Israel bekukan izin perjalanan 83 ribu warga Palestina

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Israel bekukan izin perjalanan 83 ribu warga Palestina

AFP

Hamas mengatakan ada banyak 'kejutan' untuk Israel selama Ramadan.

JAKARTA, Indonesia – Pemerintah Israel membekukan izin perjalanan 83 ribu warga Palestina selama bulan Ramadan 2016. Keputusan ini diambil setelah dua pria Palestina menembaki warga sipil di dekat Kementerian Pertahanan Israel yang berlokasi di Tel Aviv pada Rabu, 8 Juni 2016.

“Semua izin selama Ramadan, terutama izin kunjungan keluarga dari Yudea dan Samaria ke Israel, dibekukan,” demikian pengumuman dari unit pengelola urusan sipil di wilayah pendudukan Tepi Barat, COGAT, pada Kamis, 9 Juni 2016.

Perintah ini juga berlaku bagi ratusan warga Palestina yang berada d Gaza. Sebelumnya, Israel mengatakn izin Ramadan ini merupakan ‘itikad baik’ terhadap warga Palestina.

Tak hanya kunjungan, mereka juga tak diperbolehkan mengikuti salat tarawih di Masjid Al Aqsa, Yerusalem, ataupun bepergian lewat bandara internasional Tel Aviv.

COGAT mengatakan, hanya pekerja kemanusiaan dan medis saja yang boleh melintasi kedua negara.

Perketat pengawasan

Militer Israel mengumumkan kalau mereka akan menambah ratusan tentara di Tepi Barat setelah kejadian ini. “Unit tambahan melingkupi tentara infanteri dan unit khusus,” demikian diumumkan.

Sementara itu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu masih berdiskusi dengan Sekretaris Kabinet untuk merespons peristiwa ini. Di dalamnya termasuk juga Menteri Pertahanan Israel yang baru, Avigdor Lieberman.

“Saya tak akan menyampaikan secara spesifik langkah yang akan kami ambil, tetapi kami tak akan berhenti pada kata-kata saja,” kata dia.

Hancurkan rumah pelaku

Dua pria Palestina melakukan penembakan di salah satu pusat perbelanjaan dan wisata di Tel Aviv, Israel pada Rabu, 8 Juni 2016. Pemerintah Israel kemudian membekukan izin lintas. Foto oleh Johanna Geron/EPA

Insiden ini berawal saat dua orang pria berpakaian serba hitam mulai menenmbaki orang-orang di restoran Max Brenner, Sarona, yang merupakan pusat perbelanjaan dan wisata. Akibatnya, 4 warga Israel tewas dan 9 lainnya terluka.

Polisi cepat bertindak dan menangkap kedua pelaku. Salah satunya terkena tembakan dan dirawat di rumah sakit Israel; sementara yang lainnya berhasil diamankan. Polisi mengatakan keduanya masih berusia 20-an dan berkerabat.

Keduanya dipastikan tidak memiliki afiliasi dengan kelompok militan manapun.

Menurut keterangan polisi, keduanya menyusup masuk dari desa Yatta yang berada di Hebron, salah satu kota di Tepi Barat. Motif penyerangan diduga karena dua paman mereka dihukum penjara seumur hidup di Israel.

Atas kejadian ini, militer Israel bersiap untuk menghancurkan rumah keluarga salah satu penyerang. Cara ini umum dilakukan sebagai bentuk hukuman terhadap pembuat onar.

Kelompok Islam militant Hamas memuji serangan ini, namun tidak mengklaim bertanggung jawab. Mushir al-Masri, salah satu pejabat Hamas, mengatakan serangan ini ‘sangat heroik.’

“Para Zionis harus bersiap dengan lebih banyak ‘kejutan’ selama Ramadan,” kata mereka lewat pernyataan resmi.

Selama 8 bulan terakhir, warga Palestina terlibat dalam belasan serangan terhadap warga sipil ataupun tentara Israel. Angka kematian mencapai 32 warga Israel, dan 2 warga Amerika.

Namun, Palestina sendiri juga kehilangan 200 jiwa, yang diklaim Israel sebagai ‘pelaku serangan. – Rappler.com

BACA JUGA: 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!