SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia — Ramadan sudah hampir berakhir dalam hitungan hari. 10 hari terakhir Ramadan selalu mendatangkan keunikan tersendiri, termasuk di Masjid Raya Habiburrahman Kota Bandung, Jawa Barat.
Betapa tidak, pada malam-malam ini, masjid dipadati jemaah yang melaksanakan ritual ibadah di masjid yang dikenal dengan “iktikaf” dengan membawa seluruh keluarganya. Karena mereka menetap selama sepuluh hari, pihak masjid memperbolehkan membawa tenda-tenda untuk tinggal, makan, dan tidur.
Tak heran, kini teras masjid dipenuhi tenda-tanda bak areal perkemahan.
Kisah jemaah membawa tenda itu berawal sejak 2003. Semula, masjid yang terletak Jalan Kapten Tata Natanegara tersebut hanya diisi oleh karyawan PT Dirgantara Indonesia atau yang dulunya dikenal dengan Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN).
Namun dalam perkembangannya, kini jemaah berbondong-bondong membawa sanak keluarganya berkemah untuk beritikaf demi bisa khusyuk beribadah.
Tahun ini bahkan hampir 500 jemaah dengan tenda masing-masing sudah memadati area masjid pada malam pertama di sepuluh hari terakhir Ramadan.
Setiap tahunnya jemaah yang beriktikaf bisa mencapai 6.000 orang, terutama di malam ganjil penghujung Ramadan.
Tidak hanya dari dalam kota, bahkan para jemaah dari luar kota pun ikut berkemah, seperti Sukabumi, Pekalongan, hingga dari kota-kota di pulau Sumatera.
Dalam kesehariannya, para jemaah melaksanakan salat tarawih usai waktu isya diselingi tidur malam, dilanjutkan dengan salat “Qiamulail” (salat malam) berjemaah selama 3 jam. Setelah itu jemaah melakukan makan sahur, salat subuh, dan dilanjutkan kajian agama Tazkiyatun Nafs.
Siang harinya jamaah mengikuti kajian usai ashar dan buka bersama. Kegiatan peribadatan itu dilakukan secara terus menerus hingga Ramadan berakhir.
Sepuluh hari terakhir Ramadan adalah malam-malam istimewa bagi umat Muslim yang melaksanakan ibadah puasa Ramadan.
Semua mengharapkan berkah untuk dapat mengalami perjumpaan dengan malam teristimewa, yakni lailatul qadar, atau malam turunnya kitab suci Al-Qur’an, yang diperkirakan ada di sepuluh hari terakhir Ramadan.
—Antara/Rappler.com
Baca liputan Rappler tentang Ramadan:
- Lailatul Qadr, malam yang lebih baik dari seribu bulan
- Berbuka di bawah naungan atap biru
- Rayakan Ramadan bersama anak-anak di Masjid At-Tin
- Masjid Jami’e Darussalam, oase di tengah kebisingan Jakarta
- Masjid Lautze, masjid bergaya Tionghoa di Jakarta
- Menikmati Ramadan ala Madinah di Masjid Sunda Kelapa
- Masjid pertama yang dibangun Raden Rahmad di Surabaya
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.