Indonesia

PSG vs Manchester City: Les Parisiens ingin terus melaju

Agung Putu Iskandar

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Tiga kali berturut-turut selalu terhenti di perempat final. Apakah kali keempat bakal berbeda bagi PSG?

Lucas Moura saat tampil di Ligue 1. Sumber: Facebook Page Paris Saint Germain

JAKARTA, Indonesia – Dalam empat tahun terakhir, Paris Saint-Germain (PSG) selalu lolos ke perempat final. Tapi sudah tiga kali mereka terhenti di fase itu. Dua kali oleh Barcelona dan sekali oleh Chelsea.

Chelsea sudah mereka singkirkan di 16 besar. Barcelona juga tidak kembali bersua mereka dalam undian babak perempat final. Karena itu, Manchester City adalah lawan yang relatif lebih mudah dibanding lawan-lawan tim berjuluk Les Parisiens tersebut sebelumnya.

Apalagi, baru kali ini klub berjuluk The Citizens itu lolos ke perempat final. Sebelumnya, paling banter mereka sampai 16 besar atau gugur di fase grup.

Karena itu, dalam leg pertama yang digelar di Parc des Princes, Kamis, 7 April, pukul 01.45 WIB, PSG berada di atas angin. Selain karena tampil di depan publik sendiri, fase semifinal juga tak asing di klub yang diakuisisi Qatar Investment Authority (QIA) sejak 2012 itu.

Mereka sudah pernah menginjak babak tersebut pada 1994-1995. Pasukan Laurent Blanc mengusung misi untuk kembali mengulang prestasi 21 tahun silam itu.

Kondisi internal PSG jelas lebih baik dibanding City. Tidak ada banyak perubahan pada skuat sepanjang kepemimpinan Blanc sejak menjabat pada 2013. Musim ini mereka justru semakin kuat dengan kehadiran Angel Di Maria.

Kedatangan mantan winger Manchester United itu memang membuat posisi Ezequiel Lavezzi terancam hingga akhirnya hengkang. Namun, produktivitas PSG tidak terpengaruh. Di Maria justru menambah tajam lini depan yang sudah dihuni penyerang tengah Zlatan Ibrahimovic dan Edinson Cavani plus Lucas Moura.

PSG menjadi tim dominan di Ligue 1. Mereka mencetak gol terbanyak di liga (81 gol) dan kebobolan paling sedikit (18 gol). Catatan gol tersebut adalah yang terbanyak kedua di antara para pemimpin klasemen lima liga-liga utama Eropa.  

Leicester City di Liga Primer hanya mencetak 55 gol, Barcelona menjadi yang terbanyak dengan 87 gol, Bayern Munich hanya 66 gol, sedangkan Juventus hanya 56 gol.

Namun, PSG lebih baik dibanding empat tim lainnya tersebut karena jarak poin antara dirinya di puncak klasemen dengan pesaing terdekat adalah yang terjauh: 25 angka!

Dengan jarak sejauh itu, PSG bisa leluasa mengalihkan fokusnya ke Liga Champions.

Akhir musim Manchester City penuh masalah

Blase Matuidi siap menjadi energi di lini tengah PSG. Sumber: Facebook Page PSG.

Situasi itu jelas berbeda dibanding City. Internal City sudah tidak solid setelah manajer Manuel Pellegrini tak akan melanjutkan kontraknya musim depan. Dia bakal digantikan oleh Pep Guardiola.

Apapun hasil yang diraih Pellegrini musim ini, tak akan ada imbas bagi karirnya. Begitupun bagi beberapa pemain yang sudah merasa tidak akan masuk dalam rencana mantan pelatih Barca itu. Salah satunya tentu saja Yaya Toure.

Pemain Pantai Gading itu bahkan sudah menimbang tawaran beberapa klub lain sebelum Guardiola mendarat di Manchester.

Kiprah rival sekota Manchester United itu juga tidak terlalu mulus di Liga Primer. Mereka berada di peringkat keempat dan keteteran mengimbangi konsistensi Leicester City.

Setelah menjuarai Piala Liga pada Februari lalu, banyak yang menganggap City bisa lebih fokus di liga domestik dan Liga Champions. Apalagi, mereka sudah “mengikhlaskan” Piala FA setelah dibantai Chelsea 1-5.

Ternyata, gelar Piala Liga tak membuat Vincent Kompany kembali ke jalur kemenangan. Setelah mengalahkan Liverpool via adu penalti itu, City justru kalah dua kali, seri dua kali, dan hanya menang dua kali.

Selain itu, badai cedera di Etihad Stadium, kandang City, juga belum reda. Kompany, Toure, dan Raheem Sterling masih dibekap cedera. Winger Kevin De Bruyne sudah kembali tampil di Liga Primer tapi kemungkinan belum bisa diturunkan di Paris.

Joe Hart juga masih diragukan bisa merumput dini hari nanti.

Perkiraan formasi Paris Saint Germain vs Manchester City. Sumber: Whoscored.com

Sebaliknya, PSG tak banyak persoalan. Blanc masih diperkuat 90 persen pemain utama. Hanya Marco Verratti dan Javier Pastore yang kondisinya diragukan.

Tapi, Blanc masih memiliki Thiago Motta dan Adrien Rabiot. Motta mungkin sudah lambat karena faktor usia. Tapi Rabiot sudah membuktikan bahwa dia layak jadi pemain inti.

Pemain belia PSG itu bahkan ikut mencetak gol ke gawang Chelsea saat timnya menang 2-1 di London, 9 Maret.

Meskipun begitu, Blanc tetap merendah. Dia justru mengatakan bahwa City lebih memiliki banyak talenta. “Mereka lebih memiliki banyak kualitas dibanding kami,” katanya seperti dikutip situs resmi UEFA.

Blanc mengatakan bahwa anak asuhnya harus mewaspadai upaya kebangkitan kembali City seperti di era 1970-an. “Jangan sampai kita melupakan masa-masa itu,” katanya.

Sebaliknya, Pellegrini menganggap duel antara kedua tim adalah pertarungan sama kuat. Tidak ada favorit. “PSG dan kami cukup identik dalam hal keinginan untuk tumbuh dari tahun ke tahun. Kedua tim sama-sama punya peluang untuk lolos ke semifinal,” katanya.—Rappler.com

BACA JUGA:

 

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!