INFOGRAFIS: Indonesia darurat kekerasan terhadap perempuan

Febriana Firdaus

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

INFOGRAFIS: Indonesia darurat kekerasan terhadap perempuan
Pada tahun lalu, kekerasan seksual ada di peringkat ketiga. Tapi tahun ini, kekerasan seksual menempati peringkat kedua.

 

JAKARTA, Indonesia — Kisah YY, gadis berumur 14 tahun yang diperkosa oleh 14 laki-laki hingga meregang nyawa di Bengkulu, membuat publik marah.  

Kasus ini pertama kali diangkat oleh aktivis perempuan yang juga jurnalis paruh waktu Kate Walton yang kemudian disambut oleh Kartika Jahja, musisi yang peduli terhadap isu perempuan, serta kelompok Kolektif Betina.

Kartika mengagas gerakan online dengan tagar #NyalaUntukYuyun di Instagram dan Twitter. Hashtag itu pun menjadi trending topic. Belakangan aksi tersebut diikuti oleh selebriti di Tanah Air. 

Namun kekerasan yang dialami perempuan tidak hanya dialami YY, gadis remaja yang dikenal sebagai salah satu siswa pandai di kelasnya itu. Tapi juga perempuan-perempuan malang lainnya. 

Menurut Lembar Fakta Catatan Tahunan Komisi Nasional Perempuan (Komnas Perempuan) pada 2016, kekerasan terhadap perempuan semakin meluas dan meningkat. 

Catatan Tahunan (CATAHU) yang diluncurkan setiap tahun ini diterbitkan untuk memperingati Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret lalu. 

CATAHU dimaksudkan untuk memaparkan gambaran umum tentang besaran dan bentuk kekerasan yang dialami oleh perempuan di Indonesia dan memaparkan tren kekerasan terhadap perempuan yang terjadi selama satu tahun ke belakang.

Data yang disajikan dalam CATAHU Komnas Perempuan adalah kompilasi data kasus riil yang ditangani oleh lembaga layanan bagi perempuan korban kekerasan, baik yang dikelola oleh negara, termasuk di dalamnya lembaga penegak hukum, maupun atas inisiatif masyarakat.

Data CATAHU juga memuat pengaduan kasus langsung yang diterima, serta hasil laporan dari Pengadilan Agama dan kajian Komnas Perempuan.

Pelaku kekerasan seksual adalah orang terdekat

Apa saja temuannya? Salah satunya adalah meningkatnya kekerasan seksual terhadap perempuan yang pelakunya adalah orang terdekat. Bahkan kekerasan seksual mengalami peningkatan peringkat dari tahun lalu. 

Pada 2015, kekerasan seksual ada di peringkat ketiga dalam daftar CATAHU. Tapi tahun ini, kekerasan seksual menempati peringkat kedua. Bentuk kekerasan seksual tertinggi adalah perkosaan sebanyak 2.399 kasus atau 72%.

Diikuti oleh pencabulan 18% atau 601 kasus, dan pelecehan seksual 5% atau 166 kasus.

Komisioner Komnas Perempuan Yuniyanti Chuzaifah mengatakan lembaganya sudah memperingatkan publik dan negara terkait kekerasan seksual yang makin meluas ini sejak 2013. Terutama seperti kekerasan seksual kolektif yang dialami korban YY. 

Kata Yuniyanti, rata-rata korban kekerasan kolektif ini adalah remaja, tapi ada juga ibu-ibu. 

“Untuk kasus di Bengkulu ini menunjukkan betapa kekerasan seksual yang ada di daerah ini potensial tidak terungkap dan tidak diketahui publik, bahkan terlambat ditangani karena absennya lembaga layanan yang masih terbatas,” kata Yuniyanti pada Rappler, Rabu pagi, 3 Mei. 

Apalagi, menurutnya, perhatian publik terhadap isu ini masih minim. Akibatnya? “Impunitas pelaku, karena tidak terpapar atau diproses secara hukum,” ujarnya. 

Data Komnas Perempuan ini dilengkapi oleh aktivits perempuan, Kate Walton. Ia mengumpulkan secara mandiri data kekerasan terhadap perempuan di Indonesia yang berujung pada pembunuhan. 

Menurut Walton, sejak Januari 2016 hingga hari ini terdapat 43 kasus kekerasan terhadap perempuan yang berujung pada hilangnya nyawa. Yang mencengangkan, sebagian besar pelaku adalah suami korban.

Alasannya: Cemburu pada pasangan. 

Berikut infografis laporan CATAHU Komnas Perempuan selengkapnya:

—Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!