BLOG: Kopi spesial, spesial kopi

Uni Lubis

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

BLOG: Kopi spesial, spesial kopi
Melihat dari dekat persiapan Indonesia menjadi portrait country di SCAA ke-28

 

ATLANTA, Georgia, AS – Rabu malam waktu setempat, 13 April, belasan orang Indonesia berkumpul di lobi Hotel Westin, di kawasan Jalan Peachtree, Atlanta.  Satu kelompok membahas persiapan teknis jelang pembukaan Specialty Coffee Association of America (SCAA) pada Kamis sore, 14 April, di Georgia World Congress Center.  Satu kelompok lainnya membahas persiapan forum bisnis Indonesia yang akan digelar Kamis pagi di Hotel Double Tree, yang lokasinya berseberangan dengan Hotel Westin. Forum bisnis diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri melalui Konsulat Jendral Republik Indonesia di Houston.

Saya bergabung duduk dengan tim Konjen Houston. Konselor ekonomi Sherly Malinton sibuk mengkoordinasikan susunan acara forum bisnis.  Kita kenal Sherly sebagai bintang film tahun 80-an. Dia kemudian menekuni karir sebagai diplomat.  Dari Sherly saya mendapat informasi bahwa presentasi Indonesia di ajang SCAA 2016 didukung oleh 4 kantor perwakilan, yaitu Konjen Houston, Konjen LA, dan Konjen Chicago.  Tahun ini, untuk pertama kalinya sejak SCAA digelar, Indonesia menjadi negara potret (portrait country).  

“Meskipun setiap tahun ada perwakilan dari asosiasi yang ikut SCAA, tahun ini pemerintah memfasilitasi dan mengkoordinasikan delegasi Indonesia,” ujar Direktur Pengembangan Promosi dan Citra di Kementerian Perdagangan, Merry Maryati.

Saya berbisik kepada Moenardji Soedargo, anggota Dewan Penasihat Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (GAEKI) yang duduk di sebelah saya. “Apa sih pentingnya memgikuti SCAA?”  Moenardji yang juga ketua dewan pengurus Sustainable Coffee Platform Indonesia (SCOPI) mengajak saya pindah ke bagian lain dari lobi hotel untuk berbincang lebih banyak. 

Di kelompok teknis, Irvan Helmi, barista yang juga “coffee chief” di Anomali Coffee Café, mengecek daftar peralatan untuk menyajikan kopi terbaik Indonesia di ajang SCAA. Mulai dari pengaduk sampai ketel alias ceret.

“AS adalah pasar kopi yang besar. Ikut serta di  pameran seperti ini kesempatan baik untuk promosi, terutama karena Indonesia memiliki varian kopi asli terbanyak.  Tapi, kita jangan melupakan pengembangan pasar untuk kopi arus utama yang selama ini menjadi tumpuan kehidupan jutaan petani dan andalan ekspor Indonesia,” kata Moenardji.

Speciality Coffee adalah kopi yang ditanam di daerah tertentu dengan iklim dan kondisi tanah yang tertentu pula.  Menurut Moenardji, dunia mengenal kopi Brasil, kopi Kolumbia sampai Kopi Vietnam.  Kopi Indonesia?  “Mereka mengenal dengan baik kopi Sumatera, Kopi Sulawesi Toraja, kopi Aceh Gayo sampai Flores Bajawa.  Kalau ditanya pernah tahu kopi Indonesia?  Banyak yang menggelengkan kepala,” ujar Moenardji, yang juga direktur Prasidha Aneka Niaga Tbk, produsen dan eksportir kopi.

Posisi sebagai portrait country di SCAA 2016 akan dimanfaatkan sebagai “peluncuran” nation branding Kopi Indonesia.  “Kalau sekedar pameran tanpa tujuan khusus, ujungnya cuma buang duit untuk promosi.  Padahal komunitas kopi itu sudah saling kenal.  Pembeli dan produsernya ya sudah jelas, orangnya itu ke itu saja,” kata Moenardji. 

Jelang Lebaran tahun 2015, ketika Kementerian Perdagangan meminta asosiasi untuk menyampaikan masukan soal apa yang perlu dilakukan di ajang SCAA 2016, SCOPI memasukkan ide pengembangan merek nasional itu.  

“Kopi terbaik Indonesia akan menjadi sorotan utama lebih dari 12 ribu pengunjung SCAA Expo 2016. Sebagai negara potret, kita berharap dapat meningkatkan branding sebagai pemilik kopi terbaik di dunia yang lolos seleksi standar tinggi yang ditetapkan SCAA,” ujar Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong pada konferensi pers bertajuk “Celebrating Indonesia as Portrait Country SCAA 2016” di Alun-Alun Indonesia, Grand Indonesia, pada hari Jumat, 8 April.

Di ajang SCAA 2016, Indonesia akan menyajikan 17 kopi terbaik Indonesia. Ke-17 specialty coffee telah diuji oleh Caswells Coffee yang bertindak sebagai kurator kopi. Lembaga ini merupakan satu-satunya laboratorium kopi di Indonesia yang tersertifikasi standar SCAA.

Ke-17 jenis speciality coffee yang lolos kurasi dengan cupping score lebih besar dari 83,5 adalah jenis Gunung Puntang, Mekar Wangi, Manggarai, Malabar Honey, Atu Lintang, Toraja Sapan, Bluemoon Organic, Gayo Organic, Java Cibeber, Kopi Catur Washed, West Java Pasundan Honey, Arabica Toraja, Flores Golewa, Redelong, Preanger Weninggalih, Flores Ende, dan Java Temanggung. Jenis Gunung Puntang mendapatkan skor 86,25 dan menjadi speciality coffee Indonesia paling direkomendasikan.

Saat ini, pangsa pasar kopi Indonesia di pasar AS sebesar 5,5 persen atau urutan ke-6 di bawah Brasil, Kolombia, Vietnam, Kanada, dan Guatemala.

Menurut International Coffee Organization, Indonesia menduduki urutan ke-4 sebagai produsen kopi terbesar di dunia pada 2014 dengan perkiraan produksi mencapai 622 ribu metrik ton per tahun. Indonesia juga dikenal memiliki varian kopi terbanyak dengan jumlah hampir 100 jenis varian kopi arabika yang dikenal sejak tahun 1699.

Beberapa yang terkenal antara lain Sumatra Lintong, Sumatra Solok Minang, Java Preanger, Java Ijen Raung, Java Estate, Sulawesi Toraja, dan Papua Wamena.

Selain menyajikan kopi Indonesia, untuk pertama kalinya dalam sejarah sebuah portrait country alias negara penyaji utama, stand Indonesia akan melakukan lelang internasional atas delapan jenis kopi Indonesia. 

SCAA menjadi sebuah ajang  meningkatkan kopi Indonesia, sebuah upaya elevasi sekaligus edukasi.  Di SCAA, produsen dan konsumen melestarikan kultur minum kopi.  Jaringan kedai kopi besar dengan merek yang sudah mendunia terus berekspansi.  Tetapi kita melihat dalam lima tahun terakhir bermunculan kedai kopi yang dikelola anak muda, menyajikan kopi asli seraya mengedukasi konsumen tentang kopi. 

“Kopi itu minuman yang tak memabukkan, stimulan mental yang kuat, meningkatkan kejernihan otak,” demikian Jules Michelet, sejarahwan Perancis.

Atas undangan dari Kementerian Perdagangan, saya menyiapkan diri mencicipi kopi terbaik Indonesia, dan tentu saja membandingkannya dengan kopi terbaik dari negara pesaing, di ajang SCAA 2016.  Semoga minum belasan cangkir kopi tak membuat saya sleepless in Atlanta.  – Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!