Indonesia hanya diizinkan masuk wilayah perairan Filipina untuk bebaskan sandera

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Indonesia hanya diizinkan masuk wilayah perairan Filipina untuk bebaskan sandera
Sesuai dengan kesepakatan yang diteken kedua negara, Indonesia baru bisa masuk ke wilayah perairan Filipina dalam keadaan darurat.

JAKARTA, Indonesia — Pemerintah Filipina mengklarifikasi pernyataan Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu mengenai negaranya yang telah memberi izin bagi militer Indonesia masuk ke teritori Filipina dan membebaskan 7 warga negara Indonesia (WNI) anak buah kapal (ABK) TB Charles.

Menurut mantan Menteri Pertahanan Filipina, Voltaire Gazmin, militer Indonesia baru bisa masuk dan menyelamatkan WNI dari kelompok Abu Sayyaf jika hal tersebut terjadi di wilayah perairan Indonesia.

“Itu pun berdasarkan situasi darurat dan mengejar sandera,” ujar Gazmin kepada media.

Hal tersebut sesuai dengan Kesepakatan Penyeberangan Perbatasan yang diteken kedua negara pada 1975. Dalam kesepakatan itu, tertulis pasukan keamanan Indonesia diizinkan masuk ke zona maritim Filipina dalam keadaan terdesak karena sedang mengejar pelaku tindak kejahatan.

Hal itu juga berlaku jika terjadi situasi darurat di perairan Filipina, kemudian pelaku tindak kejahatan melarikan diri ke wilayah maritim Indonesia. Tetapi, ketika menyangkut wilayah darat, pasukan militer Indonesia hanya dibolehkan melakukan operasi militer terbatas, seperti berbagi informasi dengan otoritas Filipina, bukan menggelar operasi dengan menggunakan senjata.

Pernyataan Ryamizard membuat publik bingung. Ketika ditemui di Istana Negara pada Rabu, 29 Juni, Ryamizard mengatakan otoritas Filipina telah membolehkan militer Indonesia untuk masuk tidak saja ke wilayah perairan, tetapi juga darat.

“Secara garis besar (masuk ke wilayah laut) boleh. Tetapi, kan titik-titiknya harus dibicarakan. Seperti kemarin kan masuk harus lewat mana, kemudian rute yang ditempuh ke mana. Kalau terlalu banyak kapal justru kan akan ngawur,” kata Ryamizard.

Sementara, terkait masuk ke wilayah daratan Filipina, Indonesia masih terus membicarakan hal tersebut dengan negara mitranya.

Ryamizard menyebut wacana ini merupakan salah satu poin yang disepakati dalam nota kesepahaman bersama (MoU) trilateral untuk mengatasi tindak teror di wilayah perairan Sulu. Pada Minggu, 26 Juni, Ryamizard berkunjung ke Filipina untuk kembali membahas MoU tersebut.

Kapal berbendera Indonesia kembali menjadi sasaran pembajakan karena masih melintas ke area Filipina selatan untuk mengirimkan batu bara.

“Sebelum masuk (ke wilayah Filipina), tentu kita akan mengabarkan di dalam kapal ada berapa personil. Jenis kapal yang akan masuk ini. Jika mereka mengizinkan, maka kita masuk,” tutur jenderal purnawirawan itu.

Menempatkan penjaga di kapal

Sementara, di tempat yang sama, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyebut salah satu poin yang tertera di dalam MoU tersebut adalah penentuan koridor laut. Menurutnya, kesepakatan koridor laut ini penting karena berisi izin adanya tentara yang boleh ikut di atas kapal dan mengawal.

“Jadi, dalam bagian kewenangan Pak Menhan ada dua yang dibahas, yakni mengenai upaya penanganan (penyanderaan) yang sekarang dan tindak pencegahan,” kata Retno.

Sementara, dalam proses pergantian kepemimpinan di Filipina, ia sudah mulai membangun akses komunikasi dan jaringan. Pada Kamis, 30 Juni, rencananya Rento akan bertolak ke Manila untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri terpilih.

“Salah satu tujuan saya berkunjung ke Filipina tentunya untuk menjalin komunikasi. Karena pada saat pembebasan yang dulu, komunikasi intensif antara saya dengan Menlu sangat membantu dalam upaya pembebasan sandera,” tutur mantan Duta Besar Indonesia untuk Belanda itu.

Sementara, dari 7 WNI yang disandera, otoritas Indonesia baru mengetahui lokasi 4 WNI. Panglima TNI Gatot Nurmantyo memastikan keempat WNI saat ini berada di Pulau Jolo.

“Mereka dalam kondisi sehat. Tapi, saya belum bicara sendiri dengan sandera. Kami masih koordinasi dan cek untuk memastikan,” ungkap Gatot kepada media.

Dari informasi yang diperoleh TNI, kata Gatot, motivasi penculikan karena ingin meminta uang tebusan kepada pemerintah Indonesia. – Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!