Indonesia

Berita hari ini: Senin, 27 Juni 2016

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Berita hari ini: Senin, 27 Juni 2016

EPA

Pantau terus laman ini untuk melihat perkembangan berita pilihan redaksi Rappler pada Senin, 27 Juni 2016.

Indonesia wRap: Senin, 27 Juni 2016

Dari Lionel Messi pensiun dari tim nasional Argentina hingga Kemenpora jatuhkan sanksi untuk Persija

Kapten Argentina, Lionel Messi, memutuskan untuk pensiun dari tim nasional Argentina. Keputusan itu diambil usai Messi gagal kembali membawa Argentina menjadi juara Copa America Centenario. Kekalahan ini menjadi yang keempat bagi Messi bersama tim Argentina. 

Apa komentar Messi mengenai kekalahannya itu?

Kementerian Pemuda dan Olahraga menggelar pertemuan dengan berbagai pihak yang dianggap terlibat dalam aksi kerusuhaan di Stadion Utama Bung Karno (SUBK) pada Jumat, 24 Juni. Tindak kerusuhan itu terjadi ketika tengah digelar pertandingan antara Persija melawan Sriwijaya FC.

Dari hasil pertemuan tersebut, Menpora Imam Nahrawi menjatuhkan sanksi bagi Persija dan suporternya, The Jakmania. Apa isi sanksi tersebut? Saksikan jawabannya dalam video Indonesia wRap berikut:

 

Malaysia bantah telah lakukan pelanggaran di wilayah udara Natuna

JAKARTA, Indonesia – Menteri Pertahanan Malaysia, Hishammuddin Tun Hussein menepis pesawat militer mereka jenis Hercules C-130 telah menerobos wilayah udara di atas Pulau Natuna pada Sabtu, 25 Juni. Menurut Hishammuddin, pesawat militer Malaysia sedang melakukan misi pelatihan dengan terbang dari pangkalan Subang.

Mereka telah menentukan rute penerbangan dengan pangkalan militer Labuan. Memang, sekitar pukul 12:03 pesawat dengan kode panggil MEGA207 menerima adanya identifikasi visual dari 2 pesawat TNI Angkatan Udara jenis F-16.

Begitu mengetahui hal tersebut, Hishammuddin mengatakan MGE207 sudah mencoba mengontak ke-2 pesawat TNI AU. Tetapi, gagal. Akhirnya, kedua pesawat TNI menghilang dengan sendirinya tanpa notifikasi apa pun.

“Sehingga, harus dicatat MEGA207 tidak dicegat oleh TNI AU. Jika kami dicegat, maka kami diperingatkan untuk mendarat paksa, tetapi itu tidak terjadi,” ujar Hishammuddin dalam keterangan pers yang dirilis pada Senin, 27 Juni.

Insiden adanya tuduhan pencegatan pesawat militer Negeri Jiran, tidak akan dianggap enteng. Malaysia mengaku tidak akan mengubah rute itu, tanpa terlebih dahulu harus memberi tahu.

“Saya telah memberikan mandat kepada Kepala Angkatan Bersenjata Malaysia (RMAF), Jenderal Tan Sri Roslan bin Saad untuk menempuh berbagai acara yang diperlukan agar bisa memanfaatkan hak kami untuk menggunakan rute itu. Hal tersebut berdasarkan kesepakatan antara Malaysia dan Indonesia yang diteken pada 25 Februari 1982,” tutur Hishammuddin.

Lalu, bagaimana versi TNI? Panglima TNI, Gatot Nurmantyo justru menyatakan hal berbeda. Menurutnya, pesawat Hercules C-130 milik Malaysia terpantau telah melanggar wilayah udara Indonesia di kepulauan Natuna.

“Di bawah, kami berbicara perwira penghubung (Liason Officer), tetapi LO bilang tidak ada pesawat. Tetapi, setelah kami cek kembali, jelas itu pesawat berbendera Malaysia karena militer tidak mengakui,” ujar Gatot.

Alhasil dua pesawat F-16 TNI terpaksa menggiring keluar Hercules C-130. Justru menurut Gatot, TNI AU sudah menghubungi Malaysia, tetapi tak direspons.

“Iya, pesawat Malaysia itu, mereka terbang terindikasi kemudian dari radar terpantau. Para pilot F-16 take-off untuk memberikan tanda kemudian membuka jalur internasional,” kata Gatot.

Karena adanya perbedaan persepsi, maka Hishammuddin mengaku akan membahas isu ini secara khusus dengan Menhan Ryamizard di Jakarta. Rencananya pada bulan depan, Hishammuddin akan berkunjung ke Indonesia.’

Dia berharap isu semacam ini harus dibahas secara terbuka untuk memastikan tercapainya kesepakatan bersama. – dengan laporan ANTARA/Rappler.com

KJRI New York hanya berikan fasilitas penjemputan di bandara untuk putri Fadli Zon

 MINTA FASILITAS. Wakil Ketua DPR, Fadli Zon mengaku meminta fasilitas penjemputan bagi putrinya yang mengikuti kursus musim panas di New York. Alasan minta dijemput di Bandara JFK karena tiba di New York pada dini hari. Foto oleh Septianda Perdana/ANTARA

 JAKARTA, Indonesia – Aksi pejabat tinggi meminta fasilitas kepada perwakilan Indonesia di luar negeri yang sifatnya tak terkait dinas masih terus terjadi. Kali ini, menimpa Wakil Ketua DPR, Fadli Zon.

Putri Fadli, Shafa Sabila diketahui sedang berada di New York, Amerika Serikat untuk mengikuti kursus teater untuk periode 12 Juni hingga 12 Juli. Maka terbitlah surat dari Kesekjenan DPR untuk meminta bantuan kepada KBRI Washington DC dan KJRI New York supaya Shafa diberi fasilitas.

Di dalam surat edaran yang kini sudah diberitakan luas, Fadli terlihat meminta penjemputan dari bandara dan pendampingan selama berada di sana. Kendati Fadli mengaku belum melihat surat itu, tetapi politisi tersebut mengaku memang meminta bantuan ke KBRI dan KJRI.

Dia mengaku sengaja meminta bantuan penjemputan, karena putrinya tiba di kota berjuluk Big Apple tersebut pada dini hari.

“Tidak ada pendampingan (saat di New York). Tetapi dibantu dijemput karena sampai di sana jam 02:00 pagi. Lalu, dia diantar ke rumah orang Indonesia di sana,” ujar Fadli ketika dikonfirmasi media.

Dia menyebut, untuk mobilitas, putrinya itu menyewa mobil. Tetapi benar kah putrinya tiba dini hari di New York? Pejabat bidang sosial dan budaya KJRI New York, Benny YP Siahaan justru menyebut sesuai jadwal di tiket, Shafa tiba pukul 14:15 di Bandara JFK, New York.

“KJRI New York telah menerima surat dari Kepala Biro KSAP a.n. Sekretaris Jenderal DPR RI mengenai Rencana Perjalanan Putri Wakil Ketua DPR RI /Korpolkam ke AS no. 271/KSAP/DPR RI/VI/2016 pada 10 Juni 2016,” ujar Benny dalam pesan pendek kepada Rappler pada Senin malam, 27 Juni.

Isi surat itu berisi informasi bahwa Shafa akan mengikuti summer camp Stage Manor di Loch Sheldrake.

“Yang bersangkutan mendarat di New York menggunakan penerbangan maskapai Emirates dengan nomor penerbangan EK 201 pukul 14:15 siang di Bandara JFK New York,” kata Benny lagi.

Surat tersebut, ujarnya, sudah dijawab oleh KJRI New York. Pihak KJRI hanya bisa memberikan bantuan berupa penjemputan.

“Karena keterbatasan anggaran, KJRI New York tidak dapat memberikan fasilitas pendampingan karena jaraknya sekitar 200 kilometer dari kota New York,” tutur dia.

Sebelum kasus Fadli mencuat, peristiwa bocornya surat meminta fasilitas bagi anggota DPR juga menimpa Rachel Maryam dan anggota DPRD DKI Wahyu Dewanto Suripan. Bahkan, Wahyu meminta fasilitas itu melalui rekan satu partainya, Menteri PAN RB, Yuddy Chrisnandi. – Rappler.com

Risma: Saya terikat janji dengan masyarakat Kota Surabaya

RISMA. Kejaksaan Tinggi Jawa Timur menyebutkan surat perintah dimulainya penyidikan bagi mantan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sudah keluar. Foto dari www.kemendagri.go.id

Walikota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan dirinya terikat janji dengan masyarakat Surabaya untuk bertahan di Kota Pahlawan itu sampai akhir jabatan.

“Sampai sekarang keinginan pun tidak ada, kepikiran pun tidak ada. Saya tidak ngomong soal Jakarta karena saya sudah berjanji kepada warga Surabaya,” katanya saat buka bersama di Rumah Dinas Wali Kota Surabaya, Jawa Timur, pada Senin, 27 Juni.

Menurut Risma, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri juga menyerahkan keputusan kepada dirinya untuk menentukan apakah maju atau tidak dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta pada Februari 2017.

“Satu bulan lalu Bu Mega cerita dari partai meminta saya ke Jakarta. Tapi ibu menyampaikan, itu mbak Risma dari sini dari sini. Ibu menyarankan begitu, kalau kalian tidak bisa memaksa, kalau mbak Risma maksudnya ikhlas,” kata Risma.

Berbagai survei menunjukkan Risma, yang dilantik menjadi Walikota Surabaya, Jawa Timur  untuk masa bakti 5 tahun pada Februari lalu, adalah salah satu penantang terkuat dari petahana Gubernur Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama. Bila mencalonkan diri pada pemilihan gubernur Jakarta pada 2017, Risma harus mengundurkan diri jabatannya. Baca berita selengkapnya di Antaranews.com

Jokowi: Tidak ada rencana untuk meminta maaf ke PKI

AKSI UNJUK RASA. Sekelompok massa yang tergabung dalam ormas Front Pancasila meminta penyelenggaraan 'Simposium Nasional: Membedah Tragedi 1965' dibubarkan. Foto oleh Santi Dewi/Rappler

Presiden Joko “Jokowi” menegaskan pada Senin, 27 Juni, bahwa pemerintah tidak mempunyai rencana untuk meminta maaf kepada Partai Komunis Indonesia (PKI).

“Sebetulnya sudah berkali-kali saya sampaikan, bertemu dengan PP Muhammadiyah saya sampaikan, bertemu dengan PBNU juga saya sampaikan. Bertemu dengan tokoh masyarakat dan ulama juga sudah saya sampaikan termasuk saat upacara peringatan hari Kesaktian Pancasila di Lubang Buaya setahun yang lalu juga sudah saya katakan,” kata Jokowi di Markas Besar TNI Cilangkap, Jakarta Timur pada Senin sore.

Menurut Jokowi, saat ini pemerintah fokus pada pembangunan saja.

“Untuk menyongsong masa depan agar lebih baik, agar peristiwa semacam itu tidak terjadi lagi. Oleh sebab itu kita harus merajut kebersamaan, merajut persatuan untuk membangun bangsa ini, untuk menjadi bangsa yang siap berkompetisi, bangsa yang maju, bangsa yang memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya,” kata Jokowi. Baca berita selengkapnya di Antaranews.com.

Fadli Zon diisukan minta fasilitas KBRI Washington DC untuk anaknya

Wakil Ketua DPR Fadli Zon diisukan meminta fasilitas dari KBRI Washington DC bagi anaknya yang sedang mengikuti kursus di Amerika Serikat. Foto dari twitter @fadlizon

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadli Zon diisukan meminta fasilitas dari Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk anaknya Shafa Sabila Fadli yang saat ini sedang mengambil summer course atau kursus musim panas di Amerika Serikat.

Salinan faksimil dari Sekjen DPR beredar luas pada Senin, 27 Juni yang isinya meminta KBRI Washington DC melalui KJRI New York untuk menjemput dan mendampingi Shafa Sabila Fadli selama dia megikuti Stagedoor Manor 2016 dari 12 Juni sampai 12 Juli 2016.

“Sehubungan dengan itu, kami mohon bantuan dari KBRI Washington melalui KJRI New York untuk penjemputan dan pendampingan kepada puteri tersebut selama berada di New York, Amerika Serikat,” demikian bunyi surat tersebut.

Fadli Zon mengaku anaknya sedang mengambil kursus musim panas (summer course) di Amerika Serikat tetapi menolak tudingan dia meminta fasilitas dari KBRI Washington DC. Baca berita selengkapknya di Detik.com– Rappler.com

 

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!