Kasus Fadli Zon, Kepala Biro Kerjasama Antar Parlemen DPR minta maaf

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kasus Fadli Zon, Kepala Biro Kerjasama Antar Parlemen DPR minta maaf

ANTARA FOTO

Fadli berjanji akan mengganti biaya penjemputan yang telah dikeluarkan oleh KJRI New York.

JAKARTA, Indonesia (UPDATED) — Kepala Biro Kerja Sama Antar Parlemen DPR RI, Saiful Islam, meminta maaf atas kesalahpahaman berita faksimili keberangkatan putri Fadli Zon ke Amerika Serikat.

“Bukan atas permintaan Bapak Fadli Zon,” kata Saiful lewat siaran pers pada Kamis, 30 Juni.

Saiful mengatakan, Wakil Ketua DPR RI itu memberi tahu salah satu staf untuk melaporkan kedatangan putrinya, Shafa Sabila Fadli, di New York ke pihak Konsulat Jenderal RI (KJRI) setempat. Shafa, yang baru saja lulus SMA, seorang diri berangkat ke Amerika Serikat.

Oleh staf tersebut, permintaan Fadli diterjemahkan dalam bentuk nota dinas kepada Kepala Biro KSAP, yang isinya meminta bantuan penjemputan, dengan catatan biaya transportasi akan ditanggung pribadi. Oleh Saiful, permintaan itu diteruskan dalam bentuk berita faksimili tentang rincian perjalanan Shafa.

“Adapun format isi berita dibuat berdasarkan template untuk kepentingan dinas anggota DPR RI,” kata Saiful.

Berita ini mengacu pada Keputusan Presiden RI No. 108 tahun 2003 tentang Pokok-pokok Organisasi Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri.

KJRI memang menjemput Shafa dari Bandara John F. Kennedy ke area Queens, yang berjarak 13 kilometer dari bandara.

“Bukan ke lokasi acara, seperti yang diberitakan,” kata Saiful. Pihak KJRI juga tidak mendampingi Shafa karena tak diperbolehkan oleh penyelenggara acara.

Atas kekeliruan surat ini, Saiful meminta maaf. “Khususnya kepada Bapak Fadli Zon dan Shafa Sabila Fadli atas ketidaknyamanan dengan pemberitaan yang berkembang,” katanya.

Penjelasan Fadli Zon

Sebelumnya, Fadli Zon mengklarifikasi pemberitaan mengenai tersebarnya faksimili berisi permintaan fasilitas bagi putrinya yang tengah berada di New York, Amerika Serikat.

Dalam keterangan tertulis yang dirilis pada Selasa, 28 Juni, politisi dari Partai Gerindra itu membantah telah meminta fasilitas untuk kepentingan pribadi kepada KJRI New York.

Bahkan, ia turut membantah adanya instruksi kepada Sekretariat Jenderal DPR RI untuk membuat surat penyediaan fasilitas dan pendampingan bagi putrinya, Shafa.

“Sehingga, secara pribadi, saya juga tidak mengetahui pengiriman surat dari Setjen DPR RI ke KJRI New York,” ujar Fadli dalam keterangan tertulis itu.

Fadli mengungkapkan bahwa ia hanya meminta staf sekretariat untuk memberitahukan keberadaan Shafa di New York yang bertujuan untuk mengikuti Stagedoor Manor Camp 2016 yang berlangsung pada 12 Juni hingga 12 Juli mendatang.

“Maksud pemberitahuan kepada KJRI New York dilakukan sebagai upaya memenuhi imbauan Kementerian Luar Negeri untuk melakukan lapor diri bagi WNI yang melakukan kunjungan ke luar negeri. Anak saya perempuan berusia 18 tahun melakukan perjalanan ke New York seorang diri,” katanya.

“Sudah sepantasnya setiap warga negara Indonesia perlu melaporkan diri di kantor perwakilan pemerintah setempat atas nama keamanan dan lain-lain.”

Menanggapi pernyataan Konsul Jenderal RI di New York, Benny YP Siahaan, yang mengatakan adanya permintaan pendampingan, Fadli menganggap hal tersebut adalah bohong.

“Sebab kegiatan Stagedoor Manor Camp berlangsung di tempat khusus di Loch Sheldrake [2 jam dari New York City] adalah tempat terpencil di New York State di mana peserta harus tinggal dan menetap serta tak boleh didampingi sama sekali,” katanya.

Meskipun begitu, Fadli tak menampik adanya fasilitas penjemputan yang diberikan KJRI.

“Ini ternyata inisiatif staf saya memastikan tak ada masalah imigrasi dan menjamin keselamatan anak saya dari bandara ke tempat tinggal di rumah kawan orang Indonesia. Tak ada fasilitas lain,” ujarnya.

Fadli pun menjelaskan bahwa kegiatan Shafa di New York tidak dalam rangka liburan, melainkan untuk mengikuti sekolah teater singkat di Loch Sheldrake, New York, untuk remaja berusia 10-18 tahun.

Stagedoor Manor Camp merupakan kegiatan yang telah berlangsung lebih dari 40 tahun dan tahun ini Shafa merupakan satu-satunya anak Indonesia yang ikut dalam kegiatan tersebut. 

Terganggu

Dalam keterangan resmi tersebut, Fadli turut mempertanyakan penyebab tersebar luasnya faksimili. Sebab, di dalam dokumen itu terdapat nomor kontak putrinya yang merasa terganggu karena dihubungi oleh nomor asing pasca berita ini tersebar luas. Dia menduga berita itu sengaja disebarluaskan karena terkait motif politis.

“Saya berharap pihak KJRI New York atau KBRI Washington yang menyebarluaskan surat tersebut bisa menjelaskan,” kata dia lagi.

Fadli mengaku sudah menghubungi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk mencari klarifikasi. Namun, teleponnya belum diangkat Menlu Retno.

Dia juga menyebut akan mengirimkan biaya pengganti transportasi karena pihak KJRI New York sudah memberikan penjemputan bagi putrinya. Fadli menghitung biaya yang terpakai untuk bensin dari Bandara JFK ke rumah orang Indonesia dan memakan waktu perjalanan sekitar 40 menit menghabiskan dana sekitar USD100 atau sekitar Rp 1.340.000,00.

“Saya akan mengembalikan uang itu ke Pejambon (Kemlu),” katanya lagi. —Rappler.com

BACA JUGA: 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!