polri, TNI, kita bersabar masih menunggu,” tutur dia.

Pemerintah Indonesia masih terus menjalin kontak yang intensif dengan Pemerintah Filipina untuk meminta agar para WNI yang tengah disandera bisa segera dibebaskan.

“Kemarin saya juga sudah berkoordinasi dengan Bu Menlu, sudah ada langkah-langkah dari Kemlu tapi belum bisa diumumkan kepada publik. Dan kami meyakini mudah-mudahan dengan pendekatan ini, bisa segera diselesaikan,” kata dia.

Sebelumnya, Kepala Badan Intelijen Nasional Sutiyoso mengatakan sudah mengetahui lokasi tempat 10 WNI itu disandera oleh Abu Sayyaf. Ke-10 WNI itu dalam keadaan aman. Namun, dia meminta kepada media untuk memonitor dan tidak terlalu berlebihan menyiarkan pemberitaan ini. – dengan laporan ANTARA/Rappler.com

BACA JUGA:

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!