FEWEAS, aplikasi peringatan dini banjir pada gadget

Ari Susanto

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

FEWEAS, aplikasi peringatan dini banjir pada gadget
Aplikasi peringatan dini banjir cukup akurat dan membantu masyarakat di dua sisi Bengawan Solo melek informasi dan bisa mengantisipasi banjir

SOLO, Indonesia – Banjir melanda dan melumpuhkan Kota Solo, salah satu wilayah hulu daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo pada Juni 18 dan 19 lalu. Meskipun banjir ini berdampak pada lebih dari 1.000 kepala keluarga, beruntung tidak ada korban jiwa.

Selain kesiagaan relawan bencana dan masyarakat sekitar aliran sungai, sejumlah kelurahan di Solo yang menjadi langganan banjir tahunan sudah memanfaatkan teknologi informasi dalam memprediksi banjir lewat Flood Early Warning and Early Action System (FEWEAS), sebuah aplikasi pemantau banjir yang bisa diunduh gratis di smartphone berbasis android dan iOS.

FEWEAS ini sebenarnya sudah dirilis oleh Palang Merah Indonesia (PMI) atas dukungan dari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, Perum Jasa Tirta 1, dan Zurich Insurance Indonesia beberapa bulan lalu, sedangkan aplikasinya dikembangkan oleh tim peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB). FEWEAS didesain sebagai upaya terobosan dalam pengurangan risiko bencana banjir yang berbasis TI – penyajian informasi akurat dengan pembaruan (update) per jam lewat gadget.

Di Solo, PMI membentuk relawan Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) yang terdiri dari 30 orang di setiap kelurahan yang diberi pelatihan kebencanaan, termasuk cara evakuasi dini dengan memanfaatkan informasi FEWEAS dan mengajarkannya kepada masyarakat sekitar.

“Ini aplikasi cukup akurat dan membantu, karenanya kami ingin agar semua wilayah di sisi Bengawan Solo memanfaatkannya sehingga masyarakat melek informasi dan bisa mengantisipasi banjir,” ujar Sumartono, pengurus PMI Solo bidang kebencanaan kepada Rappler, Rabu 21 Juni.

Namun, aplikasi ini baru diterapkan untuk DAS Bengawan Solo, dan sungai-sungai lain, seperti Ciliwung dan Citarum, akan menyusul. DAS Bengawan Solo dipilih sebagai lokasi pertama penggunaan FEWEAS karena banjir tahunan di sungai terpanjang di Pulau Jawa ini dinilai memiliki dampak sosial-ekonomi yang besar dan kerusakan infrastruktur yang parah.

DAS yang melewati 17 kabupaten dan 3 kota di Jawa Tengah dan Timur ini memiliki kepadatan penduduk 1.028 per kilometer persegi yang rentan. Tidak hanya wilayah hilir yang sering terkena banjir, seperti Ngawi dan Bojonegoro, wilayah hulu sungai seperti Solo, Sukoharjo, Karanganyar hampir rutin setiap tahun mengalami banjir akibat luapan air sungai.

FEWEAS tidak mencegah banjir, tetapi meminimalkan risiko, terutama korban manusia, dengan menyediakan informasi terkini mengenai cuaca, iklim, dan potensi banjir. Teknologi ini juga akan membantu masyarakat dengan memprediksi banjir, sehingga bisa mengurangi dampak banjir dengan antisipasi dini secara tepat.

“Sistem ini canggih dan kuat dalam model, bisa mengambil data dari 35 titik pemantauan dan tahu persis lokasi-lokasi banjir dengan tepat. Informasi ini diperbarui terus secara real-time,” kata ketua tim pengembang aplikasi FEWEAS yang juga Ketua Jurusan Meteorologi dan Geofisika ITB,  Armi Susandi, di Solo beberapa waktu lalu.
 
FEWEAS bisa diunduh gratis di ponsel pintar berbasis android dan iOS. Foto oleh Ari Susanto
Apa saja fitur FEWEAS?
  
 
Curah hujan

Pengguna FEWEAS bisa melihat data curah hujan yang dicatat 26 stasiun pengamatan hujan yang berada di sepanjang DAS Bengawan Solo secara real-time.

Tinggi muka air

Ketinggian muka air sungai di setiap stasiun pengamatan  juga bisa dipantau secara real-time, tidak hanya sungai utama Bengawan Solo, tetapi juga anak-anak sungainya. Fitur ini menyajikan informasi dari Wonogiri hingga Bojonegoro. Misalnya, Lokasi: Jurug, Status: Siaga 3, Muka air maksimum: 83,72 meter, Waktu: 19 Juni 2016 jam 08:59:00.

Prediksi banjir

Fitur ini memberikan informasi bencana banjir per jam yang akan terjadi dalam dua hari ke depan dan dilengkapi dengan peringatan dini jika banjir akan terjadi. Bahkan, FEWEAS bisa memberikan informasi di wilayah mana akan terjadi genangan air dan berapa ketinggian genangan dengan presisi yang cukup tinggi.

Prediksi cuaca

Aplikasi ini bisa memprediksi cuaca per tiga jam dalam dua hari ke depan dengan skala jangkauan desa, sehingga bisa membantu masyarakat beraktifitas dan mengantisipasi cuaca ekstrim. Fitur ini juga dilengkapi informasi temperatur udara, tekanan, kelembabab, arah dan kecepatan angin, serta curah hujan.

Prediksi iklim

FEWEAS bisa memprediksi iklim hingga lima tahunan dengan update per 10 hari dalam skala jangkauan desa. Fitur ini mengadopsi Smart Climate Model yang dikembangkan oleh ITB yang sudah teruji akurasinya dan digunakan di banyak lokasi di Indonesia.

Info anda

Fitur ini dirancang sebagai tempat untuk saling berbagi informasi antarpengguna FEWEAS tentang keadaan cuaca sekitar, termasuk jika terjadi bencana, laporan masyarakat tentang banjir di DAS Bengawan Solo, dan informasi yang mereka sampaikan lewat Twitter @info_feweas.

“Lewat fitur ini, setiap orang bisa mengirim dan berbagi foto dan video tentang cuaca di lingkungannya masing-masing,” ujar Armi.

FEWEAS dan penanggulangan bencana


Tidak hanya relawan PMI, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solo dan Sukoharjo saat ini sudah memanfaatkan aplikasi FEWEAS sebagai panduan utama penanganan bencana banjir DAS Bengawan Solo. Menurut kepala BPBD Solo Gatot Sutanto, aplikasi ini mudah, akurat, dan bisa digenggaman semua orang mengingat saat ini hampir semua orang memilikismartphone.

“Sebelum memakai FEWEAS, petugas kami harus mengecek  kondisi muka air di setiap pos pemantauan lewat radio, handy-talky, atau telepon. Prosesnya butuh waktu, dan terkadang susah terhubung, tetapi sekarang jauh lebih mudah,” kata Gatot.

Dengan sekali tap, pengguna aplikasi sudah bisa mendapatkan informasi ketinggian muka air di seluruh pos pemantauan, seperti Waduk Gajah Mungkur, Pintu Jurug, dan Dam Colo. Gatot juga telah memerintahkan semua anak buahnya untuk mengunduh aplikasi ini agar mereka memiliki informasi terbaru tentang kemungkinan risiko banjir di sepanjang DAS.

Sedangkan BPBD Sukoharjo kini tidak lagi menggantungkan pada early warning system yang terpasang di Jembatan Bacem. Dengan FEWEAS, mereka bisa memperoleh informasi ketinggian air di setiap titik dengan mudah. Bahkan, ia bisa mengetahu daerah mana saja yang berpotensi terkena genangan air, sehingga bisa berkonsentrasi di lokasi tersebut untuk membantu evakuasi dini.

Anang, seorang warga di Grogol Sukoharjo, salah satu wilayah yang terdampak banjir bercerita bahwa dirinya mengunduh FEWEAS karena aplikasi tersebut sangat membantunya menyediakan informasi yang lengkap, cepat, dan akurat tentang ancaman banjir. Termasuk banjir kemarin, ia mengatakan prediksi banjirnya memiliki presisi dalam meramalkan lokasi-lokasi yang tergenang air.

“Ini aplikasi yang sangat bagus, tetapi sekali lagi semuanya tergantung manusianya, terutama masyarakat yang tinggal di sekitar DAS, sejauh mana mereka merasa sadar dan merasa perlu mengakses informasi potensi banjir di lingkungannya,” kata Kepala BPBD Jawa Tengah Sarwa Pramana. – Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!