SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia — Keluarnya Inggris dari Uni Eropa menimbulkan perubahan sosial yang berkepanjangan. Kini, rakyat negara Ratu Elizabeth II itu tengah dirundung perpecahan, terutama bagi mereka kaum migran.
Bagaimana tidak, salah satu alasan utama para Briton memilih keluar dari Uni Eropa adalah karena mereka menolak masuknya warga asing ke Inggris. Bagi mereka, para imigran hanya mengambil lapangan pekerjaan dan memperkeruh perekonomian mereka.
Penolakan pun semakin menguat setelah Brexit — atau Britain exit — terealisasi setelah referendum pada pekan lalu. Meski demikian, Wali Kota London baru, Sadiq Khan, justru memiliki sikap berbeda.
(BACA: 5 fakta tentang wali kota London Muslim pertama, Sadiq Khan)
‘Kalian tetap diterima’
Dalam pidato yang disampaikan pada Festival Pride pada Sabtu, 25 Juni kemarin, Khan mengungkap kebanggaannya pada warga Eropa non-Inggris.
“Kota London berterimakasih atas kontribusi besar kalian, dan hal itu tidak akan berubah,” kata Khan, seperti dilansir dari The Guardian.
Sebagai seorang pemimpin kota dengan penduduk besar dan komunitas yang beragam, Khan mengakui kalau perbedaan kepercayaan dan latar belakang tak dapat ditoleransi dengan mudah. Namun, ia tetap menyerukan supaya semua orang saling menghormati, memeluk, bahkan merayakan perbedaan ini.
“Saya ingin menyampaikan pesan kepada satu juta orang Eropa yang tinggal di London. Kalian diterima di sini,” katanya.
Tetap dalam Uni Eropa
Meski Inggris telah memilih keluar, Khan tengah berupaya supaya London bisa tetap masuk dalam pasar besar Uni Eropa. Langkah ini diperlukan supaya penduduk kotanya bisa mempertahankan lapangan kerja dan investasi.
“London harus diwakili, dalam negosiasi apapun yang berhubungan dengan UE,” kata dia.
Tak hanya itu, Khan juga menyerukan pemimpin Partai Buruh, Jeremy Corbyn, untuk kembali menyatukan rakyat Inggris yang terbelah pasca referendum. Corbyn, menurut Khan, harus “turut menyambung kembali jurang”.
Kota ramah LGBT
Festival Pride ini sebenarnya menunjukkan tangan terbuka London terhadap kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Tak dapat dipungkiri, masih banyak penolakan yang diterima oleh kaum penyuka sesama jenis.
Lewat festival ini, Khan menegaskan akan mempertahankan reputasi kota London sebagai “kota paling ramah LGBT di planet bumi”. Langkah ini akan berjalan paralel dengan penerimaan terhadap bangsa Eropa lain yang juga merasa terancam.
“Lewat aksi pemilihan kemarin, yang dalam semangat inklusivitas mengikat kaum LGBT dan komunitas (Eropa), kita semua bertanggungjawab untuk memperbaiki pemisahan yang muncul,” kata dia.—Rappler.com
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.