Indonesia

Road to Final Persib Bandung: Tak meyakinkan di awal, kini jadi unggulan

Mahmud Alexander

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Road to Final Persib Bandung: Tak meyakinkan di awal, kini jadi unggulan
Persib Bandung mencapai final Piala Bhayangkara dengan rekor hampir sempurna. Mereka tak terkalahkan hingga babak puncak turnamen tersebut.

This compilation was migrated from our archives

Visit the archived version to read the full article.

JAKARTA, Indonesia – Persib Bandung menghadapi Piala Bhayangkara dengan perubahan frontal di internal pasukannya. Sebanyak 12 pemain hengkang. Tak tanggung-tanggung, mereka yang pergi adalah para pemain inti.

Beberapa di antaranya adalah Firman Utina yang hijrah ke Sriwijaya FC. Selain Firman, Makan Konate, Abdurrahman, Ilija Spasojevic, Firman Utina, Achmad Jufriyanto, dan Dedi Kusnandar juga hengkang.

Kepergian para pemain tersebut memang sudah diantisipasi pelatih Dejan Antonic. Tapi, dia hanya mendatangkan lima pemain pengganti. Kualitas pemain anyar ini jelas jauh dari mereka yang angkat kaki.

Mereka adalah Kim Jeffrey Kurniawan, Rahmat Hidayat, David Laly, Vladimir Vujovic, bomber asal Spanyol Juan Carlos Belencoso, dan Rudolof Yanto Basna.

Pasukan baru butuh waktu

 

 

 

 

 

 

 

Yandi Sofyan (kanan) berebut bola dengan pesepakbola Mitra Kukar Arthur Cunha Da Rocha pada laga perdana Liga Bhayangkara, 17 Maret 2016. Skor berakhir imbang 1-1. Foto oleh Ijal Mar/Antara 

 

 

 

 

Dari enam pemain gres tersebut, hanya Vujovic, Belencoso, dan Yanto Basna yang memiliki nama besar. Basna mungkin belum teruji. Tapi, performanya di Mitra Kukar menunjukkan bahwa dia adalah bek tengah yang solid.

Nama Kim Jeffrey tidak meyakinkan. Apalagi, Dejan mendatangkan dia untuk menghuni posisi gelandang bertahan. Padahal, Kim bukan spesialis gelandang. Dia banyak berperan sebagai bek kiri bahkan winger.

Dengan postur yang tidak terlalu tinggi, beberapa pihak meragukan adik ipar striker naturalisasi Irfan Bachdim tersebut bakal mampu meredam serangan lawan-lawan Persib.

Belakangan, Dejan kerap mengubah posisinya. Jika bermain bersama Hariono, Kim akan diplot sebagai jangkar. Jika tim bermain 4-2-3-1, dia akan menjadi salah satu trio pemain di belakang striker tunggal. Biasanya dia akan mengemban peran sebagai gelandang serang.

Tapi, jika tim bermain 4-3-3, dia lebih banyak bermain sebagai penyeimbang dan penyuplai bola.

Karena itu, meski tim berjuluk Maung Bandung tersebut menjadi tuan rumah grup A di ajang Piala Bhayangkara, banyak yang ragu mereka bakal menjuarainya.

Apalagi, di laga perdana mereka ditahan imbang Mitra Kukar 1-1. Mereka sempat ketinggalan 0-1 sebelum akhirnya menyamakan kedudukan via tendangan penalti Vujovic.

Di laga kedua, Persib memang mampu menang. Tapi performanya masih belum meyakinkan karena hanya menang tipis atas Pusamania Borneo FC 1-0.

Di laga tersebut, Dejan menempatkan Rudolof Yanto Basna ditempatkan sebagai bek kanan. Keputusan tersebut tidak sepenuhnya tepat. Sebab, beberapa kali dia kalah sprint dengan winger tim berjuluk Pesut Etam tersebut. Yanto juga kerap tidak akurat saat melepas crossing.

Baru padu di laga ketiga

Juan Carlos Blancos (kanan) berebut bola dengan pesepak bola PS TNI, Hardiantono (kiri), pada laga Grup A Liga Bhayangkara, 24 Maret. Persib Bandung mengalahkan PS TNI 2-0. Foto oleh Novrian Arbi/Antara 

Persib baru menemukan permainannya di laga ketiga. Mereka mengalahkan PS TNI dengan skor 2-0. Para pemain anyar mulai kompak. Belencoso mulai mampu berkolaborasi dengan dua penyerang sayap, Atep dan Samsul Arif.

Pemain 34 tahun itu memang belum mencetak gol di laga ketiganya. Namun, dia mampu menjadi pengumpan yang baik bagi Atep dan Samsul. Meski posisinya sebagai ujung tombak, mantan striker klub Hong Kong Kitchee SC tersebut juga kerap turun ke bawah.

Hal itu justru memberi ruang yang leluasa bagi Samsul maupun Atep untuk menyerang via sayap.

Performa Atep dan kawan-kawan semakin menjadi-jadi saat melawan Sriwijaya FC. Mereka melibas Laskar Wong Kito itu dua gol tanpa balas. Belencoso akhirnya mencetak gol pertama untuk Persib di laga keempatnya.

Mereka pun lolos dari fase grup sebagai juara. Atep mengakui, tim butuh waktu untuk berkembang karena banyak pemain anyar.

“Kami ingin melaju ke final. Penampilan tim malam ini menunjukkan Persib terus berkembang dan menunjukkan permainan meningkat setiap pertandingan,” ucap Atep.

Di semifinal, Persib mampu tampil bagus meski lawan mereka, Bali United yang tampil ekstra defensif. Pemain terus bekerja keras hingga akhirnya menang 1-0. Gol semata wayang Persib dicetak Tantan.

Dalam pertandingan tersebut, Belencoso semakin kompak di lini depan. Gol Tantan merupakan assist dari dia via sundulan setelah menyambut eksekusi tendangan pojok.

Taufiq (tengah) berebut bola dengan pesepakbola Bali United Silvo Escobar (kanan) pada laga semifinal Piala Bhayangkara, 30 Maret 2016. Persib melaju ke final setelah kalahkan Bali United 1-0. Foto oleh Novrian Arbi/Antara 

Kim Jeffrey yang sempat diragukan di awal turnamen membayar lunas kepercayaan Dejan dengan menjadi man of the match!

Catatan Persib lolos ke final ini juga semakin bagus. Sebab, sejauh ini mereka baru kebobolan satu gol, dan mencetak tujuh gol. Setidaknya, terlihat lini pertahanan dan lini depan Persib terus berkembang. Masuknya Belencoso, membuat lini serang Persib bisa berkreasi. 

Meski jarang mencetak gol, Belencoso mampu membuat dinamika lini depan Persib semakin berbahaya. Kebutuhan gol Persib tidak harus ditopang dia. Sebab, Samsul Arif dan Atep yang lebih banyak bereksplorasi via sayap.

Belencoso justru lebih berbahaya saat bergerak tanpa bola dan ketika membagi umpan. Apalagi, dia memang berkarakter sebagai striker target man. “Kami akan tuntaskan semua di laga final,” kata Atep.

—Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!