FOTO: Berkemah menjemput ‘lailatul qadar’

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

FOTO: Berkemah menjemput ‘lailatul qadar’

ANTARA FOTO

Ribuan jemaah Masjid Raya Habiburrahman di Bandung berkemah agar tak terlewat malam seribu bulan

JAKARTA, Indonesia — Ramadan sudah hampir berakhir dalam hitungan hari. 10 hari terakhir Ramadan selalu mendatangkan keunikan tersendiri, termasuk di Masjid Raya Habiburrahman Kota Bandung, Jawa Barat. 

Jemaah melaksanakan salat qiamulail pada saat beriktikaf. Foto oleh Novrian Arbi/Antara

Betapa tidak, pada malam-malam ini, masjid dipadati jemaah yang melaksanakan ritual ibadah di masjid yang dikenal dengan “iktikaf” dengan membawa seluruh keluarganya. Karena mereka menetap selama sepuluh hari, pihak masjid memperbolehkan membawa tenda-tenda untuk tinggal, makan, dan tidur. 

Jemaah membawa keluarganya untuk beritikaf di tenda di halaman Masjid Raya Habiburahman. Foto oleh Novrian Arbi/Antara

Tak heran, kini teras masjid dipenuhi tenda-tanda bak areal perkemahan. 

Foto oleh Novrian Arbi/Antara

Kisah jemaah membawa tenda itu berawal sejak 2003. Semula, masjid yang terletak Jalan Kapten Tata Natanegara tersebut hanya diisi oleh karyawan PT Dirgantara Indonesia atau yang dulunya dikenal dengan Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN). 

Semula, masjid ini hanya diisi oleh karyawan PT Dirgantara Indonesia atau Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN). Foto oleh Novrian Arbi/Antara

Namun dalam perkembangannya, kini jemaah berbondong-bondong membawa sanak keluarganya berkemah untuk beritikaf demi bisa khusyuk beribadah. 

Foto oleh Novrian Arbi/Antara

Tahun ini bahkan hampir 500 jemaah dengan tenda masing-masing sudah memadati area masjid pada malam pertama di sepuluh hari terakhir Ramadan. 

Para jemaah melaksanakan salat tarawih usai waktu isya diselingi tidur malam. Foto oleh Novrian Arbi/Antara

Setiap tahunnya jemaah yang beriktikaf bisa mencapai 6.000 orang, terutama di malam ganjil penghujung Ramadan. 

Foto oleh Novrian Arbi/Antara

Tidak hanya dari dalam kota, bahkan para jemaah dari luar kota pun ikut berkemah, seperti Sukabumi, Pekalongan, hingga dari kota-kota di pulau Sumatera. 

Jemaah berdoa usai salat malam. Foto oleh Novrian Arbi/Antara

Dalam kesehariannya, para jemaah melaksanakan salat tarawih usai waktu isya diselingi tidur malam, dilanjutkan dengan salat “Qiamulail” (salat malam) berjemaah selama 3 jam. Setelah itu jemaah melakukan makan sahur, salat subuh, dan dilanjutkan kajian agama Tazkiyatun Nafs. 

Jemaah melaksanakan salat qiamulail saat beriktikaf. Foto oleh Novrian Arbi/Antara

Siang harinya jamaah mengikuti kajian usai ashar dan buka bersama. Kegiatan peribadatan itu dilakukan secara terus menerus hingga Ramadan berakhir. 

Sepuluh hari terakhir Ramadan adalah malam-malam istimewa bagi umat Muslim yang melaksanakan ibadah puasa Ramadan.

Foto oleh Novrian Arbi/Antara

 

Semua mengharapkan berkah untuk dapat mengalami perjumpaan dengan malam teristimewa, yakni lailatul qadar, atau malam turunnya kitab suci Al-Qur’an, yang diperkirakan ada di sepuluh hari terakhir Ramadan.

Jemaah melintas di antara tenda yang digunakan untuk beriktikaf. Foto oleh Novrian Arbi/Antara

—Antara/Rappler.com

Baca liputan Rappler tentang Ramadan:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!